26 || Gay-ilan

5.6K 333 8
                                    

⚠︎part ini sebagian hanya berisi narasi, semoga suka, ehhe

Vote dan komen nya, jangan lupa❣︎

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

Seminggu berlalu, dan hampir selama itu Qilla bingung harus apa disini. Menjelang pukul tujuh malam, barulah bunda kembali dari restoran di sekitar rumah sakit. Dengan plastik pada tangan kiri yang lumayan banyak. Disampingnya ada Nadine yang menemani sang bunda belanja makan malam hari ini, sedangkan ayah ke toilet beberapa menit yang lalu.

Sebenarnya sudah hampir dua jam Qilla hanya berdiam di sofa yang letaknya tak jauh dari ranjang Jasmine berada. Sesekali Qilla memainkan ponselnya mengusir rasa bosan, bunda ataupun Nadine sibuk dengan urusan mereka atau menemani Jasmine di sofa.

"Tersangka yang nabrak Jasmine, udah ketemu. Tadi ayah nelfon aku, dia ke kantor polisi buat ngurus," kata Nadine, membantu bunda menaruh sebagian plastik di meja, lalu duduk di samping Qilla. "Anak muda sekarang udah banyak lari dari tanggung jawab, taunya mikirin diri sendiri, doang."

Nadine menggerutu, raut wajahnya persis seperti kucing marah sekarang, mulut nya tidak berhenti mengomentari remaja yang telah menabrak Jasmine.

"Aku dengar, remaja itu tengah mabuk, karena tidak sadar saat berkendara, menyebabkan fokus nya hilang hingga menabrak Jasmine dari seberang," jeda nya sebentar. "Sekarang tengah di proses, lagian itu salahnya juga, masih dibawah umur sudah bebas kayak gitu, apa orang tuanya nggak pernah ngedidik?" Nadine masih mengomentari tersangka yang menabrak Jasmine.

"Sttt, jangan ngomong gitu, tidak ada orang tua yang ingin membiarkan anak nya kayak gitu." Bunda menyela setelahnya.

Qilla melamun, obrolan hangat antara Bunda juga Nadine, hanya terdengar sekilas di pendengaran, Qilla terlalu asik dengan dunia nya di dalam lamunan. Tak lama lamunan nya buyar, saat suara notifikasi yang muncul di ponsel membuat atensi Qilla beralih.

dylanpall
gimana kabar lo disana?

Ternyata Dylan yang menggangu pikirannya sekarang, Qilla pikir setelah mereka tidak lagi berbicara dengan banyak, Dylan akan menjauhinya, atau mungkin sedang mempunyai hubungan dekat dengan Brina.

Dan juga, ini sudah seminggu lebih, selama itu Qilla tanpa komunikasi dengan cowok itu, Dylan selama itu juga tidak pernah menghubungi nya selain pesan terakhir sejak kedatangan ke Bandung saat itu.

Qilla hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya. Lagipula untuk apa Dylan harus se-peduli ini padanya, jika seperti ini berkelanjutan, tentulah Qilla akan sulit untuk menjauh dari Dylan, atau sekedar sulit untuk Qilla menyelesaikan kedekatan mereka.

ananta_qilla
baik

Tapi tetap saja, tangan nya tak terbiasa untuk tidak membalasan pesan orang lain, pada akhirnya Qilla menjawab pesan yang dikirim Dylan padanya.

Aneh. Tentu saja aneh. Dylan selalu saja seperti ini, sikap cowok itu tidak bisa terbaca oleh pikiran Qilla. Selain tidak dapat di tebak, Dylan juga suka datang di hadapannya secara mendadak, lalu seenaknya tau apa yang Qilla pikiran. Huft-apakah cowok itu sejenis cenayang?

Tidak! Itu tidak mungkin.

Untuk beberapa saat, Qilla sanggup memikirkan apa yang tengah terjadi pada Dylan, dan segala keanehan yang melingkupi cowok itu. Tapi bukankah selama ini Dylan memang terlihat aneh. Ya, harusnya Qilla sadar hal ini.

Gay-ilan [COMPLETED]Where stories live. Discover now