BAB_13 | Simbiosis Mutualisme

72 6 0
                                    

“baguslah, karena itu memang yang harus kamu lakukan. Berani berbuat, maka harus berani bertanggung jawab.” ucap adinata tegas.

“tapi paman saya akan menikahi Selena setelah Kevin menikah, dan saya juga akan mengadakan konferensi pers tentang masalah ini. apa paman tidak keberatan?”

“tidak sama sekali, itu terserah kalian. Selama itu tak mengganggu kehidupan Selena atau pun keluarga, paman setuju-setuju saja. Tapi, Apa kamu sudah membicarakan hal ini dengan Selena?”

Rafael menggeleng.

“Belum paman, dari kemarin saya sudah usaha hubungi Selena tapi dia tak mau menjawab. Mungkin dia masih marah pada saya, dan Itulah kenapa saya tiba-tiba datang kesini.”

“Oh.. begitu. Yah.. Kamu maklumin saja, saat ini pikirannya sedang kalut jadi dia butuh waktu untuk sendiri. Apa kamu mau bertemu dengannya sekarang?”

Pria itu pun mengangguk tanpa berucap.

Tentu saja dia ingin bertemu dengannya, bukankah tujuan awalnya memang ingin menemui gadis itu sekaligus ingin membicarakan rencananya.

Rencana?

Yah, itu jelas saja!

Niat kedatangan Rafael ke rumah itu pasti ada tujuan tertentu, kalau tidak mana mungkin ia sampai mengaku-ngaku telah menghamili Selena dan berniat menikahinya.

“Ya sudah akan paman panggilkan, kamu tunggulah disini.” Ucap Adinata, kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kamar Selena.

💐💐💐

Adinata masuk ke kamar Selena, dia melihat gadis itu duduk di kursi kayu depan meja rias dengan keadaan masih menangis.

Sementara Rendy terlihat bersimpuh di depannya, kedua tangannya menggenggam tangan Selena. Sepertinya pria itu masih berusaha menenangkan sepupunya tersebut.

“Rendy.” Panggil adinata.

Merasa namanya dipanggil, Rendy pun menoleh ke arah suara dan melihat sang ayah berjalan ke arahnya. Dia pun langsung berdiri.

“Ada apa pa?” Tanyanya.

“Di depan ada nak Rafael.” jawab adinata.

Seketika kening mulus Rendy berkerut, darimana pria itu tahu jika saat ini dia ada di Jakarta dan ada apa dia datang kesini? Bukankah saat ini dia sudah ada di Korea?

Pertanyaan itu terus bersarang di dalam otak Rendy, ia penasaran ada gerangan apa Rafael datang ke rumahnya.

Jika Rendy merasa heran dengan kedatangan Rafael, Selena justru merasa terkejut sekaligus khawatir. Tangisannya sampai berhenti ketika pamannya menyebutkan rafael sudah ada di dalam rumahnya, dan seketika itu pula berbagai macam pikiran negatif mulai muncul di benaknya. Salah satunya adalah nasib karirnya sebagai selebriti.

“P-pak Rafael ada disini? Dirumah ini?” Pekik Selena.

apakah akan secepat ini karirku berakhir? Ya tuhan.. aku belum siap.

“Iya, katanya dia ingin bertemu denganmu.” Ucap Adinata yang mampu membuat Selena ketar ketir.

“Ren, bagaimana ini. Aku belum siap.” Lirih Selena, dia menggenggam erat tangan pria itu.

“Kenapa kamu bohong sama paman Len.”

Celetukan Adinata membuat pandangan putra dan keponakannya kembali fokus ke arahnya.

Selena menatap sang paman sambil mengernyit tak mengerti, sama halnya dengan Rendy.

“Maksud paman apa? Aku bohong apa?”

TERPAKSA MENIKAH (Cinta Sang Pewaris)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum