Khianat 04

10.7K 852 15
                                    

Menjalankan misi yang di beri Regav, Naumi bersiap dengan pakaian serba hitam dan tidak lupa untuk memakai masker dan topi yang akan membantu menutupi identitasnya.

Naumi menempelkan simbol palsu agen Devil Angel, setelah itu keluar dari kamar lewat balkon. Karna jika lewat pintu depan, Anggara dan Meena pasti akan kembali mencaci maki dan berkata yang tidak-tidak.

Naumi berjalan dengan was-was menuju bagasi, sedikit repot karna Naumi tidak memiliki motor.

Naumi menghidupkan mesin mobil dan keluar dari pekarangan rumah tersebut. Dengan kecepatan di atas rata-rata, Naumi menuju kantor perusahaan yang akan menjadi sumber penyelidikan pertama.

Naumi harus berhasil menjalankan misi ini, dengan segala rencana yang sudah Naumi susun, Naumi yakin malam ini masalah akan terpecahkan.

Bukan Naumi namanya jika masalah tidak terpecahkan dalam waktu singkat, Apalagi hanya mengatasi tentang koruptor, Naumi hanya menyentilkan jari kelingkingnya saja.

Sesampainya di sana. Naumi turun dari mobil dan langsung masuk ke perusahaan tersebut yang ternyata masih banyak para karyawan yang pastinya kerja lembur.

Naumi membuka masker dan topinya, dan Naumi juga sudah menyediakan pakaian layaknya seorang karyawan kantor tersebut.

Setelah Naumi berganti pakaian, Naumi berjalan dengan sangat santai melewati para karyawan tersebut, dan sesekali ia tersenyum dan memberi sapaan.

"Maaf Mba, Mba karyawan baru ya?" tanya salah satu perkerja yang sedang lembur.

"Iya, Mba. Saya baru kerja hari ini" jawab Naumi.

"Eum, Kamu duduk di mana? Kok Aku baru lihat kamu?"

"Aku duduk di samping ruang Ceo, Karna Aku menggantikan sekretaris Pak Juanda yang sedang izin" jawab Naumi yang sebelum nya sudah menyelidiki hal ini.

"Yasudah. Aku pulang dulu, udah malam soalnya" ujar karyawan tersebut.

"Iya" jawab Naumi.

Naumi tersenyum miring. Hal sangat mudah untuk mengelabuhi para karyawan tersebut.

Naumi naik ke lantai tiga, dan menelisik keseluruh penjuru yang terdapat banyak Cctv di sana.

Naumi heran, Jika ada banyak Cctv di perusahaan ini, Kenapa bisa ada koruptor? Dan kenapa Ceo tersebut tidak bisa menemukan siapa pelaku korupsi dan pembobolan brangkas yang terletak di dalam ruang Ceo.

Naumi tersenyum miring, Naumi tau apa yang harus ia lakukan sekarang.

Naumi menelusuri seluruh penjuru kantor, mencari dimana ruang Cctv tersebut. Tidak di temukan, dan kali ini Naumi menuju belakang perusahaan yang kemungkinan aksea Cctv berada di sana.

Benar saja, Naumi kembali memakai masker, dan topi. "Aman nih! Gak ada yang jaga" ujar Naumi.

Naumi masuk begitu saja, dan mengotak-ngatik layar komputer yang langsung terhubung keseluruhan Cctv yang berada di perusahaan tersebut.

"Gila! Waktunya aja terjeda begini, Dan pasti sudah di sabotase" ujar Naumi menatap fokus layar komputer.

Naumi meletakkan sesuatu di bagian pojok tembok ruang Cctv tersebut, dan setelah itu bergegas keluar.

Sesampainya di depan ruang Ceo, Naumi memutar knop pintu dan was-was menatap sekitar memastikan keadaan aman dan tidak ada yang melihat aksinya.

Naumi masuk ke ruang Ceo tersebut, tidak ada hal aneh di dalam ruangan ini. Dan memang benar, Ruangan itu terdapat dua brangkas besar yang pastinya berisi harta dan barang berharga perusahaan itu.

Naumi menempelkan benda kecil di bagian tersembunyi, dan setelah itu keluar dari ruang Ceo untuk menunggu hasil dari kerjanya yang singkat ini.

Naumi berjalan dengan sangat anggun keluar dari kantor tersebut. Masuk dan duduk santai di dalam mobil, menyesap benda bernikotin dengan kedua telinga yang tersumpal Airphone.

KHIANAT (End)Onde histórias criam vida. Descubra agora