Ajakan

35 4 0
                                    

Sudah sekitar setengah jam Andra dan Bulan mengelilingi mall hanya untuk mencari boneka alpaca tapi setelah memasuki beberapa toko mereka tidak mendapatkan apa yang dicari.

Bulan melirik Andra sekilas, tidak begitu jelas karena wajahnya tertutup oleh masker.

"Ndra ...."

Andra menghentikan langkahnya dan menoleh, tidak berucap apa pun hanya menampilkan tatapan seolah bertanya.

"Kayaknya boneka itu emang gak ada di sini, gimana kalau kita pulang aja? Udah sore juga, takut orang tua gue marah."

Sejenak Andra berpikir mendengar penuturan Bulan. "Boleh, tapi kita makan dulu, ya? Gue laper."

Bulan mengangguk.

"Makan di sini atau di tempat biasa?" tanya Andra setelah mendapat persetujuan dari gadis yang dibawanya.

"Di tempat biasa aja, gak nyaman di sini," balas Bulan dengan kekehan di akhir ucapannya.

Di balik masker Andra tersenyum lalu mengangguk dan setelahnya ia menarik tangan Bulan untuk digenggam. Tanpa bantahan Bulan hanya membiarkan itu, mengikuti langkah Andra keluar mall.

Setelah lima belas menit menghabiskan waktu di perjalanan keduanya sudah sampai di tempat tujuan, bukan restoran maupun kafe ini hanya warung sederhana di pinggir jalan dan menu yang tersedia pun hanya macam-macam mie instan.

Tidak mewah tapi cukup nyaman untuk dijadikan tempat istirahat. Di dalamnya pun tidak terlalu luas, hanya menyediakan dua meja berukuran panjang dengan kursi dari kayu yang dibentuk panjang juga.

"Pak, mie goreng satu sama mie rebus satu, ya? Pakai sayur dua-duanya," ucap Andra sedikit keras dan untung saja di sini sedang tidak ada pembeli jadi tidak takut mengganggu.

Si bapak penjual yang posisinya di belakang grobak tepat menghadap ke meja pelanggan tersenyum dengan mengacungkan jempolnya. "Siap, Den."

Andra balas tersenyum dan kembali menatap Bulan yang ada di depannya, alis Andra terangkat melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh gadis itu.

"Lo-"

"Gue tau lo gak suka sayur karena ini bukan pertama kalinya kita makan di sini, tapi setelah dipikir-pikir lagi nanti lo kasih ke gue aja sayurnya."

Mendengar penuturan itu Bulan mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Heum, oke."

Tak lama pesanan pun datang, Andra membantu mengalihkan mangkok dari nampan ke hadapan Bulan setelah itu mangkok miliknya sendiri seraya mengucapkan terima kasih kepada si penjual.

Kuah panas dengan asap yang masih mengepul benar-benar memberikan aroma menggoda untuk Bulan dan tanpa aba-aba ia memberikan sayuran miliknya ke piring  milik Andra sehingga membuatnya sedikit penuh.

"Gak mau dicoba dulu?"

"Gue gak suka, Ndra ...."

"Haha, iya-iya, ya udah cepet makan abis ini kita pulang."

"Maaf, ya. Bonekanya gak ada." Andra kembali berbicara di tengah-tengah aktivitasnya.

Bulan yang memang sudah menyelesaikan suapan terakhir menggelengkan kepalanya. "Gak papa kok, lagian gue gak terlalu pengen."

"Tapi katanya lo suka."

"Ya suka. Cuman, kan, kalau gak ada masa harus dipaksa?"

Andra tersenyum. "Ya udah, tapi gue udah janji bakal beliin lo boneka itu.

"Iya deh iya, mentang-mentang banyak uang gampang banget bilangnya."

Lagi-lagi Andra terkekeh. "Udah, kan, makannya? Yuk, pulang."

SEMICOLON (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang