BAB_33 | Ceraikan Saja!

136 11 1
                                    

Setelah hampir lima jam menghabiskan waktu dengan urusan kantor, akhirnya Kevin dan Dylan pulang.

Sebenarnya, hanya Dylan saja yang sibuk dengan tumpukan berkas yang menggunung itu.

Sedangkan Kevin?

Pria itu hanya tiduran di sofa sambil main ponsel, Entah apa saja yang adiknya itu lakukan.

Saat ini mereka sedang ada di lift yang akan turun ke lobi, lift khusus pimpinan penting.

“Lo pulang duluan aja, habis ini gue ada janji ketemu sama orang.” Ucap Dylan.

Mendengar itu Kevin nampak mengerutkan keningnya, mata bulatnya menatap curiga ke kakak keduanya itu.

“Mau pergi kemana Lo?” Tanyanya.

Sebenarnya Kevin malas bertanya karena tentu sudah tahu pria itu akan pergi kemana, dan lebih malasnya lagi pasti nanti tiba dirumah Marissa akan bertanya padanya tentang keberadaan Dylan.

“Ada urusan. Sekalian nanti Gue juga mau ngecek hotel dulu, udah beberapa hari ini gak ke sana.” Jawab Dylan.

Selain memiliki perusahaan sendiri yang ada di Taiwan, Dylan juga memiliki beberapa cabang hotel berbintang lima di Jakarta. Dan semua usaha itu dia kelola sendiri, tanpa bantuan siapapun.

Terlahir sebagai anak yang tak pernah diharapkan, terlebih di benci sang papa membuat pria itu gila kerja. Dengan begitu dia bisa melupakan kepedihan hidupnya, meskipun itu hanya bersifat sementara.

Sebenarnya Dylan sendiri sudah dapat warisan dari Fandy, yaitu satu perusahaan di bidang periklanan di Jakarta dan satu restoran.

Namun Dylan menolaknya dan lebih memilih usahanya sendiri, dan kini untuk sementara perusahaan dan restoran itu di kelola oleh orang kepercayaan keluarganya.

Entah sampai kapan.

Ting!

Pintu lift terbuka, Kevin dan Dylan keluar dari kotak besi itu. Sepanjang jalan, para karyawan yang berpapasan dengan mereka memberi sapaan sambil tunduk hormat.

Mereka berjalan bersisian menuju mobil masing-masing, masuk, hingga akhirnya pisah saat sudah di gerbang.

Kevin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dia mengendarai mobilnya sendiri. Sedangkan Kenzo yang tadi sempat ikut ke kantor pun sudah pulang dengan mobil kantor.

Satu jam setengah Kevin sudah sampai dirumah, satu pengawal berlari ke arahnya dan membuka pintu mobilnya. Kevin pun keluar, berjalan masuk ke dalam rumah.

Rumah megah dan luas itu nampak sepi, dengan kata lain tak ada kehadiran sang pemilik rumah. hanya ada beberapa pelayan yang terlihat.

“Kamu sudah pulang?”

Hal pertama yang Kevin dengar setelah masuk kamar adalah suara lembut alya, gadis itu muncul dari pintu kamar mandi. Kevin menduga jika istrinya itu baru saja selesai mandi, dilihat dari pakaiannya dan rambut panjangnya yang sedikit basah.

“Hm.”

Kevin meresponnya dengan deheman singkat, kemudian ia melangkah ke sisi ranjang. menaruh ponsel dan dompetnya di meja, lalu menghempaskan tubuhnya disana dan matanya pun terpejam.

“Mandi dulu Vin, biar seger.” Ucap Alya kembali terdengar.

“5 menit lagi.” tawar Kevin.

Alya jalan ke sofa dan duduk disana, menatap sang suami yang rebahan di kasur. Kakinya memang sedikit baikan, tapi jika terlalu lama berdiri rasa nyeri itu suka timbul.

“Nanti kamu ketiduran, gak baik tidur sore-sore.”

Mendengar itu Kevin menghela nafas panjang, mengusap wajahnya sejenak, Kemudian bangun. Seketika itu pula pandangan keduanya saling bertemu, dengan beda artian.

TERPAKSA MENIKAH (Cinta Sang Pewaris)Where stories live. Discover now