Bagian 19

61.5K 7.2K 153
                                    

Happy reading....

Let's Get it.....

****

"SURPRISE!!!"

Maisha yang tengah tertidur mengernyitkan dahinya. Dia memilih menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya.

"Yeee, dia malah tidur lagi. Bangun!" Avi berseru menarik selimut Maisha lalu membangunkannya secara paksa.

Maisha memicingkan matanya guna menyempurnakan penglihatannya.
Dapat dilihat ada Avi, Rumi, Dian, Mira, Winny, Galuh, Yumna, dan yang mengejutkan ada Giandra.

Astaga penampilannya pasti memalukan sekali. Apalagi tadi Avi menggendongnya lalu diduduki ke sofa.

Memang malam ini Avi menginap di apartemen Maisha. Siapa sangka dia dan Winny memiliki rencana untuk memberikan surprise di tengah malam.

"Buruan itu tiup lilinnya. Kasian pacar lo megangin kuenya." Seru Dian yang membuat semuanya membelalakan matanya.

"Mereka pacaran?" Seru mereka.

Giandra yang sedang memegang kue hanya meringis sedangkan Maisha menepuk jidatnya.

"Kok lo pacaran gak kasih tau kita, sha?" Tanya Winny.

"Bentar, ini kok gue kaga tau lo berdua pacaran. Lo sepupu apaan kaga ngasih tau gue? Lo tau kan kalo...."

Giandra buru-buru menutup mulut Avi menggunakan satu tangannya yang bebas. Dia langsung memelototkan matanya pada Avi.

Dian yang merasa jadi biang kerok akhirnya menjelaskan perihal kenapa dia melontarkan kalimat tersebut.

"Sha, tiup lilinnya." Perintah Rumi

Maisha mulai menutup matanya merapalkan jutaan harapannya. Begitu selesai dia meniup lilin itu seluruh teman-temannya bertepuk tangan riuh.

Ah, dia jadi ingat satu momen waktu ia kecil. Waktu itu hari ulang tahunnya yang kesembilan.

Pagi-pagi Maisha langsung berjingkrak keluar kamar sambil membawa tas sekolahnya. Dia menghampiri keluarganya yang ada diruang makan.

Dia masih berusaha menunggu ucapan dari mama papanya.

"Papa..." Cicitnya. Sang papa yang tengah meminum kopinya langsung mengalihkan atensinya pada Maisha.

"Iyah, sayang?"

"Hmm... Papa gak ingat ini hari apa?" Tanyanya sambil melirik papanya.

Papanya berusaha mengingat, sedangkan Maisha masih menunggu sambil melihat kearah papanya.

"Oh Iyah, hari ini Icha ulang tahun ya? Maaf ya sayang papa lupa." Sang papa mendekat. Memeluk Maisha lalu mencium puncak kepala anak itu memberikan ucapan pada Maisha.

Maisha tersenyum lalu membalas pelukan papanya. Disusul mamanya yang melakukan hal yang sama. Dia juga memeluk sang mama.

"Nanti pulang sekolah mama jemput, kita pergi makan eskrim yang Maisha suka terus beli hadiah yang buat Maisha. Gimana? Mau?" Tanyanya.

Tentu Maisha senang. Kapan lagi dia bisa mendapatkan apa yang dia mau. Maisha mengangguk dengan semangat.

Dia berangkat sekolah sambil bersenandung kecil. Sekolahnya cukup jauh untuk anak kecil seperti dia. Jika berjalan kaki, akan memakan waktu sekitar dua puluh menit.

Selama di sekolah Maisha selalu menatap jam tangan berwarna hijau di tangannya. Dia sungguh tidak sabar pergi bersama mamanya.

Begitu waktunya pulang cuaca sedikit mendung. Maisha menunggu di tempat yang biasa menjadi area penjemputan disekolahnya.

Shadow [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang