DENALLIE : 10

54 10 0
                                    

happy reading

***

Dena tengah mengotak-atik kamera yang sedang dipegangnya. Memotret beberapa bagian yang terdapat dalam perpustakaan kampus guna mengetes ketajaman lensa tersebut ketika menangkap sebuah objek. Kali ini, ia tak sendiri melainkan sedang ditemani oleh Jefan Batara.

"Lo suka banget, ya, sama hal-hal berbau jurnalistik?"

"Iya."

"Kenapa gak masuk fakultas yang bahas itu aja?" Lagi-lagi Jefan bertanya.

"Pengen, sih, tapi bokap gak setuju."

Jefan ber- oh ria. Ia lalu mengalihkan pandangan ke buku-buku yang terletak di hadapannya.

"Lo risih gak, sih? Kita berdua dikira punya hubungan mulu?" Denallie menatap sekilas ke arah ketua tingkatnya.

"Hmm ... sometimes." jawab Jefan.

Seperti yang sudah diketahui, mereka berdua memang cukup dekat di kampus. Namun, tidak satupun di antara keduanya yang menyimpan perasaan lebih. Jefan menyukai tetangganya sejak lama dan Dena adalah orang yang selalu dijadikan tempat curhat olehnya.

Meski banyak orang mengatakan bahwa persahabatan cowok dan cewek tidak bisa bertahan lama karena nantinya akan ada salah satu dari mereka yang menyimpan rasa. Toh, sampai sekarang baik Dena ataupun Jefan tidak ada yang memendam rasa satu sama lain.

“Katanya, persahabatan cowok sama cewek tuh jarang ada yang berhasil pasti berujung gagal karena salah satu dari mereka ada yang confess.”

"Yaa ... itu balik lagi ke perasaan masing-masing. Mana yang baperan mana yang nggak. Gue, sih, lebih nyaman temenan sama orang yang gak baperan,” tanggap Jefan seraya menyilangkan kedua tangannya di atas meja.

"Sama, apalagi gue friendly ke semua, malas banget kalau ada yang baper."

Jefan mengernyit kening. Rasanya, ada yang aneh dari ucapan Dena. "Friendly ke semua orang? Yakin lo? Cowok-cowok kelas aja chatnya sering lo justread."

Dena tersenyum kikuk. "Maksudnya ke semua cewek. Kalau cowok mah susah banget. Takut aja."

Jefan paham, sangat paham malah. Meski baru mengenal Dena di hari pertama kuliah, ia sudah tahu bahwa seorang perempuan yang sedang menjadi teman ngobrolnya memang sulit untuk berteman dekat lawan jenis. Awalnya, Jefan juga tidak menyangka bisa jadi teman yang lumayan dekat dengan Dena.

"Gue juga bingung kalau liat berita tentang cowok. Kok bejat-bejat semua, ya."

"Awas, aja kalau lo sampai ikut-ikutan, Jef. Gue bakal kasitau si Reina buat jauhin lo."

Jefan terkekeh. "Ya kali."

Di tengah keseruan cerita mereka, penjaga perpustakaan tiba-tiba datang menghampiri lalu memberi tahu bahwa sebentar lagi perpustakaan itu akan tutup. Dena dan Jefan pun memutuskan untuk ke luar dari ruangan tersebut.

"Lo langsung pulang, Na?"

Dena menggeleng. "Gue mau ke taman dulu kerjain tugas matematika."

"Yaah ... gue gak bisa temenin, soalnya mau ikut nyokap arisan tetangga. Biasalah, hitung-hitung pdkt."

"It's okay, kabarin gue kalau udah dapat lampu hijau, ya."

"Hahaha siap."

Kedua teman kelas itu akhirnya berpisah di depan perpustakaan.

***

Mata Denallie bolak-balik menatap  layar laptop dan kertas di hadapannya. Sudah 45 menit berlalu, ia hanya bisa menyelesaikan 2 soal saja, masih tersisa 3 nomor yang belum dikerjakannya.

DenallieTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon