Menemukan Disya

20 9 17
                                    

"Bos sepertinya ada seseorang diluar markas kita." Tegur Gani

"Siapa! Apa itu Juna?" Tanya Zero

"Sepertinya itu kelompoknya Juna, tapi disana sama sekali kagak ada Juna." Ucapnya

Disya yang mendengar percakapan itu membuat dirinya sedih ia merasa kalo Juna sama sekali tak merasa khawatir kepadanya, namun ia berusaha yakin bahwa Juna pasti datang untuk dirinya.

Zero yang sedari tadi tersenyum puas melihat reaksi wajah Disya, ia pun mendekati Disya dan memegang dagunya hingga ia bisa melihat kedua bola matanya .

"Lo dengar sendirikan, Juna gak datang buat Lo." Seru Zero

Disya tersenyum tipis. " Kalo anggap Juna ga datang itu terserah, tapi gue yakin kalo Juna ga datang buat gue masih ada teman-teman gue yang bisa menyelamatkan gue dari Lo." Ucap Disya.

Ucapan Disya berhasil membuat zero bungkam, ia pun bangkit dan melangkahkan kakinya keluar dan mengunci Disya didalamnya.

Zero yang merasa ada seseorang yang sedang memantaunya ia segera membalikkan badannya dan melihat ke sekeliling ruangan itu. Karena menyadari itu Juna pun dengan cepat memegang kedua tangan zero hingga membuatnya terjatuh secara bersamaan.

"DIMANA DISYA!" teriak Juna

Zero tersenyum lebar mendengar suara Juna." Gue pikir Lo ga akan nyari Disya ternyata sampai juga Lo kesini." Seru Zero

"Gak usah basa-basi, gue tanya dimana Disya." Bentak Juna

"Sabar dong! Dia aman sama gue." Ketus Zero

Melihat zero yang terlihat sangat bertele-tele ia pun memukul wajah zero hingga membuat zero terjungkal. Senyum tipis yang diberikan oleh zero semakin membuat Juna panas.

Ketika ia ingin memukul bagian rahang bawah zero, Rangga yang tiba-tiba dengan cepat menahan tangan Juna.

"Gue udah bilang tahan emosi Lo Jun." Tegur Rangga

"Gue udah gak tahan liat sikap dia." Bentak Juna

"Heh! Sekarang jawab pertanyaan gue dimana Disya?" Tanya Rangga

Zero tak menjawab pertanyaan itu sebab rasa sakit di dadanya membuatnya tak bisa berbicara lagi. Juna yang tak mau hanya diam saja ia melangkahkan kakinya ke setiap pintu yang ada disana. Hingga ia menemukan satu pintu terakhir setelah membuka pintu itu ia bisa melihat Disya yang sudah dalam keadaan lemah

Juna berlari menghampiri Disya dan berusaha untuk membangunkannya. Tali yang mengikat tangan serta kaki Disya ia lepaskan terlebih dahulu, setelah itu ia membenarkan posisi duduk Disya.

"Sya Lo bisa dengar gue kan! Sadar sya." Ucap Juna cemas

"Ju-juna Lo datang!" Seru Disya sembari tersenyum

"Heh! Kenapa Lo malah senyum kaya gitu hah. Lo lagi dalam bahaya tapi sempat-sempat aj senyum." Tegur Juna

Disya terkekeh seraya mengelus rambut Juna. "Gue ga papa kok Jun, Lo liat sendirikan gue baik-baik aj." Ucap Disya.

Melihat tingkah aneh Disya malah semakin membuat Juna kesal. Bayangkan saja disituasi seperti sekarang Disya masih mampu tersenyum manis kepada Juna padahal sebenarnya yang terjadi ada rasa sakit yang sedang Disya rasa namun tak ia perlihatkan sedikit pun.

Setelah menemukan Disya mereka semua pun bergegas pergi dari sana, sebab mereka takut polisi akan datang menemui mereka disana.

Mendengar kabar Disya sudah selamat, Citra berserta Keyla merasa lega akhirnya sahabat mereka pulang dengan keadaan selamat.

___________________________________

2 BULAN KEMUDIAN....

Hari berganti hari hingga sampai 2 bulan  Fajri masih memikirkan Citra, ia yang terus berusaha mencoba untuk meyakinkan Citra tetapi Citra sama sekali tak mau mendengarkan apalagi memberikan kesempatan kedua untuk Fajri.

