DENALLIE : 5

150 25 0
                                    

happy reading

***

"Bunda, udah makan?" tanya Dega yang baru saja sampai di ruang keluarga.

Bunda mengangguk. "Iya, Ga, kamu belum, kan? Makan, gih! Bunda suruh bibi buat masak makanan kesukaan kamu, ya?"

Dega menggeleng. "Dega boleh makan di luar, nggak? Lagi pengen nikmatin udara luar," pintanya dengan mata berbinar.

"Boleh, asal jangan pulang kemalaman, oke?" ucap Bunda sembari mengelus rambut anak semata wayangnya itu.

"Siap, kalau gitu Dega pergi, ya, Assalamualaikum," pamit Dega seraya mencium tangan bundanya.

"Wa’alaikumussalam, hati-hati."

Setelah berpamitan, Dega bergegas menuju garasi rumahnya lalu memasuki mobil mini cooper yang tengah terparkir rapi disana. Kali ini ia memilih untuk sendiri dengan tidak mengajak Vino yang kerap kali menjadi teman jalannya.

Ketika sudah 15 menit perjalanan, ia menjatuhkan pilihan di Sunday Resto, tempat ini kerap kali Dega kunjungi jika makan di luar. Selain menu yang enak-enak. Terdapat coffee shop juga di dalam restoran. Jadi, para tamu tidak mendapat pilihan minuman dan makanan yang itu-itu saja.

"Mbak, saya mau pesan chicken katsu dan air mineral," ucap Dega pada waiters setelah membaca menu yang terletak di meja.

"Baik, Mas."

Sembari menunggu makanannya, Dega menghilangkan kegabutan dengan membaca tulisan yang terdapat di setiap sisi ruangan baik itu menu, motto, serta nama-nama pelayan di restoran tempat ia makan sekarang.

"Pesanan atas nama Denallie Ayla Larissa ..." Dega sontak mengarahkan pandangannya pada perempuan yang baru saja di panggil oleh barista.

Setelah mengambil pesanan kopinya, ia duduk di kursi yang tak jauh dari tempat Dega berada. Melihat laptop yang terletak di depan adik tingkatnya, dapat Dega simpulkan bahwa cewek itu sedang mengerjakan tugas kuliahnya.

Alih-alih mengalihkan pandangan, tanpa sadar senyum tipis terpancar dari wajahnya. Entah untuk siapa dan karena apa Degardian Arca Narendra tersenyum malam ini. Ia sama sekali belum tahu pasti alasannya.

"Permisi, ini pesanannya." ucapan pelayan sontak membuat cowok itu mengalihkan pandangannya.

"Eh, makasih, Mbak," tutur Dega lalu menyantap makanan yang telah membuatnya menunggu sedari tadi.

Sudahkah Dega cerita bahwa dirinya terkenal dengan waktu makan yang sangat cepat? Saat berkumpul dengan teman atau keluarga, ia selalu saja lebih dulu menyelesaikan makannya. Sebenarnya, menurut Dega ia makan dengan biasa saja dan tidak terburu-buru seperti yang orang-orang katakan pada dirinya. Malam ini, ia mencoba menggunakan timer untuk menghitung waktu makannya 4 menit 33 detik, apakah itu bisa di bilang waktu yang cepat? Sepertinya, iya.

Usai menghabiskan makan malamnya, ia memilih untuk pulang dan tidak singgah kemana-mana lagi, seperti janjinya pada sang Bunda.

"Lo belum pulang?" tanya Dega saat mendapati cewek yang tadi sempat menarik perhatiannya itu di parkiran.

"Belum, Kak," jawabnya singkat, sebenarnya ia bingung dari mana munculnya cowok ini.

"Kenapa belum? Lagi tunggu jemputan atau pacar?"

Dena menghela napas panjang, jujur saja, ia tidak terlalu suka jika ada orang yang terlihat ingin tahu semua urusannya. Apalagi orang tersebut bukan siapa-siapanya, mau pulang apa tidak, apa urusannya sama dia?

DenallieМесто, где живут истории. Откройте их для себя