Part 29

58 9 0
                                    

⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰

Setelah dua bulan lamanya dirawat di rumah sakit, akhirnya Hailey diperbolehkan pulang.

Karena tidak ingin tinggal di mansion Golvench yang membuat ingatan kejadian buruk itu kembali menghantuinya, Hailey memilih tinggal di rumah Anne.

Anne tidak mempermasalahkannya. Justru ia sangat senang, karena ia memiliki teman berbicara mengingat Anne adalah anak tunggal dari orang tua yang sibuk.

Setelah benar-benar pulih,Hailey pergi ke pemakaman Golvench ditemani Anne. Ia bersedih dan menangis lagi melihat banyaknya makam baru yang tak lain adalah makam keluarga besarnya.

Sekarang ia menjadi satu-satunya anggota keluarga Golvench dari keturunan Martin.

"Maafkan aku, maafkan aku," tangis Hailey.

Anne mengusap punggung Hailey.

Hailey kembali ke kehidupan kampus. Ia menjadi lebih pendiam dan rajin masuk kelas. Hailey meninggalkan pergaulannya bersama teman-teman lamanya. Ia lebih sering sendirian atau bersama Anne dan teman-teman Anne yang satu kampus dengannya.

Tampaknya Ken masih menyukai Hailey. Ia menghampiri Hailey yang sedang makan siang di kantin kampus.

"Hai?" sapa Ken sambil duduk di kursi samping Hailey.

Hailey menoleh pada Ken sekilas lalu menjawab, "Hai."

"Kau baik-baik saja?" tanya Ken berbasa-basi.

"Hm." Hailey mengangguk menjawab pertanyaan pria itu.

"Kudengar kau ditusuk dan hampir dibunuh oleh tukang kebun di mansion-mu," ucap Ken dengan pandangan tertuju ke bekas luka di leher Hailey.

Hailey mengangguk. "Itu sudah berlalu, lagipula pelakunya sudah dihukum mati."

"Hailey, sebenarnya aku...."

"Hailey?" Anne memanggil Hailey membuat ucapan Ken terpotong.

"Anne." Hailey melambaikan tangannya. Ia menoleh pada Ken. "Sepupuku sudah datang, aku pergi, ya."

"Tapi...." Ken tidak melanjutkan kata-katanya, karena Hailey pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban darinya.

Di dalam mobil, Anne yang menyetir, sementara Hailey duduk di sampingnya. Keduanya tampak berbincang ria.

"Ngomong-ngomong, apa kau pernah belajar menembak sebelumnya? Kau menembak penjahat itu dengan senapan angin. Kau hebat," ujar Anne.

"Dulu waktu aku masih kecil, aku pernah ikut bersama mendiang Kakek Maurice berburu di hutan. Kakek Maurice punya rumah di dalam hutan tempat beristirahat saat dirinya datang ke hutan untuk berburu," jelas Hailey.

"Kau pasti memiliki banyak pengalaman berpetualang sewaktu masih kecil," ucap Anne.

"Begitulah." Hailey hanya tersenyum.

"Kemampuan berburumu sangat berguna untukmu. Aku jadi iri. Seharusnya aku juga punya skill berburu agar berguna saat aku berada dalam bahaya," ujar Anne.

"Semoga saja kau tidak pernah mengalami apa yang aku alami. Itu benar-benar menakutkan," ucap Hailey.

"Iya, tapi tetap saja kita harus memiliki kesiapan jika kita dalam bahaya. Setidaknya bekal ilmu pengetahuan untuk bertahan hidup dan mempertahankan diri dari bahaya," kata Anne.

"Mau belajar menembak?" tanya Hailey.

Keesokan harinya mereka pergi ke tempat hiburan, karena mereka tidak ada kelas hari itu.

APRILWhere stories live. Discover now