Sama halnya seperti Gista dan Aldo melihat Gista yang terus berusaha menjauhinya semakin membuat Aldo terluka.

Dikantin dimana semua siswa sedang menikmati makanannya, begitu pun dengan Disya ia yang sangat merindukan makanan dikantin dengan begitu lahapnya ia memakan semua makanan yang ada disana.

"Kalian pada kenapa sih? Ta Lo ga ada niatan mau balik lagi gitu sama Fajri, dan Lo Gista kenapa Lo ga balik juga sama Aldo. Gue cape melihat drama percintaan kalian." Keluh Disya seraya memakan gorengan tempe.

"Gue gak bisa melakukan itu sya." Seru Gista

"Kenapa? Bukannya Lo dipaksa ya sama Vina. Ga ada salahnya kalo Lo balik lagi sama Aldo." Tegur Rangga

"Ya sebab Aldo memang bukan buat gue." Ucap Gista

"Dan Lo Cit! Kenapa Lo ga mau memaafkan kesalahan Fajri.?" Tanya Juna

"Entahlah Jun! Gue merasa kalo saat ini gue butuh waktu buat sendiri dulu." Ucap Citra

"Sssttt udah dehh ga usah pada bahas itu, mending Lo semua makan aj dulu takut entar keburu dihabisi sama Disya." Tegur Keyla

Benar saja sedari tadi Disya hanya sibuk dengan makanan diatas meja, melihat tingkah Disya membuat mereka tertawa. Ternyata Disya sama sekali tak pernah berubah soal makanan Disya lah juaranya

"Iihhh gemess dehh gue." Ucap Juna seraya mencubit pipi kiri Disya

"Aduhhh, sakitt begooo." Teriak Disya

"Ehh mulut Lo yaa." Tegur Juna

Disya terkekeh kecil dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Gista maupun Citra merasa iri melihat kedua pasangan itu, tentu ad rasa rindu di benak mereka hingga Citra tak sengaja melihat Fajri dan Moni berjalan memasuki Kantin

"Andai waktu bisa di putar kembali, gue gak akan biarin Lo pergi dengan begitu saja."

___________________________________

"mah, Pah. Gista mau pergi ke minimarket sebentar ya." Izin Gista

"Mau papa antar?" Tanya papa

"Ga usah pah, lagiankan minimarketnya dekat jadi papa ga perlu antar Gista." Seru Gista

"Ya udah kamu hati-hati ya, jangan lama-lama diluar." Tegur mama Gista

Diperjalanan Gista begitu menikmati suasana di malam hari, dingin dan juga sepi.  Tiba-tiba saja ia teringat kenangan bersama Aldo dimana Gista tidak diperbolehkan pergi keluar rumah jika sendirian. Tentunya Aldo akan marah kepada dirinya senyumnya pun memudar kala ia melihat seorang laki-laki sedang berdiri didepannya

"Gista! Kamu kenapa hah keluar malam sendirian, kalo ada perlu kamu bisa suruh aku aja." Ucap Aldo

"Lo udah gak ada hak buat ngelarang setiap apa yang mau gue lakuin." Pekik Gista

"Ta please gue ga bisa terima ini, gue pengen kita balik lagi." Ucap Aldo

"Gue gak bisa Al, gue mohon sama Lo lupain gue." Seru Gista

"Gue gak akan pernah bisa melupakan cinta pertama gue. Dan gue akan menunggu Lo sampai Lo mau balik lagi sama gue." Ucap Aldo

Perkataan Aldo mampu membuat Gista tak bisa menahan air matanya, ingin rasanya Meluk tubuh Aldo dan berkata bahwa ia sangat merindukan dirinya. Gista yang tak mau berlama-lama disana ia pun bergegas masuk ke minimarket dan membeli semua keperluannya setelah itu ia memutuskan untuk segera pulang.

Gista yang melamun di depan kasir hingga i tak sadar bahwa sedari tadi kasir memanggil namanya, sampai pada akhirnya seseorang menepuk pundak Gista dan membuat ia sadar kalo ia sedang memikirkan Aldo

"Gue Rindu Lu, Al."

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

🍃 Naysilla_kim🍃

Friendship BreakOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz