membuktikan

35 16 40
                                    

Fajri yang saat ini sedang duduk di bangku panjang tepat nya di lapangan basket, ia hanya beristirahat sejenak dan akan melanjutkan permainan nya. Aldo yang melihat Fajri sedang duduk ia sengaja untuk mendekatinya entah mengapa Aldo ingin sekali menanyakan sesuatu yang penting.

"Faj, lu sama Moni ada hubungan apa?" Tanya Aldo into point.

"Apa urusan lu." Jawab nya

"Gue cuman mau tau aja, apa jangan-jangan lu sama Citra udah putus ya." Seru Aldo

Bugh

"Kalo ngomong hati-hati." Ucap Fajri

Aldo hanya tersenyum saja mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Fajri, ia mulai bangkit dari duduknya dan kembali menatap wajah Fajri.

Melihat senyum itu semakin membuat Fajri marah ia memegang kerah baju Aldo, tangannya terkepal kuat wajah nya memerah akibat amarahnya.

"Lu mau hajar gue, silahkan gue tau lu marah sama gue tapi yang bikin gue heran kenapa lu marah saat gue bilang kata putus, bukan nya lu ga perduli lagi sama Citra." Ucap Aldo.

"Jaga ucapan lu do, lu ga ada hak buat nanya-nanya kaya gitu." Bisik Fajri

"Lalu kenapa lu dekat banget sama Moni, lu sengaja buat Citra cemburu semua itu ga berarti faj, yang ada lu malahan makin tambah sakit hati lu ga kasihan sama Moni, dia anak baru di sini jangan lu bikin baper gitu aj" tegur Aldo

Fajri menjatuh tubuh Aldo dengan keras, sebenarnya Aldo hanya sengaja memancing emosi Fajri, sebab ia tau kalo Fajri tak bisa jauh dari Citra. Ia kembali berdiri dan memegang bahu Fajri.

"Faj, gue tau lu masih perduli sama Citra, tapi lu gengsi buat nunjukin nya, sekarang lu pikirin aj Citra yang terus berusaha buat jelasin masalah dia, tapi lu pura-pura tuli di depannya, seharusnya lu dengarin dia Faj. Yang lu liat dan yang lu dengar dari Gista itu ga benar, gue sama Citra sama sekali ga ngapain-ngapain. Gue cuman nolongin dia doang." Jelas Aldo panjang lebar.

"Do, gue cuman ga mau nyakitin perasaan Citra, gue bukannya ngejauhin dia. Dan gue juga ga marah soal lu sama Citra, yang bikin gue kesal adalah, kenapa di saat citra mengalami kesulitan, Rangga selalu di depan gue." Sahut Aldo.

"Jadi ini masalah lu, udah lahh kan lu tau sendiri Rangga itu cuman anggap Citra sebagai Adek nya. Ga lebih. Gue percaya kok sama Rangga."

"Tapii te..."

Ucapan Fajri terhenti sebab ia melihat Rangga sedang menggendong tubuh Citra, ia juga bisa melihat Citra tak sadar kan diri, Aldo yang melihat itu ia pun mulai kembali menepuk pundak Fajri.

"Lu ga mau nyamperin dia Faj, saat ini dia butuh lu." Ucap Aldo

Tanpa mengatakan apapun ia langsung pergi ke UKS di sana ia melihat Rangga merebahkan tubuh Citra di atas kasur yang empuk, ada rasa khawatir serta gelisah yang tak beraturan. Ia ingin masuk namun Keyla secara tiba-tiba memegang tangannya.

"Kalo lu masuk cuman mau berantem sama Rangga, mending ga usah deh." Tegur Keyla

"Gue bukan mau nyamperin Rangga, tapi pacar gue." Sahut Fajri yang melepaskan tangannya dari Keyla

Keyla tersenyum, "ini yang gue tunggu-tunggu, gue tau kalo pikiran lu udah di racunin sama Gista makannya lu enggan untuk mendekati nya." Batin Keyla.

Rangga yang masih sibuk mencari keberadaan Disya mengapa ia memanggil dokter lama sekali, hingga Fajri tiba di sana ia mendorong semua orang yang ada di sana terutama Rangga.

"Rara bangun, kamu kenapa bisa gini." Ucap Fajri

Rangga menarik tangan Fajri, "ga usah sok perduli." Tegas nya

Friendship BreakKde žijí příběhy. Začni objevovat