Pertunangan

38 19 35
                                    

Siang hari ini Disya akan mengadakan pertunangannya dengan Juna, hanya ada kerabat saja yang datang, kini Citra sedang menemani Disya. Tetapi melihat Citra yang sedari tadi tak banyak bicara, sebab ia masih memikirkan Gista maupun Fajri.

Hati nya terasa ditusuk, air matanya selalu saja turun, ada rasa sesak yang mendalam. Disya yang tega melihat tingkah Citra sekarang. Ia pun merangkul tubuh Citra

"Semangat dong CIt, hari ini pertunangan gue Ya kali lu sedih seharusnya lu bahagia liat Sahabat lu mau tunangan."tegur Disya

"Maaf sya, gue masih ngerasa ga terima sama yang gue liat. Dan Fajri dia tiba-tiba ga percaya sama gue." Seru Citra

"Udah ya, sekarang lupain itu dulu ya tenang, masih ada hari esok Ra." Ucap Disya

"Hhhmm, makasih ya udah ngasih gue semangat, seharusnya gue yang ngucapin kata itu buat lu Sya." Ucapnya sembari menundukkan kepalanya

Disya mengelus kepala Citra dan memberikan kode untuk tidak bersedih lagi. Karena keluarga Juna sudah datang, Disya bersiap-siap untuk keluar dari kamar.

Saat Citra membuka pintu kamar, terlihat Keyla sedang berdiri di sana, dan di belakang Gista berdiri agak jauh.

"Keyla, Gista. Kalian datang!" Tegur Citra yang membuat Disya menghampiri mereka

Keyla tak menjawab ia hanya memberikan seutas kado kecil untuk Disya, dengan wajah datar tanpa mengucapkan sepatah kata pun tidak ia keluar kan

"Hhmmm, makasih ya kalian udah datang ke acara gue," seru Disya senang.

"Kita pamit." Ketus Keyla

"Kalian langsung pulang?" Tanya Citra

"Kita ke sini, bukan berarti kita udah maafin lu ber dua gue cuman mau menghargai aja." Tegur Gista yang beranjak dari sana

"Apa kah ini akhir dari persahabatan kita, Sya." Tegur citra

Disya yang hanya memberikan senyuman manis nya, walaupun mereka tak melihat bahwa hati Disya begitu terluka. Karena para tamu sudah berdatangan Disya maupun Citra turun dari sana

Juna yang melihat Disya begitu cantik pada malam hari ini, tak henti-hentinya ia terus memandangi wajah Disya.

Pertunangan pun di mulai, keduanya mulai bertukaran cincin, dengan tepukan tangan yang seadanya. Karena pertunangan itu masih di rahasiakan.

Citra yang mencari keberadaan Fajri, namun ia tidak menemukan nya. Rangga memegang pundak Citra.

"Dia ga datang, Ra." Seru Rangga

Citra hanya bisa pasrah ia merasa sangat bersalah, seandainya saja saat itu Fajri mengantarnya pulang. Semua itu tidak akan terjadi.

Acara pertunangan selesai, semua tamu satu persatu pamit pulang, begitu dengan Citra ia pamit kepada seluruh keluarga Disya maupun Juna.

Di depan pagar Citra melihat Rangga dengan duduk menunggu dirinya, ia segera melangkah kakinya untuk mendekati Rangga.

"Rangga!" Sapa Citra.

Mendengar ada yang memanggil namanya dengan cepat ia menengok, ternyata Citra sudah keluar dari rumah Disya. Ia berjalan mendekati Citra.

"Kok belum pulang, lagi nungguin siapa?" Tanya Citra.

"Nungguin lu." Sahut Rangga

"Gue," Tunjuknya pada dirinya sendiri." tapi kan rumah gue lumayan dekat dari sini." Seru Citra

"Tetap aj Cit, gue khawatir sama lu. Takut nya lu malah ga pulang ke rumah." Sahut Rangga

Citra perlahan memeluk tubuh Rangga, melihat reaksi Citra ia pun membalas pelukan itu. Tak lama Suara tangis mulai terdengar, Rangga hanya diam dan membiarkan Citra menangis dalam pelukan nya.

Friendship BreakWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu