[Chap One]

162K 20.9K 265
                                    

⚠️Budayakan Vote sebelum membaca⚠️


⚠️Budayakan Vote sebelum membaca⚠️•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

1. Fenderest

-o0o-

Suara kicauan burung mengisi indahnya di pagi hari. Cahaya matahari menyelinap disela-sela ruangan yang didalamnya terdapat seorang gadis sedang terlelap.

Dahinya mengerut saat cahaya matahari itu mengenai wajahnya.
"Ma! Tutupin gordennya dong! Silau nih!" Teriak Sathera kesal.

Ini pasti ulah ibunya yang setiap pagi membuka gorden kamarnya sehingga cahaya matahari selalu mengganggu tidur cantiknya.

Gadis itu, Sathera mengerutkan kening saat tidak mendengar suara omelan ibunya. Biasanya saat dia mengatakan kalimat kesal itu, ibunya akan langsung memukul bokongnya dan memarahinya agar bangun dan segera mandi.

Karna merasa ada yang aneh, Sathera memutuskan untuk membuka mata dan duduk diatas ranjang. Dia mengerjapkan mata, menunggu kesadarannya terkumpul.

Yang pertama dilihatnya adalah lukisan-lukisan mewah juga cat emas yang tertempel di dinding ruangan. Sathera mengerutkan dahinya bingung sambil menatap sekitar ruangan itu.

Dia membelalakkan matanya saat sadar bahwa dia tidak sedang berada dikamarnya.

"Loh loh loh, kok?!"

Sathera turun dari ranjang secepat kilat, dia menjambak rambutnya sambil memikirkan hal apa yang terjadi padanya semalaman.

"What the hell! Dimana nih?! Ini bukan kamarku." Teriaknya panik.

"Apa aku diculik?"

Tok..tok

Sathera menatap kearah pintu kamar yang terketuk. Dia langsung memasang kuda-kuda. Bisa saja itu sipenculik, pikirnya waspada.
"Siapa?!" Teriaknya kuat.

"Nona, ini saya Sabina. Boleh saya masuk?" Suara lembut dari luar sana membuat Sathera sedikit tenang, tapi dia tetap memasang kuda-kudanya.

"Masuk saja!" Perintah Sathera.

Seorang pelayan masuk kedalam kamar dengan membawa sebuah pakaian mewah berwarna biru-tua.

Pelayan itu menatapnya bingung dengan apa yang dilakukan Sathera.
"Nona.. Sedang apa?" Gumamnya bingung.

Sathera menatap Sabina dengan selidik.
"Jadi, kau yang menculikku?" Tanya Sathera menatap tajam Sabina.

Sabina takut melihat tatapan tajam itu. Dia berlutut dengan tubuh bergetar pelan.
"Saya tidak berani melakukan itu, Nona." Tegas Sabina dengan kepala menunduk.

Sathera yang tidak tega melihatnya langsung membantu Sabina berdiri.
"Hei, tenanglah! Aku hanya bertanya." Ucap Sathera menenangkan pelayan itu.

Sabina lega. Dia mengira Nonanya akan memarahinya.
"Nona tidak bersiap-siap?" Tanya Sabina heran.

Sathera mengerutkan keningnya.
"Bersiap-siap? Untuk apa?" Tanyanya.

Sabina juga ikut mengerutkan keningnya.
"Nona lupa? Nona'kan akan pergi ke Akademi untuk belajar." Jawab Sabina.

Sathera melongo tak mengerti.
"Hah?"

Sabina menatap khawatir Nona mudanya.
"Apakah Nona Sathera sakit? Apa perlu saya panggilkan tabib? atau Ayahanda Nona saja?" Tanya Sabina khawatir.

Sathera menatap Sabina bingung.
"Ayah? tapi Ayahku sudah meninggal sejak lama, dan siapa kau? Kenapa kau memanggilku Nona?"

Ucapan Sathera membuat Sabina sedih.
"Nona, Saya pelayan pribadi Nona. Nama saya Sabina, dan Nona tidak boleh berbicara seperti itu. Walaupun Tuan Duke tidak perduli kepada Nona, tapi Ayah Nona tetaplah masih hidup!" Nasehat Sabina.

"Duke?" Gumam Sathera.

Sabina mengangguk.
"Iya nona, Tuan Duke Fenderest." Jelas Sabina.

Sathera terdiam mendengar nama Duke itu. Nama itu sangat Familiar diingatkannya.

Dia berfikir sejenak untuk mengingat-ingat nama belakang Duke itu.

Fenderest..

Beberapa menit kemudian tubuh Sathera menegang. Ini tidak mungkin kan? Pikirnya khawatir.

Dia menatap Pelayan itu dengan ragu-ragu.
"Tolong beritahu aku nama lengkapku." Ucap Sathera.

Sabina menatap Nonanya aneh, tapi tetap menjawab perkataan Sathera.

"Nama lengkap Nona Sathera Nyx Sandrya Fenderest."

Degg

"Sialan."

Bersambung......

_________________

Jangan lupa Votmentnya ya! 🌟🌟

NYX INCARNATE || [TERBIT]Where stories live. Discover now