Bab 1 : Hari Pertama Sekolah

580 42 118
                                    

Bel masuk sekolah setengah jam lagi akan berbunyi. Juwita Melani Putri si gadis rajin sudah sampai di sekolah. Dia bukan tipikal gadis pemalas atau langganan terlambat. Meski di sekolahnya masih sepi, dia tetap melanjutkan langkahnya dengan pelan sambil memasang senyum yang sangat imut. Sudah pasti senyumnya dibuat-buat agar terlihat menawan di mata teman-temannya.

"Latihan senyum dimulai," ucapnya pelan. Lalu gadis itu membuka cermin lipatnya dan menatap pantulan wajahnya. "Cantik," gumamnya sambil tersenyum-senyum sendiri.

Hari pertama sekolah selalu membuatnya bersemangat bangun pagi dan datang ke sekolah lebih awal. Di sekolah hanya beberapa orang yang sudah datang, dan tentu saja mereka adalah siswa dan siswi rajin seperti dirinya. Juwita memasang senyum sana-sini untuk setiap siswa atau siswi yang menyapanya. Meski beberapa siswa yang menggodanya dia tetap membalas dengan senyuman manis dan pamer lesung pipi.

"Juwita, jadian, yuk!" ajak salah satu siswa iseng.

"Hem, boleh," jawabnya dengan bercanda dan tersenyum.

"Juwita calon istri gue!" sapa siswa lainnya.

Juwita hanya menanggapi dengan melempar senyum sekilas. Lalu dia kembali melanjutkan langkahnya ke kelas XI IPA 1 yang akan menjadi kelas barunya. Hari pertama sekolah akan menjadi hari bahagianya karena dia mendapatkan tempat yang menyenangkan dan pengakuan luar biasa untuknya.

Juwita seperti memiliki segalanya di SMA Cendekia. Dia tercatat sebagai siswi pintar. Akhir semester tahun ajaran sebelumnya, dia berhasil menyabet juara umum meski saat itu dirinya masih kelas X. Tak hanya itu, dia juga berhasil mendapatkan posisi jabatan di OSIS sebagai sekretaris departemen IPTEK. Nantinya, dia juga akan diangkat sebagai ketua ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja.

Selain itu, guru-guru juga sayang padanya karena dia sangat sopan, menghargai guru, dan nilainya hampir semua mata pelajaran memuaskan. Juwita juga di sekolah tidak punya kasus, terlihat kecentilan di depan siswa laki-laki, dan tidak mengintimidasi temannya. Dia selalu dipandang oke dan nomor satu dibandingkan siswa lainnya. Dengan demikian dia dijuluki si Most Wanted Girl, idaman cowok-cowok dan disukai cewek-cewek kecuali yang iri padanya.

Juwita memasuki kelas XI IPA 1 sesaat setelah sampai dan seraya meletakkan ransel pink lembut di atas mejanya. Mejanya tentu saja sudah disiapkan paling depan, di depan papan tulis agar dirinya tidak terganggu belajarnya. Juwita kembali tersenyum manis, dia merasa sangat bahagia karena dikelilingi teman-teman baiknya.  Juwita sudah bisa langsung menebak kalau yang meyiapkan tempat duduknya adalah Nana. Gadis itu melihat tas Nana tergeletak manis di atas meja belajar yang nantinya akan menjadi meja belajarnya.

Di belakang tempat duduknya ada Caca dan Mina. Mereka adalah teman baik Juwita. Karena efek positif yang ditularkan Juwita, orang tua Caca, Nana, Mina sepakat dengan berbagai cara   agar mereka satu kelas dengan Juwita. Salah satunya adalah dengan menyampaikan pada pihak sekolah.

"Juwitaaa!!!" Nana dan Mina masuk ke kelas memanggil Juwita sambil melebarkan tangan. Mereka langsung berpelukan bergantian.

"Kangen, ih," komentar Nana bersemangat.

"Sama, aku juga, tahu. Aku kangen kalian," timpal Juwita bersemangat.

"Gimana, liburan? Asik? Asik?," tanya Mina penasaran.

"Hem," Juwita medesah.

Juwita menceritakan liburan ke Balinya dengan adiknya yang menurutnya sangat membosankan. Apalagi Ayahnya yang dokter gigi super sibuk itu absen dari liburan. Ayahnya terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Juwita bercerita hanya liburan bertiga dengan adik dan ibunya. Sama seperti Mina dan Nana yang juga liburan ke luar kota. Waktu dua minggu liburan tampaknya cukup membuat mereka senang.

Fake Girl (Selesai)Where stories live. Discover now