[Chap Thirty Seven]

Start from the beginning
                                    

Sathera mengalihkan tatapannya pada sebuah pintu besar yang dimana terdapat dua pengawal yanh sedari tadi mengawasi keduanya. "Hei! Apa ada makanan?!" Teriaknya kuat, agar dua pengawal itu mendengarnya.

Dua pengawal itu saling pandang kemudian kembali berdiri dengan posisi tegak. Mengabaikan Sathera yang kesal dibuatnya.

"Kau mendengarku?! Aku lapar! Ingin makan, pengawal sialan!" Teriak Sathera, tapi lagi-lagi dihiraukan oleh dua pengawal itu.

Sathera memilih menyerah dan kembali duduk ditempatnya. Ia mengelus perutnya yang sudah berdenyut meminta makan.

Kruk...kruk!

"Yang sabar ya cacing, nanti malam baru ada makanan." Gumam gadis itu dengan bibir yang mengerucut.

Tahanan pria yang melihat Sathera mengelus perutnya menjadi kasian. Ia merangkak mendekat kearah sebuah kain tipis dan menyibakkannya. Ada sebuah roti keras pada kain tipis itu. Roti itu ia simpan untuk berjaga-jaga jika para pengawal lupa memberi makan mereka.

Ya, para pengawal sering sekali lupa memberi mereka makan. Jika mereka mengingatkan bahwa mereka belum makan, para pengawal akan mengatakan bahwa mereka berbohong dan berkahirlah mereka tidak makan.

Tahanan pria itu meneguk menatap roti keras ditangannya dengan lamat, kemudian kembali merangkak mendekat kearah jeruji besi tempat dirinya terkurung.

Setelah sampai didepan jeruji besinya, tangan pria itu melempar roti keras miliknya pada sel tahanan milik gadis kecil didepannya itu. "Makanlah, agar perutmu tidak ribut lagi." Ujarnya pelan.

Sathera mengangkat kepalanya dan menatap pria itu dan roti keras yang dilemparnya tadi secara bergantian. Gadis itu berjalan mendekat dan mengambil roti keras yang tadi dilempar oleh tahanan pria itu. Ia menatap lamat pada roti keras ditangannya.

"Mengapa kau memberikannya padaku?" Tanya gadis itu penasaran.

Tahanan pria itu tersenyum manis mendengar pertanyaan Sathera. "Aku tahu bagaimana rasanya kelaparan sepertimu. Pasti sakit, jadi makanlah agar perutmu tidak ribut dan sakit." Jelas pria itu tulus.

Hati Sathera tersentuh mendengarnya. "Terimakasih." Ucapnya yang diangguki pelan oleh tahanan pria itu.

Sathera memakan roti keras itu dengan susah payah. Baru kali ini dirinya memakan roti yang bertekstur kasar dan keras selama hidupnya, tapi dikarenakan sudah sangat lapar, Sathera sanggup menghabiskan roti keras itu.

Tuk!

Gadis itu menatap kantong kecil yanh dilempar oleh tahanan pria itu. "Minumlah! Itu persediaanku, belum kuminum sama sekali, jadi tenang saja." Celetuk pria itu memberitahu, mana tahu gadis didepannya ini tidak suka dengan bekas minuman dari orang asing.

Sathera lagi-lagi tersentuh saat mendengar perkataan pria itu. Ia pun mengambil kantong itu dan meminum air didalamnya.

"Jika boleh tahu, mengapa kau bisa masuk kedalam sini?" Tanya gadis itu penasaran.

Tahanan pria itu menatap kelangit-langit penjara sambil menerawang kejadian yang membuatnya bisa berada ditempat sialan ini. "Aku hanyalah seorang gelandangan dikerajaan Voresham. Saat itu, aku sedang membeli makanan hasil kerja kerasku mengangkat karung beras.

Makanan itu seharusnya menjadi santapanku untuk nanti malam, tetapi sayangnya makanan itu malah terjatuh dan terinjak oleh seorang Tuan putri yang tidak sengaja menyengol diriku.

Putri itu mengamuk dan meminta pertanggung jawaban karena makananku telah merusak gaun indahnya. Aku yang sudah kepalang marah menampar Tuan putri itu dan berakhir Ayah dari sang putri menjebloskanku kedalam penjara sialan ini." Jelasnya panjang lebar bercampur kesal.

NYX INCARNATE || [TERBIT]Where stories live. Discover now