Bab 5 : Berpapasan

121 29 102
                                    

Jam kosong, sebuah istilah untuk jam pelajaran yang mana guru mata pelajaran berhalangan hadir. Saat ini jam PKN kosong,  Bu Sukma sebagai guru mata pelajaran meninggalkan tugas untuk mengisi jam kosong. Sambil mengerjakan tugas, Juwita mengirim pesan instan WhatsApp untuk adiknya. Gadis itu berancana pulang bersama Gama dan meminta Alleta membawa pulang mobil Nissan Juke miliknya.

Cil, Booocil! lagi ngapain? Balas cepat gak pakai lama!

Aku lagi mencatat, Kak. Ada apa, Kak? Aku balesnya sembunyi-sembunyi.

Gak nanya! Ntar pulang jemput kunci mobil di parkiran. Tolong bawa mobil pulang.

Kak, aku bawa mobil pulang? Yang bener aja. Aku gak punya SIM.

BOMAT! Bodo Amat! Awas kalau lo ngilang.

Setelah berdebat dalam whatsApp, Juwita pun merasa semuanya akan aman-aman saja. Nanti dia akan pulang diantar Gama. Gadis itu penasaran dengan apa yang akan disampaikan Gama. Sambil terseyum-senyum dia melirik jam di pergelangan tangannya. Masih ada waktu dua jam lagi untuk pulang bersama Gama.

Lagi-lagi Juwita membayangkan betapa irinya para gadis di sekolah ini jika Gama benar-benar menjadi kekasihnya. Meski jujur dalam hati, dia masih sebatas suka. Gama nantinya juga akan menambah prestasi pencitraan dirinya.

Sukses! Setelah dirinya pernah ditolak Airlangga, setidaknya Gama adalah pengganti yang lumayan. Dirinya tidak perlu berusaha melakukan pendekatan yang cukup menyulitkan seperti yang dia lakukan pada Airlangga dulu.

Sekelebat bayangan kisah jatuh cinta mendadak muncul dalam pikiran Juwita. Pagi itu saat dirinya masih kelas X, Juwita baru saja sampai ke sekolah. Gadis itu seperti biasa datang pagi-pagi. Tanpa sengaja, dia melihat sosok cowok berhelm full face mengendarai motor Kawasaki Ninja dengan santai menuju parkiran.

Hidung mancung Juwita menangkap aroma parfum maskulin cowok tadi. Pandangannya masih mengikuti cowok bermotor tadi yang kini memarkirkan motornya di parkiran. Cowok itu akhirnya membuka helmnya dengan pelan bagaikan slow motion film-film romantis yang pernah dia tonton.

"Astaga! Siapa itu?" lirihnya.

Cowok itu menggantungkan helmnya dan segera turun dari motornya. Juwita berjalan pelan mengikuti langkah cowok itu dari jauh. Cowok itu berjalan santai, tiap langkahnya bagi Juwita waktu seolah berhenti. Setiap cowok itu mengusap rambut hitam legamnya, bagi Juwita itu adalah sebuah keindahan.

Ketika cowok itu menghentikan langkahnya, Juwita juga ikut menghentikan langkahnya. Dari jauh, gadis itu memperhatikan gerak-gerik cowok yang belum dia ketahui namanya. Dia sendiri merasa heran, mengapa mendadak terpesona dengan cowok hitam manis itu? Sebelumnya, dia pernah tertarik dengan seorang cowok, tetapi mengapa cowok ini memiliki magnet yang seperti sengaja menariknya untuk mendekati?

"Aku suka, dia sosok yang enak dilihat. Tiba-tiba aku berdebar. Apa aku jatuh cinta?" ucap Juwita pelan.

Masih mengikuti langkah cowok itu, akhirnya Juwita sampai di kelas XI IPS 1, kelas cowok yang membuatnya penasaran. Sebagai gadis idola sekolah, di depan kelas itu dirinya justru digoda cowok-cowok kelas XI IPS 1.

"Juwi!" goda salah satu siswa.

"Juwi, pacar Abang," sambung cowok lainnya.

Juwita hanya menanggapi dengan senyuman ramah. Sambil berjalan pelan melewati gerombolan cowok XI IPS yang berdiri di depan kelas mereka sesekali matanya melihat sosok cowok yang membuatnya penasaran tadi. Dia tidak berhasil menemukan sosok itu. Juwita pun melangkah meninggalkan kelas XI IPS 1.

Fake Girl (Selesai)Where stories live. Discover now