21. | (Don't) Fight The Feeling

16.3K 2.1K 40
                                    

Kinda Mature —

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kinda Mature

Hari sabtu ini kuhabiskan dengan kegiatan weekend seperti yang sudah sering aku lakukan. Yoga, membersihkan apartemen bersama alunan vinyl, memasak, dan membaca buku. Tadinya aku ingin pergi ke tempat pilates langgananku tapi pada akhirnya memilih untuk dirumah saja.

"Penasihat hukum para korban dari Affandra Law Firm, Chezra Mahardi Affandra dalam wawancara bersama wartawan pagi tadi, meminta proses penyidikan dipercepat sekaligus mendorong penyidik untuk segera membongkar keterlibatan beberapa pihak yang ikut membantu Edgar Oliver selaku direktur PT. Kreatif Indo yang saat ini diduga melakukan penggelapan dan pencucian uang."

Aku yang saat ini tengah menunggu muffin yang sedang di oven memutuskan untuk menghidupkan televisi sebagai benda mati yang terpilih menemani sesi memasakku sore ini. Tanpa disangka berita yang saat ini nampak di layar hitam itu seketika membuatku menegakkan tubuh dan menyimak dengan serius. Sosok yang sangat familiar ditemani dua orang rekannya muncul di layar memberikan beberapa keterangan. Tidak lama layar kembali menampilkan siaran dengan berita yang baru.

Aku menghela nafas pelan, rasa gusar semakin menumpuk. Entah kenapa aku merasa ini akan terasa berat buatnya, apalagi dua hari yang lalu tim pengacara dari pihak direktur PT. Kreatif Indo menyatakan bahwa kliennya sedang jatuh sakit dan masih dalam proses pemulihan sehingga proses penyidikkan ditunda.

Suara nada panggillan masuk yang terdengar dari ponselku di atas meja pantry membuatku segera berjalan kembali ke arah dapur. Aku diam sebentar melihat nama si pemanggil.

"Halo?" sapaku setelah menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih itu di sisi telinga.

"Jani, sibuk gak?" tanyanya langsung menyahuti sapaanku. "Enggak juga, kenapa kak?" tanyaku balik.

"Sebentar malam ada acara gak? Aku mau minta ditemenin nonton kalau boleh." Suaranya terdengar segan untuk mengutarakan permintaannya.

"Emang gak takut diikutin lagi?" tanyaku pelan.

"Semoga orangnya juga lagi spending weekend. For god sake, ini hari sabtu dan kalau dia masih aja kerja buat buntutin orang kayaknya dia bener-bener orang yang sangat berdedikasi sih," jawabnya dengan nada jenaka membuatku tidak bisa menahan senyum.

Beberapa saat lalu bahkan belakangan aku sangat mengkhawatirkannya, namun lihat dia sekarang. Bisa-bisanya masih mengeluarkan candaan ringan, entah dia yang selalu berani melakukan apa saja tanpa ada ketakutan yang mengganggu atau dia yang terlalu pintar menyembunyikan keresahan dan kegusaran hati dan pikiran seorang diri.

"Yaudah ayo nonton," jawabku segera mengiyakan. Rasanya aku ingin menghabiskan waktu yang banyak dengannya. Padahal aku tahu dia akan selalu bisa mengerjakan apapun dengan baik, namun perasaan seolah dia akan pergi jauh selalu memenuhi pikiranku akhir akhir ini, tepatnya setelah dia mengutarakan perasaannya.

The Unspoken Emotions (TERBIT)Where stories live. Discover now