28. Ego

347 60 5
                                    

Hehe double uppp

" Oper, kak!!" Haruto berteriak pada Sungchan yang saat ini sedang menggiring bola menuju gawang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Oper, kak!!" Haruto berteriak pada Sungchan yang saat ini sedang menggiring bola menuju gawang.

" Gapapa! Biar gue aja!" tolak Sungchan. Sungchan nampaknya berniat menghadapi tim lawan seorang diri.

" Gabisa gitu, kak! Oper bolanya sekarang! Di depan ada lawan!!" Tapi menurut Haruto, keputusan Sungchan bukanlah keputusan yang tepat.

" Nggak usah! Gue bisa!"
Sungchan kekeuh, ingin melakukannya sendiri.

" Ck!" Haruto berdecak kesal. Saking kesalnya, Haruto sampai berhenti di tengah permainan. " Dia kenapa sih nggak dengerin gue?!"

Jake yang tadinya berlari di belakang Haruto, ikut berhenti. " Kenapa bolanya nggak dioper??"

" Mana gue tahu! Daritadi udah diteriakkin juga! Malah mau main sendiri!"

" Kok gitu? Mana bisa! Kan udah punya tim!"

" Gatau gue!"

Sungchan sedikit lagi sampai. Dia bersiap-siap menendang bola menuju gawang.
Dan....

BUKKK.

Bola yang ditendang Sungchan malah melesat jauh dan akhirnya menabrak dinding dengan sangat keras.

" A..astaga..." Si penjaga gawang sampai kaget dibuatnya. Andai dia tidak menghindar, mungkin wajahnya sudah hancur sekarang.

" Argh! Sial!" umpat Sungchan. Padahal Sungchan sudah yakin dia bisa mencetak gol.

" Kak!" Haruto dan Jake berlari menghampiri Sungchan.

" Lo gila, ya?!"
Sungchan kaget mendengar Haruto tiba-tiba mengatainya gila.

" Ada apa ini?" tanyanya heran.

" Lo bisa ga sih mainnya jangan egois! Kita kan tim! Saling bagi tugas, dong!" tegur Haruto.

" Gue nggak egois! Gue gak oper bolanya, karena gue yakin gue bisa cetak skor!"

" Tapi ujungnya meleset, kan? Makanya gue suruh lo oper! Terus satu lagi. Lo bisa ga sih, mainnya gausah pake emosi? Nendang bola aja sampe kayak gitu! Gimana kalo dindingnya rusak? Entar kita disuruh ganti rugi! Bukan cuma itu, tendangan lo tadi juga bisa membahayakan nyawa orang lain!"

" Gini, ya. Kalo menurut lo gue egois, oke. Gue akui gue salah. Tapi kalo emosi, gue nggak emosi, kok! Gue main kayak biasanya!"

Haruto menggeleng. " Hari ini lo mainnya jelek banget. Gue gamau main sama orang yang egois dan emosian. Saran gue, mending lo istirahat dulu. Tenangin diri lo. Biar Jay yang gantiin."

" Gue gamau! Gue masih mau main!"

" NGGAK. Jay gantiin lo."

" Lo kenapa sih? Ada masalah apa sama gue, hah? Kenapa jadi tiba-tiba Jay gantiin gue?"

Father or Son? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang