Prolog

293 145 141
                                    

"Fajri! Lo dengar gua ga sih?" Tegur Rangga, "eh Lo mau kemana dah?" Lanjut Rangga, Namun Fajri tidak memperdulikan itu, ia malahan terus berjalan ke arah jalanan.

Dari kejauhan Fajri berjalan tanpa melihat arah kanan dan kiri, tatapan nya kosong, cara jalan nya pun, seperti sudah tidak berdaya lagi. Ia seperti ini, karena terus memikirkan pertengkaran nya dengan Citra.

Dari arah barat, sebuah truk melaju dengan sangat kencang. Supir truk itu ternyata ia sedang mengantuk. Dan Fajri yang tidak menyadari itu, akhirnya menabrak tubuh Fajri, hingga ia terlempar begitu jauh. Rangga yang melihat itu pun terkejut dan menghampiri Fajri.

"FAAAJJRRIII", Teriak Rangga yang berlari menuju keberadaan Fajrii.

Rangga yang melihat seluruh tubuh Fajri yang di penuhin dengan darah itu, membuat nya semakin tak berdaya.

"Ra-ngga, guu-gue boleh mi-minta tolong, tell-telpon Ci-citra se-sekarang juu-ga." Ucap Fajri yang terbata-bata.

Dengan cepat Rangga pun mengambil ponsel milik Fajri dan menghubungi Citra, tapi di sayangkan, yang mengangkat telpon itu bukan Citra, melainkan kakaknya.

Dddttrrr... Dddttrrr..

"Hallo Cit, Lo di mana? Gu-gue butuh Lo?" Ucap Fajri yang menahan rasa sakit nya.

Darah yang terus mengalir membuat Rangga tak kuat melihat nya, ia ingin sekali cepat-cepat ke rumah sakit.

"Hhmmm, maaf nih Ri, ini gue kakaknya Citra."sahut kakak Citra.

"Cii-Citra nya kemana ya ka, guu-gue butuh banget saa-sama Cit-Citra." Tanya Fajri.

"Gue juga kurang tau dia dimana? Ngomong-ngomong suara Lo kok kaya aneh gitu ya." Tanya Fajar.

Karena Fajri tidak sanggup lagi berbicara, Rangga pun mengambil ahli ponsel itu. Dengan badan yang gemetar seperti itu, Membuatnya tak bisa berbicara.

"Ha-halo kak, ini gue Rangga, kak Fajri kecelakaan. Dan sekarang dia butuh Citra nemanin dia ka. Dia bilang sama gue, kalo dia ga mau di Operasi sebelum dia bicara sama Citra ka. Jadi gue mohon kasih tau Citra." Jelas Rangga kepada fajar.

"Lo jangan bercanda ya." Ucap Fajar yang masih kaget.

"Gue serius ka, dan Sekarang gue lagi diperjalanan menuju rumah sakit."sahut Rangga.

"Oke, gue bakal kasih tau Citra sekarang juga. Dan Lo terus kabarin gue," ucap Fajar dan memati kan ponsel nya.

****

Sedangkan Citra sekarang sedang berada di rumah Keyla, ia duduk dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Keyla yang melihat itu, membuat nya kesal dan akhirnya ia pun menegurnya.

"Cit, Lo kenapa sih?, Lo masih marahan sama Fajri. Kenapa Lo ga mi.."

Ucapan Keyla terpotong karena kakaknya Citra terus-menerus menelpon nya. Keyla yang melihat Citra seperti tidak perlu seperti itu, semakin membuat nya kesal.

"Cit, kakak Lo nelpon gue. Gimana? Gue angkat apa enggak?" Tanya Keyla.

"Kalo Lo angkat telpon itu, dan kalo kakak gue nyariin gue Lo tinggal bilang kalo gue ga ada di rumah Lo." Ucapnya dan membaringkan tubuhnya.

Melihat tingkah Citra, ia pun mengurungkan niatnya untuk mengangkat telpon itu. Ponsel Keyla terus-menerus berdering, ia mulai gelisah. Dirinya takut kalo telpon itu adalah telpon yang sangat penting. Bayang kan saja tidak hanya kakaknya Citra saja yang terus-menerus menelpon dirinya, tetapi, teman-temannya pun ikut menelpon nya dari mulai disya, Gista, Juna, Aldo, bahwa kan Rangga pun menelepon dirinya.

"Cit, kaya nya telpon ini penting deh! Coba deh Lo liat, ga cuman kakak Lo yang nelpon, tapi teman-teman kita juga nelpon gue."ucapnya yang gelisah. "Gue takut Cit, apa jangan-jangan Fajri dalam bahaya lagi." Lanjutnya yang terus memikirkan itu.

"Ck, Lo jangan ngomong sembarangan kek gitu yah," sahut Citra yang mulai bangkit dari tempat tidur.

"Lo ga kenapa-kenapa kan, Fajri" ucapnya dalam hati.

🔥🔥🔥

Hello gais!

Penasaran ga sih gimana kelanjutan cerita ini?

Ayok baca dari awal, dan jangn lupa vote dan komen nya yah.

See you next time 🔥

🔥 Naysila_kim 🔥

Friendship BreakWhere stories live. Discover now