N A T Y A || Rama kepo banget, ih! ||

Start from the beginning
                                    

"Bu Tija mah baik tau."celetuk Nisa.

"Tau dari?" Natya menaikkan sebelah alisnya.

"Dia juga ngajar kita, dari kelas 10 malah."jelas Galuh membuat Natya mengangguk - anggukkan kepalanya.

"Ini kita di ruangan baru?"tanya Natya sembari menyeberangi indoor.

"Bukan, belum di bersihin itu katanya, jadi kita sekarang di radio, ada golongannya Firdhan, Ai, sama Geral juga."jelas Galuh

"Geral? Waw, ramai dong." ucap Natya dengan berbinar-binar. Asik ketemu si cogan.

"Iya ada Pak Adriyan, Kak Wawan, Kak Azzahra juga."sahut Nisa

"Lah ngapain?" Natya mengernyitkan keningnya heran.

"Siaran lah, 'kan ruang radio kita udah mulai diaktifin." jawab Galuh

"Iya, terus kata Miss juga nanti Shafira tuh bakal siaran news Caster juga disitu."celetuk Nisa

Tok tok tok

Kriett

"Maaf lama Miss."ujar Galuh sambil menundukkan kepalanya begitu sudah membuka ruang radio

"Nah, akhirnya ketua kita datang juga, ayo Tyas sini, itu ada Firdhan, Ai, Aisyah, Geral, mereka ini biasanya di bidang debat." Miss Ceci memperkenalkan Firdhan, Ai, Aisyah, dan Geral kepada Natya seolah-olah Natya baru bertemu mereka, padahal nyatanya yang Natya tidak tahu hanyalah Ai dan Aisyah, itupun karena Ai dan Aisyah yang jarang hadir dalam kegiatan ekskul.

"Ehe maaf Miss, habisnya Tyas takutnya gak diijinin kalau gak pakai surat dari ruang piket guru." Natya beralasan.

"Pakai surat? Dih rajin amat, gue aja cuma bilang doang, ya gak guys?" sahut Firdhan.

"Iya benar." Ai dan Aisyah mengiyakan

"Gurunya emang siapa?"tanya Geral

Anjir anjir

Ni Geral nanya nih!

Natya berdehem, membasahi tenggorokannya yang tiba - tiba terasa kering. "Bu Tija."jawabnya kalem

"Eh kalian lagi buat apa? Ikutan dong," Natya meringsek maju dekat dengan pintu mendekati Intan, Sekar, dan Maula yang sedang duduk melingkar.

"Nih buat selempang, jadi kayak ala - ala Miss Indonesia gitu."jelas Maula

"Iya Lo juga harus buat Nat, nih ukur coba." Intan membantu memasangkan sebuah selempang yang terbuat dari kertas yang sudah dihias dan diwarnai sesuai dengan lambang negara Inggris.

"Ini kak penitinya."ujar Sekar membantu Intan untuk mengukur selempang Natya

"Nah lepas dulu Nat, mau di lem sama Maula."ujar Intan

Selempang untuk Natya kini berada di tangan Maula untuk di lem. Natya menyapukan pandangannya ke sekeliling ruang radio. Nampaknya semua orang tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Lantas, apa yang harus Natya lakukan ya? Tapi, ketua itu hanya bertugas memantau dan menyuruh anggota nya saja, 'kan? Sungguh pemikiran yang sesad.

"Papan buat demo nya udah buat?"tanya Natya

"Belum, gambar - gambarnya aja belum digunting nih."jawab Intan sembari memperlihatkan hasil print-an gambar - gambar yang bertemakan Inggris itu.

"Oh yaudah sini sama aku aja, guntingnya mana?" Natya menawarkan dirinya. Sebagai ketua yang baik, harus membantu anggotanya 'kan?

"Nih, satunya di Nisa."

Terdengar suara gelak tawa dan ejekan antar anak lelaki dari luar ruangan. Karena Natya berada tepat depan pintu ruang radio, jadi dia bisa dengan jelas mendengar suara yang ada di luar ruangan.

"Enggak lah anjir, belum bisa gue pake kepala, ntar kepala gue yang remuk gimana?" itulah suara yang Natya tangkap dari luar ruangan

"Itu suara siapa sih? Berisik banget." dengus Galuh.

"iyaya gak tahu kita lagi buat atribut demo apa ya." Maula ikut mengomel.

"Ya kepala Lo 'kan bisa mecahin bata Ar, ini besi masa Lo gak bisa."suara lelaki berbincang kembali terdengar, kali ini suaranya terdengar cukup dekat.

Ini seperti suara Arsyad?

"Tenang Ar, kalau Lo masuk RS, gue jenguk, hahaha." sahut suara lelaki yang di sebelahnya.

Natya sepertinya kenal nih, Ini suara Rama, bukan sih? Karena penasaran, akhirnya Natya lebih mencondongkan tubuhnya ke pintu lebih dekat.

Tepat saat Natya mencondongkan tubuhnya, Ardi dan Arsyad melintas. Natya melotot kaget, dan seketika agak memundurkan tubuhnya.

Anjir!

Lewat tuh bilang - bilang kek!

Setelahnya, Rama dan Vattar lewat. Natya tambah melototkan matanya, tangannya berhenti menempelkan gambar - gambar Inggris di sterofoam yang berwarna pink sejenak.

Bagaimana tidak melotot?

Saat Rama melintas, dia menghentikan langkahnya sejenak, dan melongokkan kepalanya melihat ke dalam ruang radio dari pintu kaca yang dilapisi kaca film hitam, sehingga yang di dalam ruang radio tidak terlalu terlihat dari luar.

Natya menghitung dalam hati, sekitar 5 detik Rama melihat ke arah dalam ruang radio. Kimit!

Kalian tahu, guys?

Tadi Rama liat ke dalam ruangan, dia juga liat ke Natya!

Sial!

Muka gue cantik gak ya tadi pas dia liat?

Eh emang dalam sini keliatan dari luar?

"Kenapa Nat? Kok berhenti? Itu tempel disini aja."ujar Nisa

"Hah? Oh iya, eh guys, kita tuh kelihatan gak sih dari luar?"tanya Natya. Please bilang enggak.

"Kelihatan, tapi warnanya item, itu 'kan item tuh lapisannya."jawab Nisa

Oalah kimit!

SANGAT MENGKIMIT!

BERARTI RAMA TADI LIAT DONG?

'Eh tapi, kalau lihat, bagus gak sih? Nanti dia mikir, oh si itu lagi di radio tadi buat apaan ya? ' batin Natya tersenyum senang

'ck, lagian Rama kepo banget sih, ngapain pake acara liat - liat? mau tak colok apa ya mata dia? ' Natya mendumel dalam hati.

---------->>> To Be Continued <<<-----------

Holla 😉

Gimana nih part ini?

Cie Natya, dikepoin Rama 😳

Teruntuk Rama dari Natya,
"Rama, kamu kenapa kepo banget sih ih 😤"

Vote dan Commentnya kutunggu yaaa 😉

Tuesday, 16th of August 2022
Salam hangat,

Na_Sea

N A T Y A [ On Going ]Where stories live. Discover now