17 || Gay-ilan

6.6K 402 77
                                    

Happy Reading all❣︎
Semoga feel nya dapet, udh beberapa kali hapus soalnya•́  ‿ ,•̀

VOTE DAN KOMEN JGN LUPA YA, XOXO

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

Membawa minuman coffee yang tadi dia beli dari kafetaria kampus, dengan dua buku tebal di tangannya satu lagi. Membawa langkah nya menuju rooftop sekolah. Jangan lupakan AirPods yang menempel di kedua telinga, mendengarkan alunan lagu milik Cigarettes After Sex.

Bell berbunyi beberapa menit yang lalu, bertepatan dua manusia aneh yang menjadi sahabat nya tidak bisa berkumpul di kantin, karena satu alasan, menyelesaikan tugas harian yang begitu menumpuk.

Oh.

Qilla putuskan saja, menikmati harinya disini, tepat nya di rooftop sekolah. Dengan buku buku yang berada di tangan. Jam kelima nanti akan diadakan ulangan harian, jadi Qilla harus menyiapkan diri. Semalaman dirinya tidak menyentuh buku apapun, untuk mempelajari materi hari ini.

Jam kelima adalah kelas Seni. Berhubung materi cukup mudah, jadi Qilla hanya membaca sekilas. Qilla tidak terlalu peduli. Dia ingin ulangan harian ini digantikan dengan praktik tari atau teater. Itu lebih menyenangkan daripada ulangan tulis. Otak nya kan encer untuk hitungan saja. 

“Dalam istilah Yunani kuno, teater dik-”

“Eyy!”

Seseorang memanggil, Qilla refleks menghentikan hafalan nya, saat derap langkah terdengar mengganggu, tepatnya menggangu konsentrasi belajarnya.

Ternyata itu Dylan, berjalan santai kearahnya, dengan penampilan yang tidak menggambarkan seorang siswa. “Ulangan?” tanya cowok itu tiba-tiba. Duduk disamping Qilla dan menyambar minuman coffee miliknya.

“Heh, punya guee!” Qilla memekik pelan, mengambil paksa minuman itu dari tangan Dylan. “Beli sana! Lo kan kaya,” gerutunya dengan perasaan kesal.

“Ntar gue ganti,” balas Dylan santai.

Berdecih pelan, dan tak menanggapi ucapan itu. Qilla kembali fokus dengan lembaran kertas di tangan nya. Tiba-tiba, sesuatu hal melintas di pikiran Qilla. Ini masih berhubungan dengan kejadian saat itu. Menoleh pada Dylan, ah sial! Ternyata cowok itu tengah menatapnya juga.

Tentang kejadian dua hari yang lalu, dimana Dylan mengantarnya. Tentu saja kalian semua ingat bukan? Entah kenapa, pikiran itu yang justru mengganggu pikiran Qilla. Seketika itu juga konsentrasi belajar nya lenyap.

“Lo kenapa datang kesini sih? Gue jadi nggak fokus ngafal tau!” geram Qilla dengan blak blakan, membuat Dylan sedikit kaget, tetapi tidak terlalu jelas pada ekspresi yang ditunjukkan. Dylan sedikit memiringkan kepala nya, menelaah wajah Qilla yang tampak seperti ‘khawatir, entahlah Dylan tidak terlalu tau.

“Masalahnya?”

“LO SIH, MUNCUL MULU DI OTAK GUE!!”

Ehh, oops!

Dylan sedikit kaget, saat intonasi Qilla sedikit naik, sebelum menunjukkan senyum menyebalkan yang cowok itu miliki. Dilain sisi, Qilla mengumpat. Kenapa dirinya harus jujur seperti tadi? Dylan pasti tinggi hati mendengar nya.

Gay-ilan [COMPLETED]Where stories live. Discover now