Bagian 34

54.6K 5.2K 74
                                    

Happy Reading

Let's Get It...
****

Kalau orang yang baru kenal dengan Maisha pasti akan berpikir hidup Maisha sungguh enak. Punya pekerjaan yang bagus, orang tua yang harmonis, serta kekasih yang begitu menyayanginya.

Padahal kalau mereka tahu hidup Maisha seperti apa, apakah mereka akan tetap mengira hidupnya enak?

Tapi jika dipikir lagi, memang hidup Maisha terasa lebih baik ketika bersama Giandra. Meski hidup laki-laki itu pun jauh dari kata sempurna, tapi kebersamaan mereka malah membuat hidup mereka berdua sempurna satu sama lain.

Menurut Maisha, kesempurnaan itu bukan hanya dari satu orang saja. Tapi kesempurnaan itu terbentuk dari dua orang yang saling mengisi kekosongan tiap-tiap diri mereka.

Kadang-kadang manusia lebih banyak melihat dari kesempurnaan diri atau hidup orang lain. Padahal nyatanya tidak seperti itu.

Gak akan habisnya jika kita terus membandingkan hidup kita dengan orang lain. Serta pembuktian pada manusia gak akan ada ujungnya.

"Sha, makan dulu."

Yumna menyadarkan lamunan Maisha. Entah hal apa yang membuat Maisha sering melamun akhir-akhir ini.

"Lo ngelamunin apaan sih?"

"Nggak kok." Jawabnya dengan ringisan.

"Udah, si Giandra gak bakal ada apa-apa kok. Kan kata lo dia lagi ikut proyek. Bisa aja dia sibuk, kan?"

"Iyah. Tapi dari semalem chat gue kaga dibales. Terakhir online juga kemarin sore."

"Yaudah sabar aja. Ntar juga bakalan nge chat lo."

Maisha diajak pergi oleh Yumna hari ini. Temannya ini akan mempersiapkan acara lamarannya dengan Jay. Mantap juga si Jay langsung gas tanpa babibu.

Setelah makan Yumna mengajak Maisha ke sebuah toko perhiasan. Yumna berniat memesan cincin untuk dia dan Jay. Yumna nampak memilih-milih cincin yang akan dia pakai nanti.

"Duuh, kok bingung, ya? Sha menurut lo bagus yang mana?"

"Yah lo sukanya yang mana?"

"Semuanya bagus, gue jadi bingung mau yang mana, sha. Bantu kasih saran, gitu."

"Kalo gue, mungkin yang ini."

Maisha menunjuk sepasang cincin dari etalase berwarna perak. Salah satu cincin itu dibubuhi satu berlian yang tidak terlalu mencolok, tetapi terlihat elegan.

Sang pegawai langsung mengambilkan, lalu menunjukkan pada Yumna. Yumna tampak setuju dengan pilihan Maisha. Akhirnya dia memilih sepasang cincin itu untuk lamarannya nanti.

"Abis ini kemana lagi, na?"

"Kita nonton yuk? Lagi ada film hantu yang seru loh."

Maisha mengangguk. Dia hanya mengikuti langkah Yumna menuju bioskop. Dia sempat melihat kembali room chat nya dengan Giandra. Dan laki-laki itu masih belum membalas pesannya. Bahkan keterangan terakhir onlinenya masih sama.

Memang sudah empat bulan terakhir ini, Giandra sedang sibuk-sibuknya dengan projek yang kantornya kerjakan. Jelas divisi Giandra terlibat disini. Bahkan dia sering lembur dan sering melewati jam makan siangnya.

Apakah Giandra sesibuk itu hingga dia tidak bisa mengabarkan Maisha? Awalnya Maisha tidak mau overthinking tapi jika dilihat kondisinya saat ini, jelas dia bisa overthinking.

Ditambah lagi, postingan foto Maisha di dalam akun sosial media Giandra sudah dihapus semua. Apa tidak makin kepikiran Maisha?

Dia takut kejadian yang terjadi pada Yumna dulu terjadi juga padanya. Jika memang Giandra sudah tidak ingin meneruskan hubungan mereka tidak apa. Asal jangan menggantungnya selama berbulan-bulan ini.

Shadow [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang