Bab 27 : Distance

8.3K 692 6
                                    

Keenan semakin sibuk. Filmnya masih tayang di bioskop sampai pada minggu ketiga setelah dirilis. Jumlah penontonnya sudah melebihi angka satu juta pasang mata. Otomatis kegiatan para pemainnya berkeliling dari kota ke kota semakin panjang. Memberi kejutan pada beberapa penonton bioskop sebagai rasa terima kasih sudah memberi apresiasi atas kerja keras semua pihak yang terlibat dalam film itu.

Meski bukan pemeran utama pria, tapi sosok Keenan justru sukses mencuri perhatian. Mungkin efek web series-nya bersama Rebecca yang juga masih tayang di salah satu platform online. Setiap Keenan muncul, maka histeria penggemar semakin riuh. Fakta ini kuketahui bukan karena laporan langsung dari Keenan, melainkan dari cerita antusias Mila dan Diyah yang dengan setia berbagi berita idolanya itu saat kami berkumpul.

Komunikasiku dengan Keenan masih tergolong baik, meski tidak terlalu sering. Bisa kumaklumi karena aktifitasnya yang amat sangat padat. Dia hanya bisa meluangkan waktu menjelang tengah malam saat akan beristirahat, mengirim pesan akan kegiatannya dalam satu hari. Dan tentu saja kutanggapi dengan baik. Bukan lagi membalasnya dengan kalimat singkat nan dingin. Dengan harapan Keenan akan memperpanjang percakapan kami dan aku bisa mengulik sedikit demi sedikit fakta hidupnya yang belakangan sukses membuatku uring-uringan.

Ya, aku masih sangat penasaran dan ingin mendengar pengakuan langsung dari Keenan akan rahasia masa lalunya itu. Sayang, usahaku selalu berakhir buntu karena dia terlalu sibuk akhir-akhir ini. Dia bahkan tidak pernah meminta izin untuk melakukan panggilan suara ataupun video seperti sebelumnya. Aku juga merasa tidak enak jika harus menginterupsi waktu istirahatnya yang singkat itu.

Satu hal yang sering kulakukan belakangan ini adalah memantau media sosialnya. Meski Keenan sudah memberitahu jika semua postingan itu kini dalam kendali Kak Adi, kecuali bagian story yang akan hilang sendiri setelah 24 jam, Keenan masih bebas mengunggah apapun yang dia mau pada fitur itu.

Aku tidak fokus pada foto atau video Keenan yang selalu tampak sempurna, melainkan pada tanggapan yang memenuhi kolom komentarnya. Banyak penggemar yang seolah mendukung penuh jika hubungan Keenan dan Rebecca pada web series mereka berlanjut hingga dunia nyata.

Jujur saja aku hanya bisa manyun mendapati komentar seperti itu. Seketika membandingkan diri yang jelas tidak ada apa-apanya jika disandingkan dengan seorang Rebecca. Aku merasa kerdil. Rentetan kalimat yang mendukung Keenan dan Rebecca sukses membuatku ingin mundur saja, terlebih dalam kondisi hati yang masih bimbang seperti saat ini.

"Salah besar aku membaca semua komentar itu."

Aku meletakkan ponsel setelah melihat jam yang tepampang pada layar utama. Pukul 10.29, jika seperti malam kemarin, pesan dari Keenan akan kuterima sekitar setengah jam lagi. Aku beranjak ke kamar mandi, menggosok gigi, mencuci muka, menjalankan ritual skincare sebelum tidur.

Keenan :
Aku baru sampai hotel
Capek. Hehehe
Bagaimana harimu?
Sudah tidur, ya?

Senyumku otomatis merekah mendapati pesan beruntun dari Keenan. Segera kuketik balasan agar dia tidak menunggu lebih lama lagi.

Nina :
Aku dari kamar mandi tadi. 😁
Ya, sudah. Segera istirahat, nggak usah keluyuran.

Keenan : Bisa video call?

Balasan kilat dari Keenan membuatku menelan ludah. Kenapa saat dia meminta hal yang sangat kuharapkan justru tiba-tiba membuatku tegang?

Nina : Boleh

Aku sudah bertekad untuk menuntaskan rasa penasaranku malam ini. Akan kutanyakan semuanya pada Keenan.

Tidak sampai satu menit, panggilan video dari Keenan menghampiri.

The Actor and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang