27

17K 2.2K 43
                                    

"DASAR SETAN"
__________________________


Ara sedang berada di dalam kamarnya, ia akan mengganti perban di tubuhnya karena tadi saat mandi ia tidak menggunakan pelindung dan alhasil perban yang ia kenakan juga ikut terkena air. Ara mengikat bajunya ke atas seperti tukang jamu untuk memudahkannya melepas perban yang berada di bagian perut. Ara melepaskan perban dengan perlahan saat ia merasakan perih di bagian lukanya.

Luka baru yang ia terima tadi sore di markas geng Eagle berupa luka sayatan, luka itu tidaklah terlalu dalam ataupun terlalu panjang. Luka itu membentuk garis miring sepanjang 12cm dengan dalam setengah cm.

"sssh"

Luka itu tepat terukir di bagian perut yang terkena siraman air panas waktu di kantin tadi.

Tok. Tok. Tok.

"abang tau kamu ada di dalam, buka pintunya"

Suara orang yang tak mau di dengar oleh Ara saat ini sangat mengganggu kegiatannya "ngapain lo ke sini, pergi"

Ceklek.

Pintu terbuka menampilkan seorang pria dengan pakaian santainya tengah menatap terkejut ke arah adiknya "adek kanapa?" dengan langkah cepat Rendra menghampiri adiknya lalu duduk di tepi kasur sebelah Ara.

Ara tak memiliki niat untuk menjawab pertanyaan Rendra, ia kembali melepas perbannya dengan perlahan hingga luka sayatan dan luka bakar itu terlihat dengan jelas.

"siapa yang berani ngelukain adek abang kaya gini?"

Ara kini beralih pada perban yang berada di tangannya, ia juga membukanya dengan perlahan. Rendra membelalakkan matanya, ia terkejut melihat luka bakar yang begitu banyak di tangan adiknya.

"terserah anda akan percaya atau tidak, luka ini saya dapat karena ulah Salsa yang menyiram tangan saya dengan air panas. Kalau anda tidak ada urusan di sini silahkan keluar" Ara membuka kotak obat yang berada di depannya.

"adeek jangan giniin abang hm, kamu minta apa pasti abang turutin" hatinya terasa tercubit mendengar tutur kata sang adik yang seakan-akan sedang berhadapan dengan orang asing.

"silahkan keluar, pintu ada di sebelah sana" ucap Ara sambil menunjuk pintu kamarnya.

Rendra mendengus pasrah,ia tidak tau mana yang benar dan harus percaya dengan siapa. Ia berjalan keluar dari kamar dengan sesekali menengok ke belakang, Ara tak pernah melihat kearahnya walau satu kali pun.

Ceklek.

Pintu tertutup dengan pelan.

"AAAKHH"

Teriakan itu membuat Rendra lari secara terbirit-birit masuk ke kamar Ara "ADEK" Ara sedang terduduk di lantai dengan beberapa obat-obatan yang jatuh berhamburan di lantai.

Ara langsung bangun dengan terburu-buru berlari keluar dari kamar sampai menabrak bahu Rendra "HUWAAA SETAAAAAN!".

"MAH MAMAH MAAAAH ASTOGFIRULLAHHALAZIM MAHKLUK HALUS MU NYASAR KE KAMAR ARA YA ALLAH AAAA" Ara duduk meringkuk di sofa ruang tamu dengan menenggelamkan kepalanya di bantal sofa.

Ibu Ara dengan terburu-buru menuruni anak tangga setelah mendengar teriakan membahana milik anaknya.

"ada apa sayang kok teriak-teriak" ibu Ara mendekati anaknya yang sedang meringkuk.

"adek ngapain lari-lari kaya tadi kan bahaya" omel Rendra yang duduk di sebelah Ara.

"Gue lihat hantu di kamar gue, lo tadi juga lihat nggak?" Ara mengangkat kepalanya menatap penasaran ke arah Rendra.

Rendra mengetuk kepala adiknya dengan keras "la lo la lo gak sopan kamu sama yang lebih tua, lagian abang gak lihat setan di kamar kamu"

"haha adek lihat setan, bagus dong mamah punya anak indigo"

Ara memelototkan matanya ke arah sang ibu "mamah yang bener aja dong, Ara itu anak indihome. Mamah panggilin pak haji yang ada di rumah sebelah buat ngusir setan itu ya"

"heh ada-ada aja kamu, masa iya mamah ganggu tetangga sebelah gara-gara ini?"

"adek usir sendiri aja itukan kamar kamu"

Bugh.

"kalau bisa udah gue usir dari tadi tuh setan" ucap Ara setelah melpar bantal ke muka Rendra. Saat ia akan membujuk mamahnya untuk memanggil tetangga sebelah yang memegang title haji tersebut tiba-tiba ada muka pucat dengan rambut yang menutupi setengah dari wajahnya tepat di hadapan wajah Ara. Tak sempat berkata-kata ataupun teriak, Ara langsung pingsan ditempat saking terkejutnya.

----

Di pagi hari yang damai, dimana matahari belum lama muncul. Udara yang bersih dengan semilir angin dingin membuat badan rileks dan nyaman.

"SETAN GOBLOOK" Ara berlari di pinggir jalan bak orang kesetanan.

Tas ransel yang berisi buku pelajaran sekolah itu pun terhuyung ke kanan dan ke kiri bahkan rambut yang mulanya Ara cepol sudah kusut berantakan "sumpah siapa yang mau pelet gue anjir".

Ara mengerem pergerakannya saat ada tikungan di depannya "AAA setan jamet" Ara berbalik haluan saat ia melihat sosok menyeramkan itu di depannya.

"MASA SETANNYA NGEFANS SAMA GUE SIII" Ara berlari kencang hingga menubruk ranting-ranting pohon. "WOI ZI, BERHENTI WOI. PUTAR BALIK CEPETAN!" Ara melompat ke atas montor hitam besar yang sudah berhenti 9 meter dari jaraknya saat berteriak tadi.

"AYOK BAWA GUE KABUR ZI BURUAN!" Setelah mendengar perkataan dari Ara, Zidan langsung melajukan montornya dengan cepat. Ia tidak tau alasan pastinya, tapi Zidan khawatir jika saja Ara kini tengah dikejar oleh seseorang.

Zidan memasuki area sekolahnya dengan mulus tanpa hambatan, ia memakirkan montornya disamping montor para anggota Eagle.

"udah sampe" katanya sambil menepuk ringan kedua tangan yang tengah melingkar di pinggangnya.

Tentu saja pemandangan itu tak luput dari perhatian para siswa yang lain, siapa siswi asing yang tengah dibonceng oleh Zidan? Apa lagi kenapa sragamnya berbeda? Mana penampilannya kaya orang gila lagi.

"oke, makasih bang Zidan" Ara melepaskan pelukannya dan turun dari montor.

"kamu ngapain ada disini?" tanya Gaga.

"ha? Adek yang ngapain ada disini, eh loh gue ngapain disini?" tanya Ara pada dirinya sendiri.

"heh kurang ajar, masa lo panggil Gaga adek si! Masih tua Gaga dari pada lo, kena azab yahok lo"kata Dion.

"gue emang kakaknya Gaga anjir eh bang zi ngapain gue lo bawa kesini elah gue kaya anak SMA nyasar ke SD tau" Ara merasa kesal dengan banyaknya orang yang melirik sinis kearahnya, mentang-mentang mereka memakai celana dan rok merah Ara yang memakai rok abu-abu seakan-akan itu adalah hal yang aneh.

"kalau bukan cewek udah gue lempar lo ke antartika" ucap Bregas dengan nada bercanda. Tapi serius, kalau orang itu cowok dan mengatai SMA kebanggaanya itu sekolah SD sudah Bregas hajar.

"gue emang mau berangkat kesekolah, salah lo sendiri yang tiba-tiba naik ke montor gue" ucap Zidan santai setelah turun dari montornya.

"ya iya sih gue yang main nylonong gitu aja, lagian gara-gara setan anjing  luka gue kerasa perih lagi kan" ucap Ara lalu memegang perut yang mulai terasa sakit.

"heh mulutnya" ucap Zidan sambil menggetok jidat Ara.


_____

Jangan lupa vote. Follow akun author.

Spam comet yang buaanyaaak biar semangat nge-up

Transmigrasi Antagonis (Ara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang