khianat 45

5.9K 408 22
                                    

Ren dan Naumi baru saja keluar dari ruangan pemeriksaan di rumah sakit. Ren merangkul pinggang Naumi dan saat mengetahui Bahwa Naumi sedang hamil, Ren sama sekali tidak memudarkan senyumnya.

Naumi pun sama halnya, sebuah anugrah besar yang Naumi dapatkan dari sang Tuhan, sebentar lagi Naumi akan menjadi seorang ibu yang pastinya Naumi akan mempertaruhkan nyawa demi buah hatinya.

"Pelan-pelan Sayang!" Ucap Ren.

"Iya," jawab Naumi.

Ren membuka kan pintu mobil untuk Naumi, dan setelah Naumi di pastikan duduk Aman, barulah Ren menuju kursi pengemudi.

Menjalankan mobil dengan sangat pelan, Naumi menatap Ren heran. "Kenapa pelan sekali?" tanya Naumi.

"Aku takut Baby mungil itu terguncang" jawab Ren.

"Astaga, Ren! Dia tidak akan kenapa-kenapa. Jika Kamu mengendarai nya sangat lambat, Aku bisa-bisa kaku di dalam mobil"

Ren cengengesan. "Maaf Sayang. Yasudah, Aku tambah satu garis kecepatannya"

Naumi menghela nafas pelan. "Satu garis mah sama aja" gumam Naumi.

Naumi bersedekap dada menatap arah luar jendela. Tersenyum menatap para penjual jajanan pinggir Jalan yang ramai akan pembeli.

"Sayang, Aku pengen makan jajan itu" tunjuk Naumi.

"Tidak. Kamu harus memakan makanan yang bergizi"

"Sesekali gak apa-apa kan?"

"Sekali pun Aku tidak mengizinkannya"

"Kamu ih" Naumi berdecak kesal.

Cukup lama mereka menempuh perjalanan dari rumah sakit sampai di kediamannya, karna Ren yang begitu lama mengendarai mobil sehingga membuang-buang waktu seperti ini.

Ren membuka pintu mobil mempersilahkan Naumi keluar, dan setelah itu Ren dengan sigap menggandeng tangan Naumi sebelum wanita itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Ren, Ini sudah di rumah" ujar Naumi.

"Aku tau Sayang, Tapi tetap saja Aku harus menjaga Kamu dan buah hati Kita" jawab Ren seraya mengelus perut Naumi.

Naumi duduk di sofa dan begitupun Ren.

"Aku sudah memperkerjakan lima asisten rumah tangga yang akan mengurus rumah dan memenuhi semua apa yang kamu butuhkan"

"Banyak sekali"

"Itu masih kurang Sayang. Dan rencananya aku akan mencari lima asisten lagi"

Naumi mengelus lengan Ren, menatap wajah Suaminya itu. "Jangan berlebihan Sayang, Lima saja lebih dari cukup. Apalagi Kamu sudah banyak memiliki bodyguard"

"Aku tidak mau kamu kelelahan, Sayang"

"Aku tidak lelah, Kan Kamu sendiri yang melarang aku mengerjakan hal sekecil pun"

Naumi merapikan Rambut Ren dan tersenyum ke arah laki-laki itu. "Aku tau Kamu sangat menjaga anak ini, Tapi kamu harus percaya kalau Aku lebih bisa menjaganya dari siapapun"

Ren memeluk Naumi dan mengecup pucuk kepala Wanita itu. "Aku sangat bahagia. Terimakasih, karna Kamu adalah sumber kebahagiaan Aku"

Naumi mengangguk.

"Berjanji untuk tetap selamanya bersamaku, Aku tidak ingin Kamu pergi" ucap Ren.

"Aku tidak bisa berjanji. Dan jikapun aku pergi, Aku harap Kamu tidak membenciku"

"Jangan berkata seperti itu, Aku gak sanggup menjalani hari tanpa Kamu, Aku sangat membutuhkan Kamu, Sayang. Berjanjilah untuk tetap menemani ku hingga Aku tiada"

KHIANAT (End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin