Part 27

51 7 0
                                    

⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰

Meski pun Marlyne seorang gadis buta, Bernard tetap menyukai Marlyne. Selain cantik, Marlyne juga baik hati. Bernard menjadi jatuh hati pada gadis itu.

Tampaknya cinta Bernard terbalaskan di mana Marlyne juga mencintainya.

"Kau sangat cantik, Marlyne," ucap Bernard.

Marlyne hanya tersenyum mendengar pujian Bernard. "Bahkan aku tidak tahu seperti apa wajahku. Terakhir kali aku melihat wajahku yaitu empat belas tahun yang lalu. Aku juga tidak tahu seperti apa wajahmu."

Bernard menarik tangan Marlyne agar menyentuh wajahnya. "Kira-kira seperti apa wajahku?"

"Kau tampan sekali, Bernard. Mata indah, hidung lancip, dan bibir merekah. Kau sangat tampan," ucap Marlyne yang meraba-raba wajah Bernard sambil membayangkan seperti apa paras pria itu.

Setelah tahu kalau Marlyne ternyata adalah anak dari Tuan Golvench, Bernard sempat ragu dan ingin mundur. Karena ia merasa tidak pantas mendampingi putri dari seorang konglomerat.

Namun, Marlyne meyakinkan Bernard, kalau ayahnya akan merestui mereka berdua.

"Ayahku tidak menyayangiku lagi. Dia tidak menganggapku anaknya. Itulah sebabnya aku dikurung di sini. Kita harus bicara padanya. Dia pasti akan membiarkanku pergi bersamamu," ucap Marlyn.

Bernard menatap Marlyne. Ia mendekatkan wajahnya. Kecupan hangat mendarat di bibir Marlyne. Gadis itu menangkup wajah Bernard dan membalas ciumannya.

Hari itu, Marlyne memberitahu ayahnya tentang perasaan cintanya pada Bernard, pelayannya.

Tuan Golvench tidak memberikan restunya. Ia mengunci ruangan tempat Marlyne agar putrinya itu tidak bisa bertemu lagi dengan Bernard. Tuan Golvench membangun kamar mandi yang merangkap dengan ruangan tersebut agar Marlyne tidak perlu lagi keluar dari kamarnya jika ingin buang hajat.

Tidak hanya itu, Tuan Golvench juga memindahkan tugas Bernard menjadi tukang kebun.

Bernard tidak putus asa. Ia mengirimkan surat yang ditulis dengan tinta menonjol dan huruf besar agar Marlyne bisa membacanya (Marlyn tidak belajar huruf braille). Tapi, ia bisa membaca huruf biasa, karena ia bisa membaca dan menulis sebelum menjadi buta.

Melalui celah di bawah pintu ruangan Marlyne, Bernard menyelipkan surat untuk Marlyne. Marlyne memiliki tempat rahasia yang digalinya dan ditutup dengan ubin. Gadis itu menyimpan semua surat dari Bernard di dalam sana.

Marlyne merasa sedih. "Ayah dan Ibu tidak menyayangiku, tidak menjagaku, dan tidak memperhatikanku. Ketika ada orang lain yang ingin memberikan apa yang tidak mereka berikan, kenapa mereka tidak mengizinkan orang itu mengambilku dari mereka?"

Marlyne mendengar kabar pernikahan Maurice, disusul Marine, dan yang terakhir adalah Martin. Ketiga adiknya itu tidak pernah menceritakan tentang Marlyne pada keturunan mereka. Jadi, wajar saja jika tidak ada yang tahu tentang Marlyne, kecuali April tentunya.

Marlyne tidak mendapatkan kabar lagi dari Bernard. Pria yang dicintainya itu sudah tidak mengirimkan surat lagi padanya.

Hal tersebut membuat Marlyne sedih dan frustasi sehingga ia pun bunuh diri.

Sebenarnya Bernard sedang bekerja keras di luar sana untuk melamar Marlyne. Ia juga sudah mengirimkan surat terakhir pada Marlyne yang isinya adalah tentang dirinya yang akan pergi ke luar kota untuk bekerja dan mengumpulkan uang agar bisa melamar Marlyne. Dengan begitu, Bernard bisa membawa Marlyne keluar dari mansion itu dan hidup bahagia bersamanya.

Namun, surat terakhir itu ditemukan oleh Nyonya Golvench saat akan datang ke ruangan Marlyne. Nyonya Golvench membuang surat itu sebelum sampai di tangan Marlyne.

Keluarga Golvench menguburkan jenazah Marlyne di pemakaman biasa tanpa upacara pemakaman sama sekali. Kenapa? Bukankah keluarga Golvench punya pemakaman keluarga yang mewah?

