20 - Love a rainy night

2.1K 89 36
                                    

⚠️⚠️⚠️WARNING KISS SCENE⚠️⚠️⚠️




Setelah sampai di apartemen, sejujurnya Vannya berniat untuk menyeduh teh hangat demi mejamu Gio. Tetapi seakan tahu niatannya, Gio lebih dulu menahan dirinya dan menyuruhnya mandi terlebih dahulu,

"Lo mandi dulu aja, kalau lama lama pakai pakaian basah kayak gitu yang ada lo sakit" Gio sedikit menyeret Vannya menjauh dari dapur agar gadis itu segera pergi mandi dan berganti denagn pakaian hangat

Gio dapat melihat Vannya akan melayangkan sebuah protesan, sehingga Gio segera angkat bicara "Gak usah ngeyel kalau dibilangin"

Vannya yang baru membuka mulut harus kembali menutup mulutnya dan menurut dengan perkataan Gio. Kali ini ia segera bergegas untuk mandi, agar Gio juga bisa membersihkan diri dan berganti pakaian kering.

Vannya tidak membuang waktu banyak untuk mandi, karena ia sadar diri bahwa kamar mandi di apartemennya hanya ada satu. Selesai dengan mandi singkatnya, Vannya segera keluar dan menyuruh Gio untuk segera mandi. Bila ada yang melihat keduanya, mungkin akan beranggapan bahwa Gio dan Vannya adalah pasangan yang tinggal bersama.

Vannya menyerahkan sebuah handuk bersih kepada Gio yang masih berdiri di ambang pintu kamar mandinya. Gio sendiri menolak untuk memakai pakaian milik Tama karena pria itu membawa pakaian ganti di mobil. Sehingga Vannya hanya meminjamkan handuknya "Maaf kalau kamar mandinya kecil"

Vannya takut Gio yang merupakan orang kaya raya menjadi kurang nyaman dengan kamar mandinya yang kecil. Padahal kalau ia lupa kekasih Gio tinggal satu lantai apartemen yang sama dengan dirinya, sudah dapat dipastikan Gio sering memakai kamar mandi kecil seperti milik Vannya.

Sembari menunggu Gio mandi, Vannya buru buru untuk membuat makanan hangat. Dia membuat nasi panas dan sup serta lauk untuk makan malam mereka. Beruntung bahan makanan di kulkas Vannya masih cukup banyak, sehingga ia bisa membuat makanan yang layak untuk tamunya.

Masih sibuk berkutat dengan masakannya, Vannya melihat Gio yang sudah selesai mandi dan berjalan menuju sofa ruang tengahnya. Vannya segera menuang teh panas yang diseduhnya kedalam cangkir, lalu membawanya dengan nampan kecil untuk diberikan kepada Gio yang terlihat menyender nyaman pada sofa ruang tengahnya sembari bermain ponsel.

"Jangan pulang dulu, aku masih masak" Vannya meletakkan tehnya di atas meja kecil tepat di depan Gio.

"Siapa juga yang mau pulang" Gio menyimpan ponselnya dan melirik ke arah Vannya sebentar sebelum mencoba teh buatan Vannya.

Melihat betapa santainya Gio di apartemennya, membuat Vannya hanya mendengus sebal sebelum kembali ke dapur menyelesaikan masakannya. Jujur saja bagi Vannya rasanya masih sedikit aneh untuk berada disekitar Gio dengan hubungan keduanya yang membingungkan. Tetapi pada nyatanya Vannya dapat menerima Gio dengan baik.

***

Tidak lama setelahnya wangi masakan memenuhi seisi apartemen Vannya. Setelah semuanya telah Vannya siapkan di atas meja makan kecil di dapur, ia kemudian memanggil Gio untuk menyusulnya ke dapur.

Keduanya kini telah duduk berhadapan di meja makan apartemen Vannya. Piring keduanya telah terisi dengan nasi panas dan berbagai macam lauk yang Vannya masak dilengkapi dengan semangkuk soup panas yang cocok dimakan saat hujan deras seperti ini.

Gio menatap bangga atas usaha Vannya dalam menyiapkan makanan. Meski terlihat seperti gadis manja, ternyata Vannya juga jago dalam memasak.

"Ternyata lo bisa masak juga" kata Gio yang baru saja menyeruput kuah panas dari sup buatan Vannya. Menurutnya masakan gadis itu cocok di lidahnya, tidak kalah dengan masakan koki di rumah orang tuanya ataupun maid yang bekerja untuk memasak di apartemennya.

HollowWo Geschichten leben. Entdecke jetzt