[Chap Twelve]

105K 16.5K 785
                                    

-Sebelum baca, wajib Vote dulu-


TARGET! Tembus 400 VOTE AING BAKAL UP LAGI!!

-Sebelum baca, wajib Vote dulu-••TARGET! Tembus 400 VOTE AING BAKAL UP LAGI!!••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-o0o-

Tok tok tok

Semua perhatian tertuju pada Profesor Gery yang mengetuk pintu kelas E. Profesor Leksi yang sedang mengajar di kelas itu tersenyum tipis lalu mempersilahkan Profesor Gery untuk masuk.

Profesor Gery masuk kedalam kelas lalu tatapannya langsung tertuju pada Sathera.

Sathera yang ditatap memicing curiga.

"Saya disini hanya ingin menyampaikan titah Penyihir Agung bahwa teman kalian bernama Sathera Nyx Sandrya akan dipindahkan ke kelas A." Ujar Profesor Gery.

Semua mata tertuju pada Sathera yang melotot tak terima. Dia menunjuk dirinya sendiri yang diangguki oleh Profesor Gery.

"Kenapa Sathera dipindahkan, Profesor?" Celetuk Athenia tak terima. Dia tidak mau berpisah kelas dari Sathera, temannya.

Profesor Gery tersenyum.
"Kalau soal itu, Nona Athenia bisa menanyakannya pada Penyihir Agung." Jawab Profesor itu.

Sathera menggeleng cepat.
"Aku tidak mau." Tolaknya tak setuju. Dia sudah nyaman disini.

"Ini pernyataan, Nona. Mutlak." Ucap Profesor Gery.

Sathera terdiam sesaat, lalu matanya melirik kearah Athenia yang lesu. Senyum licik terbit dibibir tipis Sathera. Dia menatap Profesor Gery dengan dagu terangkat.

"Aku akan pindah, tapi dengan satu syarat." Ujar Sathera dengan senyum liciknya.

Profesor Gery menatap Sathera penuh selidik dan tak lama kemudian dia mengangguk. "Baiklah, katakan!" Ujar Profesor Gery.

Dengan masih tersenyum licik Sathera menunjuk Athenia dengan jari telunjuknya. "Aku akan pindah, tapi dengan syarat Athenia harus ikut pindah denganku." Ujar Sathera.

Athenia yang mendengarnya berbinar, dia mengangkat jempolnya. "Terbaik!"

"Tidak bisa."

"Kalau begitu, aku juga tidak mau."

Profesor Gery mendesah pelan, dia memejamkan mata untuk melakukan telepati pada Penyihir Agung dan tak lama Profesor itu membuka matanya. "Baiklah, terserah kau saja." Ujar Profesor Gery dengan wajah datarnya.

Sathera dan Athenia bertos ria sambil tertawa kecil. Kedua gadis itu menyusun buku mereka dan berjalan mengikuti Profesor Gery yang memandu didepan.

Sebelum benar-benar keluar dari dalam kelas, Athenia melambai-lambaikan tangannya pada murid kelas E.

"Sampai jumpa diperjuangan selanjutnya, teman-temanku."

Murid kelas E mendengus mendengarnya, mereka sedikit sedih karna tidak ada lagi perusuh dikelas mereka. Ingat, sedikit! selebihnya bersyukur.

NYX INCARNATE || [TERBIT]Where stories live. Discover now