khianat 24

6.3K 486 5
                                    

Duduk di belakang sekolah bersama Monik, Naumi menikmati sekaleng minuman bersoda serta seplastik jajanan yang sebelumnya mereka beli di kantin sekolah.

Datangnya seorang laki-laki berhasil membuat keduanya Kompak mendengus.

"Ngapain Lo kesini?" tanya Monik dengan raut wajah tidak suka menatap laki-laki itu.

"Gue ada perlu sama Naumi" jawab Morgan.

"Apa?" tanya Naumi.

"Boleh Gue ngomong berdua sama Lo?"

Monik beranjak dan mengambil kaleng minuman tersebut. "Jangan lama-lama" ucap Monik sebelum melangkah pergi.

Setelah Monik menjauh, Morgan duduk di sebelah Naumi dan ikut menatap lurus seperti apa yang sekarang Naumi tatap.

"Ada perlu apa? Jangan basa-basi, Gue gak suka" ucap Naumi tanpa menoleh sedikitpun.

"Lo gak kenapa-kenapa kan?" tanya Morgan.

Naumi menaikkan sebelah alisnya.

Morgan hanya ingin memastikan saja jika Meena tidak menyentuh ataupun menyakiti Naumi. Ancaman Meena tidak bisa Morgan sepelekan, cukup tau bahwa Meena adalah gadis nekad yang akan melakukan apa saja demi keinginan nya tercapai.

"Lo doain Gue Mati?"

"Bukan gitu, Nau. Gue hanya memastikan saja"

"Seperti yang Lo liat, Gue baik-baik aja"

Morgan menghela nafas lega.

"Nau, Lo hati-hati, Ya!" ucap Morgan.

"Lo kenapa sih? Aneh banget" Naumi menatap heran Morgan.

"Ooouh, otak Lo geser gara-gara gosip itu kan?" tebak Naumi.

"Bukan, Nau" jawab Morgan.

"Dan Gue mau tanya ke Lo, Apa bener Lo ngehamili Meena?" tanya Naumi ingin memastikan sendiri akan gosip yang tengah beredar.

Morgan menggeleng. "Gue gak tau" jawab Morgan.

"Kok gak tau? Bukannya Elo udah nyentuh Meena, hm?"

Morgan hanya diam, menatap Naumi pun tidak.

Karna tidak ada jawaban dari Morgan, Naumi beranjak. "Sebentar lagi bel bunyi, gue ke kelas"

Naumi melangkahkan kakinya meninggalkan Morgan yang masih terduduk di sana. Tidak berani berkata jujur ke Naumi, Morgan tidak mau kenyataan ini membuat Naumi semakin benci bahkan semakin menjauhi dirinya.

"Morgan ngomong apaan?" tanya Monik yang bersandar di tiang menunggu Naumi.

"Nanyain kabar doang" jawab Naumi.

"Ouh," Monik mengangguk dan kembali merogoh plastik jajan.

Duduk seorang diri di taman dengan fikiran kalut dan tidak tentu arah. Morgan ingin rasanya berteriak sekencang-kencangnya bahwa anak yang di kandung Meena belum tentu darah dagingnya.

"Gue cariin Lo kemana-mana, ternyata di sini" ujar Meena dan langsung duduk di sebelah Morgan.

Morgan hanya menatap sekilas.

"Lo tau, Gara-gara Anak yang gue kandung, Gue di jauhin temen-temen Gue"

"Bukan urusan Gue" sahut Morgan.

"Ini urusan, Lo. Karna Anak ini darah daging Lo"

"Gue masih belum yakin, Na. Kalau emang itu anak Gue, pastinya Gue tanggung Jawab. Dan Gue sama sekali gak yakin bahwa anak itu adalah anak Gue"

KHIANAT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang