BAB_34 | Ancaman Kevin

241 8 5
                                    

Seketika hening, semua mata langsung tertuju ke arah Kevin dan Alya berdiri. Nampak Tuan Ryan menatap murka ke arah Kevin, wajahnya merah padam dan rahangnya mengeras.

Sementara nyonya Desti langsung berdiri dari tempat duduknya, menatap nyalang pasangan itu. Lebih tepatnya ke wajah Alya. bola matanya terlihat narik turun, seakan sedang menilai penampilan gadis yang katanya sudah Kevin nikahi.

“Kau yakin dengan keputusanmu itu? Mau kamu, melihat perusahaan kakekmu yang sudah dikelola sejak awal hancur seketika?” Ucap tuan Ryan sarat mengancam sambil tersenyum sinis.

Pria itu tentu tahu kelemahan Kevin hanya satu, yaitu kakeknya. Dia selalu berpikir Kevin tak akan berkutik jika membawa nama kakeknya, terlebih perusahaannya yang memang sedang di ambang kebangkrutan.

Tak ada raut ketakutan sama sekali dari wajah Kevin, malah dia seperti ingin menantang pria tua itu.

Ah, itu sudah pasti Kevin akan menantangnya. Siapapun yang berani mengusik ketentramannya, maka itu sama saja bunuh diri. Jangankan tuan Ryan, ayahnya sendiri pun Kevin berani.

Meskipun sebelumnya dia sempat menyerah dan lebih memilih pasrah dengan keadaan, namun sepertinya tidak untuk sekarang.

Entah apa yang telah terjadi, tapi Kevin sudah bertekad akan membrantas siapapun yang berani mengusik keluarganya. Terutama Alya, istrinya.

Kevin menundukkan kepalanya, guna menatap sang istri.

“Kamu tetap diam saja disini.” Bisiknya, yang langsung di jawab oleh Alya dengan anggukan kecil.

Kevin segera melepas rengkuhannya dari pinggang istrinya, dengan gaya arogan ia berjalan pelan ke ruang tengah yang jaraknya memang tak terlalu jauh dari posisi sebelumnya.

“Apa menurutmu dengan ancaman sampahmu itu saya akan takut? Cih, mimpi!” ucapnya sadis setelah tiba disana.

Persetan dengan sopan santun, dia tak akan menunjukkan sikap seperti itu pada dua orang yang ada di depannya sekarang. Pada ayahnya sendiri saja dia berani kurang ajar, kenapa pada tuan ryan yang bukan siapa-siapanya tidak?

“sepertinya om sudah lupa jika dari awal saya sudah menolak perjodohan ini, tapi kalian berdua!”

Jari telunjuk Kevin mengarah ke wajah tuan Ryan dan Aji bergantian.

“tetap saja ingin melanjutkannya! Jadi, jangan salahkan saya jika pada akhirnya mengambil keputusan ini.” lanjutnya.

Tuan Ryan nampak tersenyum smirk begitu mendengar ucapan terakhir Kevin, pria itu seperti sedang merencanakan sesuatu.

“oh, berarti kau menikah dengannya juga karena terpaksa? Bukankah dia itu mantan pacarmu yang pernah selingkuh dengan kakakmu, Dylan. tapi kenapa kau malah lebih memilih menikahinya, ketimbang harus menikahi putriku yang jelas-jelas jauh lebih baik darinya! Lihatlah, dari sisi penampilan dan rupanya pun sudah sangat jauh sekali. Sangat tidak cocok dengan posisimu yang seorang pewaris keluarga zein, memangnya kau tidak takut sama gunjingan orang nanti tentang istrimu?”

“aku tidak perduli dengan itu semua, terserah mereka mau berkata apa. Yang jelas, aku tak akan menceraikannya sampai kapanpun! Dan.. soal perusahaan kakek, om tenang saja. Saya bisa mengatasinya sendiri, Apa om lupa dengan kemampuan saya?”

Mendengar itu tuan Ryan mendengus, anak muda di depannya sudah membicarakan soal kualitas.

“Jangan sok hebat kamu ya, mentang-mentang dulu pernah menolong perusahaan haris sekarang kamu sok berkuasa!”

“Ya memang bukan saya yang berkuasa dan saya juga tak merasa hebat, saya menolong om saya sesuai dengan kemampuan saya. Selain itu, apa om lupa kalau saya punya seseorang yang paling berkuasa? Apa perlu saya ingatkan seberapa kuasanya dia? Kalau beliau mau, perusahaan yang selama ini om banggakan itu bisa saja dia rebut detik ini juga!”

TERPAKSA MENIKAH (Cinta Sang Pewaris)Where stories live. Discover now