| 14 |

664 101 11
                                    

Hai hai reader minna san!

Sorry tetiba ngilang gada kabar, sebenernya awalnya mau ngabarin kalo bentar lagi mau uts eh tapi gk sempet (Ash: "alasan!") ಥ‿ಥ

Selesai uts ntah kenapa males bet buat ngetik hehe (dipelototin si bonc- uhum lepi) 😋

Gada yang nyariin juga jadinya malah beladas terus sampe sekarang dah selesai uas •́  ‿ ,•̀ wkwk

Levi: "emng siapa lu ampe dicariin pfft-"

Me: //guhuk "hidoi na!" //Ngusap air mata imagier


Okeh tjukup ampe situ wae,

HAPPY NEW YEAR 🎉 (Reader bi lek: telat wuu!) Uhum!

AND HAPPY READING MINNA SAN!!





















Zrak!

"Kalau begitu, aku akan keluar dari pasukan pengintai dan membunuhmu. Oh, dan juga membunuh siapapun yang mencoba melukai dan menghalangi keluargaku pergi juga tentunya"

Ash melepas dan menenteng jubah dengan sekali tarikan menggunakan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya masih memegang pedang yang diarahkan langsung keleher kapten Girnasun.

Crak!

Para pasukan yang memegang senapan semua bersiaga menodongkan pistolnya kearah Ash dan juga Armin.

"Kapten, sepertinya kita harus mempertimbangakn--" saran salah satu prajurit yang berdiri tidak jauh dari sang kapten yang merasa takut juga merinding dengan tatapan dan aura Ash meski tatapannya tidak ditunjukan kearahnya.

"DIAM! Sejauh apapun mereka memohon, mereka pasti akan tetap memberontak!" Teriak dan gumamnya diakhir sambil perlahan mengangkat sebelah tangannya untuk memberikan aba-aba menembak meski dengan tubuh sedikit gemetaran oleh aura Ash.

"Jadi.. itu pilihanmu ya.." gumam Ash menundukan kepalanya dan menggengam pedangnya dengan lebih erat.

Srak! Sret! Tap!














"Hentikan.. Ash"

!

"Pixis Danchou.." gumam Ash.

"Ash.." lirih Pixis memegang tangan dan menatap pedang Ash yang menempel dengan leher sang kapten yang badannya sudah menegang dan gemetaran hebat.

"Oh! Ah.. itu--" gugup Ash sedikit melonggarkan jarak pedangnya dari kapten Garnisun.

"Tidak apa-apa aku mengerti.." ucap Pixis yang seketika membuat Ash tenang dan menurunkan pedangnya.

"Dan kau.. kau masih belum berubah. Mau sedewasa apapun kau masih saja mudah ketakutan... Tapi aku puji karena keberanianmu mengambil keputusan meski kepalamu taruhannya" Tegur Pixis menatap kapten dan Ash secara bergantian.

Pixis perlahan berjalan kedepan melewati sang kapten dan berdiri disamping Ash sambil berkata. "Apa kau tak melihat betapa sempurna pemberian hormatnya?" menatap dimana Armin berdiri sambil memberikan hormat ala prajurit dengan mata tertutup gugup dan menegang.

"Aku baru sampai tapi aku sudah mendapat informasi mengenai situasinya." Perintahnya pada sang kapten kemudian berbalik dan menepuk pucuk kepala Ash.

"Kau masih sama seperti sebelumnya tidak pernah ragu dalam berkata maupun melakukan sesuatu, tenang saja aku tidak akan membicarakan tentang kau yang sempat ingin keluar pasukan pengintai pada Erwin, tapi jika kau memang ingin keluar maka keluar dan bergabunglah dengan pasukan Girnasun. Aku akan menjadikan mu kapten, itu mungkin lebih cocok untuk semangat, pemikiran dan juga tekadmu dibanding menjadi bawahan si kecil clean freak itu--"

Beginning of the End | Attack On TitanWhere stories live. Discover now