[Chap Forty Eight]

Mulai dari awal
                                    

'Ayo Sathera, kau bisa. Kita harus menyelesaikan tugas kita.' Ucap Dewi Nyx semangat karena sudah tidak bisa bersabar lagi.

Sathera menganggukkan kepalanya, tapi sebelum gadis itu benar-benar memejamkan matanya. Pandangannya berpaling pada Aklesh yang hanya berdiri dengan kedua tangan yang berada disakunya. Memandang Sathera dengan tatapan yang sulit diartikan.

Setelah memandang Aklesh cukup lama, barulah gadis itu memejamkan matanya dengan sempurna. Penyihir Agung yang melihat Sathera sudah memejamkan matanya dan fokus akhirnya memulai ritual penyatuan jiwa.

Beberapa menit berlalu, Sathera masih belum meraskaan apapun pada tubuhnya. Ia masih rileks dan memfokuskan pikirannya agar tidak berpikir kesana kemari.

Lima belas menit berlalu, lama kelamaan tubuh Sathera mengalami panas yang sedikit demi sedikit mulai terasa. Gadis itu mencoba untuk mempertahankan posisi berdirinya agar tidak terjatuh. Ia coba untuk memfokuskan pikirannya agar tidak kacau.

"Akhh!"

Aklesh mengeratkan kepalan tangannya didalam saku celananya. Rahang pria itu mengeras saat mendengar rintihan kesakitan dari gadisnya itu. Pria itu harus menahan diri untuk tidak menggagalkan ritual penyatuan itu hanya karena tidak ingin melihat Sathera kesakitan.

"ARGHHH!" Sathera menjerit kesakitan karena merasakan panas yang luar biasa pada tubuhnya, terasa seperti terbakar. Sathera terduduk dengan tangan yang mengepal erat.

"Sakit.. tolong.. Aklesh.." Rintihnya tak tahan. Panas ditubuhnya terus meningkat bersamaan dengan tusukan-tusakan yang terasa mengenai kepala dan jantungnya.

"Sialan kau, Penyihir Agung. Kau mengatakan jika ini akan sedikit sakit!" Umpat gadis itu kesal.

Ditengah-tengah kesakitannya. Sathera dapat merasakan hantaman seperti batu besar menyerang kepalanya dan setelah itu semuanya gelap.

Penyihr Agung tetap melanjutkan ritual penyatuan jiwa itu tanpa terkecoh dengan tubuh Sathera yang sudah tergeletak tak berdaya dihadapannya.

Sedangkan Aklesh, pria itu menatap kearah tubuh gadisnya yang mulai terangkat dan dikelilingi oleh cahaya dengan perasaan campur aduk. Antara senang dan kekhawatiran yang menggerogoti hatinya.

"Ayo, sayang. Kau pasti bisa melaluinya."

-o0o-

Sathera mengerjapkan kelopak matanya dengan kening yang mengernyitkan bingung. "Ada dimana ini?" Lirihnya dan memandang kesegala arah.

Gadis itu tengah berada disebuah ruangan yang super mewah yang didepannya terdapat tahta yang menjulang tinggi. Seperti milik Raja Alexander tapi ini lebih mewah dan indah.

Saat asik menelusuri seluruh ruangan, suara pintu terbuka membuat gadis itu membalikkan tubuhnya kearah belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat asik menelusuri seluruh ruangan, suara pintu terbuka membuat gadis itu membalikkan tubuhnya kearah belakang. Setelah membalikkan tubuh, Sathera bisa melihat jelas seorang pria tampan dan berkharisma dengan memakai jubah biru langitnyanya memasuki ruangan dengan langkah tegas diikuti dengan beberapa pria lain dibelakangnya.

NYX INCARNATE || [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang