Bab 39 : Menghilang

56 18 10
                                    

Alleta tidak jadi pulang sekolah dengan taksi online. Gadi itu pulang diantar Gama, calon pacarnya. Di dalam mobil, mereka banyak malu-malu dan saling curi pandang.

Alleta yang sempat merasa tidak enak dengan Juwita karena kedekatannya dengan Gama akhirnya mulai memberanikan diri. Gadis itu seolah mendapat lampu hijau karena tadi Juwita terang-terangan mengatakan kalau Gama bukanlah cowok yang disukainya. Sebelumnya, Gama bersedia mengantar Alleta pulang. Namun, Alleta baru mengizinkan sekarang.

"Tapi bener kan, kalau kamu enggak ada rasa sama Kak Juwita?" tanya Alleta memastikan.

Sambil menyetir Gama menoleh sekilas dan tersenyu lalu kembali fokus menyetir dengan tetap mengobrol dengan Alleta. "Cowok mana sih yang enggak suka sama Juwita? Aku cowok normal loh," ucapnya pelan.

Alleta sedikit cemberut mendengar jawaban Gama.

"Ngambek nih?" goda Gama.

"Enggak kok," jawab Alleta.

"Kamu belum dengerin kelanjutan omonganku nih?" sungut Gama.

"Ya udah, aku dengerin," jawab Alleta.

"Tapi, setelah kita kenalan di kelompok lomba matematika itu. Aku jadi berpaling sih, ha ha ha," canda Gama. "Bahkan, kalung yang seharusnya buat Juwita malah kukasihin ke kamu loh."

Alleta tersenyum. "Kak Juwita ternyata tahu loh, kalau kamu ngasih aku hadiah. Tapi, dia enggak tahu kalau hadiah itu kalung ini," ucap Alleta yang memamerkan kalung pemberian Gama.

"Eh, iya dia tahu? Dari siapa, ya?" tanya Gama seraya tertawa.

"Iya, dia tahu katanya dari Kak Galang," kata Alleta.

"Oh, Galang. Awas ya dia, bakalan kusabet pakai handuk juga nih," canda Gama.

"Yang penting sekarang Kak Juwita udah twrus terang cowok yang disukainya ...," papar Alleta. Gadis itu mengehentikan ucapannya. Untuk pengakuan cowok yang disukai Juwita, Alleta masih ragu, diizinkan atau tidak jika orang lain tahu.

"Cowok yang disukainya Airlangga?" tebak Gama.

Alleta terkejut seraya membesarkan matanya. "Kok kamu tahu, sih?"

"Jadi, waktu aku ngajakin Juwita makan di Foodpedia. Beberapa hari kemudian aku diserang Felix loh. Felix enggak nyakitin aku sih, tapi dia cuma negasin kalau Juwita itu gebetan temennya. Aku enggak boleh dekat-dekat, gitu," cerita Gama.

Alleta menatap Gama lembut. "Tapi Kak Felix sebenernya baik kok, Kak."

"Oh iya? Aku enggak pernah dekat, cuma tahu gitu aja. Terus, Airlangga juga sempat dateng ke ruang OSIS manggil Juwita. Tahu enggak? Dia bilang ke aku, kalau aku baru akrab sedangkan dia udah lama akrab. Di situ aku mikir kalau Juwita emang suka sama Airlangga." cerita Gama.

Alleta tertawa pelan. "Bisa aja, ya cowok-cowok."

"Bisa dong, tapi kalau sama Felix aku males urusan. Gak sanggup kalau aku dibantingnya. Dia anak taekwondo," timpal Gama.

Alleta tertawa pelan seraya menatap Gama. Gama menoleh menatapnya dan tersenyum sambil kembali fokus. Mendadak ponsel gadis itu bergetar.

"Sebentar, ada telepon masuk," ucap Alleta.

Gama mengangguk dan mengurangi volume radio mobilnya.

"Halo Mbok? Apa! Kak Juwita hilang? Astaghfirullahalazim. Mbok, gimana ini? Oke, oke aku ke rumah sakit," ucap Alleta setelah menerima telepon dari Mbok Ijah.

"Kenapa?" tanya Gama penasaran.

"Kak, Kak Juwita hilang. Ibuku pingsan dilarikan ke rumah sakit. Bisa anterin aku ke sana?" pinta Alleta.

Fake Girl (Selesai)Where stories live. Discover now