06 || Gay-ilan

8.7K 601 79
                                    

Thank's dude for visiting my story:3
Vote and leave comment yo

Thank's dude for visiting my story:3Vote and leave comment yo❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

Qilla memutar kepala nya samar, takjub tentu saja. Meneliti bangunan yang menjulang tinggi di hadapan nya. Kini ia berpijak tepat di depan apartemen mewah.

Setelah menelpon Dylan dan menggangu tidur siang laki-laki itu, to the point Qilla memaksa nya untuk memberitahu keberadaan Dylan saat ini. Bukan nya tak mau secara langsung pergi ke alamat yang diberikan Miss Rissa, tetapi Dylan sedang tak berada disana, melainkan berada di apartemen milik orang tuanya dulu. Ia sempat menanyakan pada teman Dylan tadi.

Seumur hidup, Qilla tak pernah tinggal di apartemen. Kedua orang tuanya sedikit khawatir menitipkan diri nya seorang diri disana, apalagi kedua kakaknya sedang berada di kota yang berbeda.

Qilla tak menekan bell yang terpampang jelas di depan mata, ia mengeluarkan ponsel dari saku lalu mencari kontak seseorang, berniat menganggu lagi.

"Woi asshole, gue ada di depan apartemen lo sekarang. Buka cepat!" dengan tak berperasaan, Qilla langsung memutuskan panggilan secara sepihak.

Pandangannya kembali menyapu beberapa pintu apartemen yang lain hingga tak sadar 16 menit telah berlalu.

Tunggu, apa...?

Dengan tak sabar, Qilla kembali mengambil ponselnya di saku dan mencari kontak yang sama dengan yang ia telfon tadi. Panggilan pertama hingga ketiga tak dijawab, dengan perasaan kesal ia kembali menelpon untuk yang keempat kalinya.

Panggilan telah tersambung. sebelum Qilla berkata dengan perkataan kasarnya, Dylan memotong nya lebih dulu. "Bitch, get the shit out of there." Ucapnya dengan tak sabar, emosi juga kentara dalam ucapan tersebut.

"Woi bangke, gue udah cape kesini buat nyampaikan pesan dari Miss Rissa dan lo ngusir gue? not as easy as that dude. Now, biarkan gue masuk."

Decakan kesal terdengar di seberang sana tak lama helaan nafas samar-samar terdengar, "very well."

Tak lama, pintu terbuka. Qilla terpekik senang. Oh tuhan, hadiah apa yang kau berikan ini? Batin nya tidak menyangka. Hell, pria sialan itu berdiri di hadapannya dengan keadaan setengah telanjang, boxer yang menutupi paha bawahnya dan sightless di bagian atas. Belum lagi rambut nya yang berantakan dengan wajah bantal menambah kesan sexy tentu nya. Oh yeah, jangan lupakan otot otot perut nan menggoda milik Dylan yang seakan-akan menyuruh Qilla untuk mengelus nya.

DYLAN SIALAN!!!

Tapi matanya langsung berhenti tepat pada tatto yang tercetak jelas pada bahu lelaki itu. Gambar serigala berkepala tiga yang sedang menyemburkan api dan beberapa ular yang mengelilingi serigala tersebut terlihat menarik. Tatto itu berukuran sedang. Dengan konsep yang simple itu membuat Qilla suka dengan tatto Dylan.

Gay-ilan [COMPLETED]Where stories live. Discover now