Bagian 3

82.9K 10.6K 475
                                    

Hai guys

Kembali lagi...

Jangan lupa spam komen dan vote

Jangan jadi silent readers

Ok....

***

Sejak kejadian malam itu hubungan Maisha dan Regina merenggang. Ia berusaha menghindari Regina. Kadang Maisha sengaja pulang larut agar tidak banyak interaksi dengan keluarganya.

Dan juga mulai hari ini Maisha sudah bekerja ditempat baru. Dia memang menerima pesan bahwa dia diterima ditempat Darius, hanya saja dia menolak dengan alasan sudah mendapatkan pekerjaan dari perusahaan lain.

Saat ini, dirumahnya sedang kedatangan tamu. Katanya itu teman papanya. Laki-laki itu datang dengan anak laki-laki mungkin seumuran dengannya dengan postur tubuh yang tinggi. Wajahnya memang tidak terlalu tampan, tapi terlihat menarik menurut Maisha.

Maisha menyapa sebentar mereka lalu berjalan kembali kearah kamarnya. Setelah membersihkan diri dia membuka tasnya.

Tadi lagi-lagi ia mendapatkan kiriman dari orang yang tidak dikenal. Dia sangat penasaran siapa dibalik semua hadiah yang ia terima.

Dibukanya kotak kecil itu dan langsung menampilkan sepasang anting cantik.

"Widiih,,, dari siapa tuh?" Suara Zafran menginterupsinya. Adik laki-lakinya itu melangkah masuk kedalam kamarnya.

Dia memberikan kotak makanan yang menjadi makanan favorit Maisha. Tadi ketika sedang jalan-jalan dengan temannya Zafran melewati salah satu tempat makanan kesukaan kakaknya itu.

"Didepan siapa tuh kak?"

"Temennya papa."

"Kakak kenal?"

"Mama bilang tadi."

"Anaknya cakep tuh, kak. Gak minat?" Tanya Zafran. Pasalnya Maisha ini tidak pernah terlihat dekat dengan laki-laki.

Zafran merasa kakaknya ini sedang menghindari mereka semua. Ditambah lagi cerita Regina soal tempo hari itu. Dia jadi merasa bersalah dengan kakaknya.

"Kalo gak ada yang mau kamu omongin lagi, keluar zaf. Kakak mau tidur." Usir nya

"Kakak masih marah sama kita?" Zafran menatap wajah kakaknya yang tengah duduk di depan meja kerjanya.

"Kamu yang ambil uang Kak Gina?"

Saat itu Regina keluar kamarnya dengan panik dan berseru bahwa uangnya hilang. Ketika ditanya siapa yang terakhir masuk kamarnya, Regina menjawab bahwa Maisha lah yang terakhir masuk kamarnya.

Sang ibu tersulut emosi ketika melihat Maisha dikamarnya tengah memasukkan uang ke dalam celengan yang dia punya.

"Aku gak ambil, ma."

"Terus uang siapa yang kamu masukan ke dalam celengan kamu tadi?"

"Itu uang yang kemarin dikasih oma, ma. Aku kekamar kak Gina cuma mau pinjam rautan pensil aja."

"Jangan bohong Maisha! Siapa yang ngajarin kamu jadi pencuri?!"

"Aku gak bohong ma. Ampun..."

Maisha mengaduh kala mamanya memukul bagian belakangnya beberapa kali cukup keras ditambah mamanya mencubit tangannya. Dia menangis karena kesakitan.

Tangisannya makin kencang kala sang mama meraih celengan tanah liat berbentuk kelinci itu lalu melemparnya ke lantai.

Shadow [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang