9. | Tease

16.6K 2K 47
                                    

—

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku memutuskan untuk pergi ke salon langgananku yang berada di suatu mall, setelah itu akan ke toko furniture untuk membeli barang dan sekalian makan malam. Kalau ditanya perginya dengan siapa, tentu saja sendiri. Dan aku sama sekali tidak merasa menyedihkan karena hal itu. Sendiri itu ruang paling nyaman untuk membenahi semua kekacauan hati dan pikiran. Boro-boro hangout bersama beberapa teman dengan suasana ramai untuk menghibur diri, aku malah akan lebih memilih menghabiskan waktu sendiri.

Setelah kerja dan tinggal sendiri bentuk healing ataupun me time versi diriku tidak jauh-jauh dari creambath treatment yang sangat super membantu meringankan kepala yang berdenyut karena pekerjaan. Bonusnya rambut juga bisa lebih sehat. Lalu bisa juga dengan melihat-lihat dan membeli beberapa furniture rumah karena aku sangat terobsesi dengan interior.

Ponselku berdering menunjukan panggilan masuk dari Prita, aku tertawa kecil sebelum mengangkatnya. Beberapa menit lalu aku mengirimkan foto selfieku yang memperlihatkan kalau aku sedang berada di salon. Salon ini langganan aku dan Prita, kalau sedang tidak sibuk dengan pekerjaan dan urusan masing-masing kita selalu pergi berdua kesini.

"Jahat banget sih, giliran aku cuma dirumah aja kamu sibuk banget persiapan sidang. Eh pas aku udah di bali kamu tiba-tiba pergi nyalon sendiri." Aku hanya tertawa mendengar omelan bumil satu itu.

"Yaudah sih, enjoy aja waktu berdua bareng suami. Kan lama gak quality time saking sibuknya Gavin." Saat ini Prita tengah berada di bali diajak suaminya dalam rangka babymoon.

"Hiks iya sih. Yaudah, mau oleh-oleh apa cantik?"

"Gak usah, repot-repot aja mau nyari oleh-oleh segala. Pokoknya have fun aja, udah dulu, aku mau mulai creambath." Segera saja aku memutuskan panggilan karena kalau tidak, aku sudah bisa menebak rentetan kalimat Prita yang mau membeli banyak oleh-oleh untukku.

Aku sangat senang dan bersyukur dengan kehidupan Prita sekarang, karena aku tahu persis sebelum bertemu Gavin sejarah percintaanya sangat membuat miris. Pernah diselingkuhi dan terpuruk dalam waktu yang lama. Walaupun aku tidak pernah relate tapi aku belajar banyak dari kisah percintaan Prita, kisahnya membuatku untuk selalu hati-hati menghadapi siapa saja, bahkan hal itu sudah kulakukan sejak bertahun-tahun yang lalu. Aku selalu membatasi dan mengontrol dengan baik apa yang ada dalam diriku, jadi tidak akan ada yang sesuatu yang bisa melewati batasan yang aku buat.

"Hati kamu tuh kayaknya udah mati ya jan, terus tahu gak banyak yang naksir kamu? tapi jangankan confess, dideketin aja susah banget bahkan sudah kepalang segan untuk mendekat. Kayak ada tembok yang tinggi banget jadi kalau memang bukan orang yang sabar dan cuma tertarik karena kamu cantik pasti udah mundur duluan." Prita pernah mengatakan itu padaku tanpa kutanggapi saat itu, mungkin menurutnya aku tidak menghiraukan ucapannya tapi tanpa dia ketahui ucapannya membuatku tidak tidur sampai subuh karena memikirkan itu.

The Unspoken Emotions (TERBIT)Where stories live. Discover now