khianat 02

13.6K 1K 23
                                    

Naumi menatap datar layar ponsel yang menampilkan alamat Agen rahasia tersebut. Masih berfikir keras akan hal ini, Naumi memang membutuhkan uang untuk melanjutkan hidupnya, tetapi menjadi agen rahasia bukanlah hal mudah.

Naumi pernah membaca tentang Agen-agen tersebut, memang memiliki gaji yang besar, tetapi perkerjaannya juga sangat sulit, apalagi Naumi seorang perempuan.

Naumi menghembuskan nafas gusar, meletakkan ponsel di atas ranjang, ingin beranjak mengambil handuk, tetapi pintu kamarnya terbuka dan memperlihatkan sosok sang Ayah yang mendekat ke arahnya.

Plak

Tamparan tanpa sebab. Wajah Naumi menoleh, saat tangan kekar itu menerpa dengan kuat wajah cantiknya.

"DASAR ANAK JALANG" marah Sang Ayah__ Anggara.

"Kenapa Ayah nampar Naumi? Naumi sudah menjalankan apa yang Ayah inginkan" tanya Gadis itu.

"AYAH MALU PUNYA ANAK JALANG SEPERTI KAMU. BELUM PUAS KAMU MENCORENG NAMA BAIK AYAH, HAH? DAN SEKARANG KAMU MALAH KEMBALI MEMBUAT NAMA AYAH BURUK"

"maksud Ayah, Apa?" tanya Naumi sama sekali tidak mengerti dengan tuduhan Anggara.

Anggara mengeluarkan ponsel, memperlihatkan sosok Naumi sedang bermesraan dengan laki-laki yang entah siapa.

Naumi menggeleng. "Itu bukan Naumi, Yah"

"JANGAN BOHONG, KAMU. SUDAH JELAS WAJAH KAMU TERTERA DI SITU, DAN KAMU MASIH MAU NGELES?"

"Tapi memang bukan Naumi, Yah. Naumi gak pernah melakukan hal keji itu"

Plak

Tamparan keras kembali Naumi dapatkan.

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI. SUDAH UNTUNG AYAH BESARKAN KAMU, TAPI APA BALASAN KAMU, HAH?"

"Yah. Tolong sekali saja percaya sama Naumi. Naumi gak pernah melakukan itu." Naumi menyentuh tangan Anggara, tetapi secepat kilat di hempas kasar.

"ANAK MENJIJIKKAN SEPERTI KAMU, TIDAK PANTAS MENYENTUH KULIT AYAH"

Naumi menatap nanar tangan yang tadi di hempas kasar. Sejak kecil Naumi tidak pernah mendapat perlakuan baik dari seorang Ayah. Ayah yang katanya menjadi cinta pertama seorang perempuan, tetapi tidak dengan Naumi, justru Ayahnya adalah lelaki pertama yang menyayat hatinya.

"Yah, Kenapa Ayah jahat sama Naumi? Naumi sudah melakukan apa yang Ayah inginkan, Bahkan Naumi membiayai hidup Naumi sendiri tanpa merepotkan Ayah?"

"Kamu pantas mendapat kejahatan itu, Naumi. Gara-gara Kamu lahir di dunia ini, Rumah tangga Ayah hancur"

"Bukan salah Naumi, Yah. Ini semua salah Ayah yang menyelingkuhi Istri Ayah sendiri dengan Bunda Naumi"

"Berani Kamu menjawab, Hah?"

Anggara ingin kembali melayangkan pukulan untuk Naumi. Gadis itu memejamkan matanya, bersiap menerima rasa sakit yang setiap hari Ia peroleh.

Anggara mengurungkan niatnya, menurunkan tangan dan mengepalkannya.

"Andai Kamu tidak di bawa ke rumah ini, Keluarga Ayah masih utuh dan bahagia, Naumi" ujar Anggara.

"Yah, Naumi juga anak Ayah. Anak yang lahir dari rahim seorang wanita korban dari perbuatan Ayah sendiri"

"Asal Kamu tau, Bunda Kamu yang menggoda Ayah"

"Dan juga kenapa Ayah tergoda? Jika Ayah mengingat Anak dan Istri Ayah di rumah, Ayah tidak akan tergoda dengan Bunda"

"Kamu sama saja seperti Bunda jalang Mu itu. Pantas saja, Kamu melayani nafsu laki-laki hidung belang demi uang"

Naumi menggeleng pelan. "Demi apapun, Naumi tidak sekeji itu, Yah"

KHIANAT (End)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt