Part 47 - Final Chapter

731 50 4
                                    

Enjoyy!!

~~~

10 Tahun Kemudian

Seorang gadis berumur 10 tahun terdiam berdiri di sebelah wanita dewasa. Pandangan gadis itu jatuh pada sebuah tempat penyimpanan abu. Di dalamnya ada banyak sekali fotonya padahal ini bukan tempat penyimpanan abunya. Dari foto saat bayi sampai foto terbaru yang baru saja diletakan oleh wanita dewasa yang berdiri di sebelahnya pun ada.

"Ini ulang tahun ke 10 anakmu, dia hari ini juga datang." Ujar wanita dewasa itu.

"Halo Pah, kabar aku baik-baik saja. Aku kemarin menang kontes menyanyi, katanya Mamih sih suara aku bagus dapet dari papah." Ujar gadis itu sambil menunjukan piala. "Selain itu, aku menang panahan juga. Maafin ya cuma juara dua, tapi Mamih bangga sih sama aku." Lanjutnya.

"Sayang, Mamih sudah bilang kan. Mau juara berapapun kamu tetap juara dihati kita semua." Ujar Wanita dewasa itu sembari mengelus lembut rambut sang gadis.

"Tapi kan kalian sudah berharap aku juara pertama" Katanya sambil mendekati diri lagi pada wanita dewasa lalu memeluknya dari samping. "Mamih Irene kan tahu yang datang nonton pertandingan aku itu banyak, ada para aunty dan para uncle" Lanjutnya.

Wanita dewasa yang dipanggil Mamih Irene adalah Irene, dia menghadap ke arah sang gadis. Ditangkup wajah sang gadis dan diusap lembut, Irene tersenyum sambil berkata "Kita semua gak kecewa kok sama Diba, kita semua bangga. Papah juga pasti bangga, jadi Diba juga jangan kecewa sama diri sendiri ya?"

Gadi 10 tahun yang bernama Adiba pun mengangguk sambil tersenyum kemudian dia berhamburan memeluk leher Irene. Irene menyambut pelukan itu dengan hangat, dia peluk balik Adiba dan diusap-usapnya surai rambut Adiba penuh kasih sayang.

"Diba sayang Mamih Irene" ujarnya setelah melepaskan pelukannya, "Sayang papah juga kok" Lanjutnya sambil melirik ke arah penyimpangan abu milik sang Papah.

"Papah orangnya gimana Mih?" tanya Adiba.

"Emmm gimana ya? Intinya Papah orang baik, karena itu dia paling cepat dipanggil Tuhan untuk kembali."

"Kembali kemana?" Tanya Adiba dengan wajah polosnya membuat Irene terkekeh pelan.

"Kembali ke sisi Tuhan, kita semua yang hidup ada saatnya kembali ke sisi Tuhan." Jelas Irene tapi malah membuat Adiba lebih bingung lagi. "Nanti kalau Adiba sudah lebih besar lagi pasti mengerti ya" Lanjut Irene.

"Terus aja jawabannya begitu, Adiba sudah 10 tahun. Mau sebesar apa lagi? Sebesar raksasa kah?" Cemberut Adiba.

"Gak gitu konsepnya Sayang, pokoknya nanti Adiba pasti mengerti."

"Oh iya!! Mamih Irene sudah janji kan mau cerita tentang 10 tahun yang lalu." Ujar Adiba.

"Seriusan kamu mau tahu Sayang? Tadi aja kamu pahamnya belum, masa mau tahu masalah..."

"Ihhhh.... Diba mau pokoknya. Penasaran juga, Adiba punya teman sama gak punya Papah tapi setiap dijawab papahnya meninggal karena apa pasti dia punya jawabannya. Beda sama Diba yang pasti bingung harus jawab apa, lagian kenapa orang-orang kepo banget soal kematian seseorang sih? Giliran Diba gak jawab aja di ledek gak punya Papah." Oceh Adiba.

"Adiba kan punya papih lain, contoh seperti..."

"Adiba sayang!!"

Ucapan Irene terpotong oleh teriakan seseorang memanggil nama Adiba. Adiba langsung membalikkan badannya mencari sumber suara, tercetak senyuman lebar dari Adiba saat melihat seorang sambil membawa lolipop kesukaannya.

"Papih Wan!!" Panggil balik Adiba sambil melambaikan tangannya meminta seseorang yang dia panggil Papih Wan untuk datang. Papih Wen-nya Adiba dengan wajah riang menghampiri Adiba dan Irene.

Evanscent [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang