Panik

40 22 33
                                    

Sudah 2 Minggu ini Disya di jauhi oleh Gista dan Keyla. Entah mengapa sulit bagi mereka untuk bisa memaafkan Disya. Walaupun sebenarnya Gista ingin sekali memeluk tubuh disya, namun dirinya enggan untuk mendekati Disya.

Kini hanya Citra yang selalu menemani Disya, hingga Disya pernah menyuruh Citra untuk menolong nya meminta Gista dan Keyla untuk memaafkan dirinya. Tetapi usaha Citra selalu di tolak oleh mereka berdua

"Udah lah Sya, ga usah sedih gitu dong. Gue janji sama lu bakalan bantu lu buat bisa baikan lagi sama mereka berdua." Tegur Citra.

"Hhhmm, makasih ya Cit, lu selalu dukung gue. Maaf kalo kesan nya gue kaya ngemis banget buat bisa baikan sama mereka." Ucap Disya.

Brukk

"Ehh, monyet ngutang." Kaget Disya.

"Ada apa sih Jun. Kenapa nendang kursi gitu!" Tegur Citra

Benar saja, Juna yang lari menuju ke kantin. Setiba di sana sebenarnya dirinya tak sengaja menendang kursi yang berada di depan Disya. Melihat ekspresi wajah Juna seperti ada hal yang sangat serius.

"Gue sebenernya ga sengaja nendang kursi." Tegur Juna yang masih ngos-ngosan

"Hhmmm, minum dulu deh Jun." Tegur Disya sembari menyerah kan botol minum

Juna mengambil air botol itu dan meminumnya, ia duduk dan menarik nafas dalam-dalam. Setelah semua nya tenang ia mulai menatap ke arah kedua gadis yang sedari tadi menunggu nya.

"Gawat sya." Ucap Juna

"Maksud lu, gue kurang paham." Tegur Disya.

"Bokap gue mau nemuin orang tua lu hari ini." Seru Juna

DEG

Aktifitas Disya terhenti, ia yang ingin memakan bakso nya perlahan menurun kan tangan nya, dan menatap ke arah Juna. Badan Disya mulai bergemetar lagi, sebab gemetar itu sangat terlihat dari sudut bibir Disya

"Ke-kenapa bisa Jun. Bukan nya bokap lu belum tau ya, terus siapa yang ngasih tau?" Tanya Disya.

"Gue yakin pasti kakak gue yang udah ngasih tau bokap."

"Jadi kakak lu tau." Sahut Citra.

Juna hanya mengangguk saja, "Gue belum siap Jun, kedua orang tua gue belum pada tau. Kalo lu tiba-tiba datang gue harus bilang apa." Seru Disya

Juna maupun Citra terdiam, sebab mereka juga bingung harus berbuat apa. Citra yang tak tega melihat Disya dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ia merangkul pundak Disya.

"Juna lu ajak aja orang tua lu ke rumah Disya, da.."

"Enggak Cit, gue belum siap buat dengarin amarah mereka." Ucap Disya yang memotong ucapan Disya.

"Dengarin gue sya, gue yang bakalan ngomong sama orang tua lu Percaya sama gue. Semarah apa pun mereka Sama lu mereka wajib tau sya." Tegur Citra

"Gue setuju sama Citra, tenang aja. Semua nya pasti akan baik-baik aj." Seru Juna

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Setelah pulang sekolah Citra tak langsung pulang melainkan dirinya ingin bertemu dengan orang tua Disya. Sesampainya di depan rumah Siska yg sedang bolak-balik sedari tadi. Karena penasaran kedua nya pun bergegas turun dari mobil

"Lu kok lama banget sih dek." Tegur Siska

"Emang ada apa kak?" Tanya Disya.

"Lebih baik lu buruan masuk ke dalam deh." Seru Siska

Melihat raut wajah Siska seperti ada sesuatu yang aneh. Disya bergegas masuk kedalam rumah, melihat ada tamu yang datang membuat Disya berhenti. Mama Disya yang melihat dirinya telah sampai di rumah langsung memberikan tatapan tajam kepadanya.

Friendship BreakWhere stories live. Discover now