Karena ada makam palsu Marlyne di pemakaman keluarga Golvench (memalsukan kematian Marlyne dan membuat makam palsu Marlyne di pemakaman Golvench agar semua orang percaya).

Lalu, jika kuburan Marlyne sudah ada, kenapa keluarga Golvench tidak menguburkan jenazah Marlyne di makam Marlyne (yang sudah ada) tersebut? Karena isinya pasti kosong (tidak ada mayatnya). Jadi, bukankah keluarga Golvench bisa mengistirahatkan Marlyne di sana.

Tidak bisa.

Karena keluarga Golvench memalsukan kematian Marlyne di usia 10 tahun, jadi ukuran makam (palsu) itu kecil. Sementara Marlyne meninggal di usia 28 tahun. Itulah sebabnya mereka memilih tempat lain untuk dijadikan tempat peristirahatan terakhir bagi Marlyne Golvench.

Bernard kembali ke mansion Golvench setelah dirinya menjadi sukses dan kaya. Namun, kabar menyedihkan yang ia terima. Kematian Marlyne menjadi kesedihan yang mendalam bagi Bernard.

Setiap hari Bernard pergi ke Gereja dan meminta Tuhan untuk mengembalikan Marlyne padanya.

"Dia gadis yang paling berharga dalam hidupku. Aku ingin melihatnya terlahir kembali. Meski pun tidak menjadi milikku, aku ingin melihatnya hidup dalam kebahagiaan." Bernard mengusap air matanya yang terus mengalir.

Meski sudah kaya raya, Bernard memilih kembali bekerja pada keluarga Golvench. Ia ingin mengenang sisa-sisa kenangan kebersamaan mereka.

Bahkan Bernard tetap setia pada keluarga Golvench, meski kepemilikan mansion sudah beralih tangan pada putra tertua keluarga Golvench, yaitu Maurice.

Bernard meminta izin pada Maurice agar dirinya bisa tidur di kamar bekas Marlyne. Maurice mengizinkannya.

Di ruangan itu, Bernard merasa nyaman dan kembali teringat dengan kenangan-kenangan manis saat bersama Marlyne dulu.

Bernard juga menemukan surat-surat Marlyne yang masih utuh di tempat rahasianya. Namun, satu hal yang membuat Bernard terkejut.

"Surat terakhir dariku di mana? Kenapa tidak ada si sini? Apa mereka menyembunyikannya?"

Dari sana Bernard marah dan juga sedih. Ia memikirkan betapa Marlyn kesepian dan selalu menunggu surat darinya.

Saat mansion Golvench berpindah tangan pada Martin, Bernard dilarang tinggal di ruangan itu lagi yang kini ruangan itu tidak pernah digunakan lagi dan dibiarkan begitu saja.

Sepertinya do'a Bernard didengar oleh Yang Maha Kuasa. Marlyne terlahir kembali, begitu pun dengan ingatannya. Marlyne terlahir menjadi bayi mungil yang cantik, cucunya Maurice.

Saat pertama bertemu di mansion Golvench, Bernard langsung tahu jika April adalah Marlyne yang terlahir kembali.

Dan dimulai dari sanalah April bersama Bernard merencanakan pembalasan dan pembunuhan pada keluarga Golvench.

💠 Flashback Off 💠

Martin menggeleng pelan mendengar cerita dari April. Dengan air mata berlinang, Martin mendongkak menatap April. "Tapi, kenapa kau membunuh anak dan cucuku yang tidak berdosa? Mereka tidak tahu apa pun bahkan tentangmu sekali pun."

April angkat bicara, "Mereka memiliki darahmu yang mengalir dalam tubuh mereka. Mereka tidak sebaik itu, mereka juga berdosa. Tukang selingkuh, maniak seks, kasar dan sarkas, tidak peduli pada orang lain, gila, berpura-pura baik padahal jahat, egois, pengganggu, dan semua hal menyebalkan ada pada keturunanmu, Martin."

"Termasuk Marsha? Dia bayi kecil tak berdosa," kata Martin.

April tampak berpikir. "Iya, kecuali dia, sih. Tapi, motif terbesarku membunuh mereka adalah karena aku ingin menghabisi seluruh keluarga Golvench agar hanya aku yang tersisa di dunia ini sebagai satu-satunya putri Golvench."

⊱ ────── ❁ ❁ ❁ ───── ⊰

20.16 | 1 Januari 2022
By Ucu Irna Marhamah

APRILOù les histoires vivent. Découvrez maintenant