- End -
.
.
.
Budayakan baca deskripsi sebelum membaca! :)
Biar nggk salah lapak :D
•°•°•
Ash yang sedang berlari menuju bandara setelah menerima sebuah surat dan tiket pesawat dari Eiji terhenti oleh seseorang yang tiba-tiba menabrak dan menikam pe...
"Membosankan.." gumam Ash yang masih diam duduk diatas tembok untuk melihat keberangkatan ekspedisi beberapa jam yang lalu
"..."
"Marco.."
Grrt-
"Maaf.." gumam Ash menunduk kemudian menyembunyikan wajah diantara laki dan kedua tangannya
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Padahal kau seharusnya bisa menyelamatkannya.. kenapa.. kenapa kau sangat bodoh.. kenapa kau sangat bodoh, Aslan" gumam Ash dengan badan gemetar menahan tangis
Beberapa saat kemudian Ash mulai tenang dan mengangkat kepalanya, kemudian melihat lilitan perban yang ada dibeberapa bagian tubuhnya kemudian mulai membukanya satu persatu
"Sudah kubilang perban ini hanya hiasan.." gumamnya setelah selesai membuka semua lilitan perban ditubuhnya
"Dan plester ini juga.." lanjut melepaskan beberapa plester yang menempel dipipi dan dahinya
"Itu.. tidak meninggalkan luka sedikitpun, semua goresan kecil bahkan hingga yang cukup dalam.. semuanya sembuh tanpa bekas luka sedikitpun seperti luka itu tidak pernah ada sebelumnya"
"Bahkan tulang rusukku yang retak dan yang seharusnya butuh waktu lama untuk sembuh total.. sekarang benar-benar sudah sembuh"
"Semalam.. mimpi itu juga datang lagi, darah.. dan tumpukan mayat, ruangan mewah dan luas, namun terasa dingin dan mencekik.."
"Dan wanita itu.. apa mungkin dia ibu kandung dari pemilik tubuh ini sebelumnya..?" Gumam Ash samar-samar mengingat wanita yang sedang tersenyum tulus kearahnya
"Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.. ada juga para pria dengan setelan rapi dan mewah.. apa mungkin mereka bangsawan? Dan.. anak kecil.. Haah.."
"Lalu.. Armor, Attack, Collosal, Founding,.. bzzt--!? ack- begini lagi.." gumam Ash tiba-tiba merasakan sengatan listrik kecil dikepalanya dan berdengung setiap mencoba mengingat nama-nama tadi lebih jauh
"Buntu lagi, kah.." gumam Ash memegang kepalanya yang masih sedikit berdengung
