BAB_23 | Setuju

60 5 0
                                    

BEBERAPA JAM SEBELUM KONFERENSI PERS DADAKAN

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Nampak mobil Lexus Warna biru milik Rangga memasuki area parkir rumah sakit, melihat itu tukang parkir yang tadi duduk di kursi plastik dekat pos satpam segera berlari ke arahnya dan dengan sigap membantunya untuk parkir.

Setelah dirasa aman, Rangga bergegas keluar. Memberi uang 10 ribu ke tukang parkir, lalu dengan sedikit berlari dia mengitari setengah mobilnya dan membuka pintu belakang.

“Mau gue gendong lagi atau pake kursi roda aja?” Tanya Rangga pada Alya.

“Kursi roda aja.” Jawabnya.

“Oke, tunggu bentar.”

Rangga langsung lari ke arah dalam rumah sakit, selang beberapa menit dia kembali dengan membawa kursi roda.

Arina yang kala itu masih duduk di jok belakang langsung keluar, berbalik lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Alya berdiri.

Setelah Alya sudah duduk dengan aman, mereka masuk ke dalam rumah sakit. Hingga langkah mereka berhenti di dekat loket informasi, Rangga pun pamit pulang.

“Lo udah konsultasi sama dokternya belum?” Tanya arina.

Alya mengangguk.

“Udah, tadi pagi sebelum berangkat ke kampus gue udah buat janji sama dokter Samuel nanti siang akan datang. Tapi karena kejadian tadi, gue harus telpon dia lagi.” Jawabnya.

“Ini semua gara-gara si Kevin! Ya udah Lo telpon deh.”

Alya menurut, dia merogoh tasnya dan meraih ponselnya. Mencari kontak Samuel, dan segera menelponnya.

Pada deringan pertama dan kedua Samuel tak mengangkat ponselnya, hingga deringan kelima baru panggilannya di respon.

(Halo)

Terdengar suara seseorang di seberang sana, dan itu suara wanita.

Alya mengernyit, seraya menjauhkan wajahnya dari Ponselnya. Dia melirik ke arah sahabatnya, dan di balas dengan delikan aneh.

“Kenapa?” Tanyanya.

“Suaranya kok cewek ya.” Bisik alya.

“Hah? Mungkin pacarnya kali.”

“Gak tahu.”

“coba Lo tanya.”

Alya kembali menempelkan benda pipih itu ke telinganya.

“Halo, maaf apa ini benar nomornya dokter Samuel?” Tanyanya dengan sopan.

(Iya benar, kamu siapa?) nada suaranya terdengar ketus.

“Saya Alya. emm.. bisa bicara dengan dokter Samuel?”

Tak ada sahutan di seberang sana, namun Alya mendengar suara ribut seperti orang beradu mulut. Hingga akhirnya terdengar suara Samuel.

(Halo Alya, ini aku Samuel. Maaf tadi ponselku lagi di pegang temanku)

“Oh, iya gak apa-apa kok dok. Maaf ganggu.” Ucap Alya tak enak.

(Gak kok, oh ya Ada apa nih kamu telpon?)

“aku hanya ingin kasih tahu, kalau sekarang aku sudah di bawah.”

(Loh, udah datang? Bukannya nanti siang?)

“Iya nih dok, tadi ada insiden dikit jadinya aku majukan.”

TERPAKSA MENIKAH (Cinta Sang Pewaris)Where stories live. Discover now