Part 29

474 69 16
                                    

Enjoyy!!
~~~

"Hoahhh"

Irene terbangun dari tidurnya, dia menatap langit-langit kamarnya sejenak sembari mengumpulkan nyawanya. Dia masih merasa mengantuk dan sedikit lelah. Tapi hari ini hari senin pagi, dia harus pergi ke kantor.

Tak lama dia mendudukkan dirinya dan beranjak menuju kamar mandi. Dirinya sama sekali tidak menyadari satu hal.

"Oh my..." Kaget Irene saat melihat dirinya lewat cermin.

Matanya membulat, tangannya refleks menutup mulutnya karena kaget. Dia melihat dari cermin tubuhnya neked, tidak ada sehelai pakaian pun yang menempel untuk menutup tubuhnya. Takut jika semalam dia mabuk dan melakukan hal yang tidak-tidak.

"Aihh"

Irene menghelaikan nafasnya saat melihat Wendy masih tertidur pulas. Barulah dia ingat kegiatan semalam bersama Wendy. Pipinya menjadi merah karena mengingat kegiatan mereka semalam. Buru-buru Irene masuk ke kamar mandi untuk mandi. Tapi pikiran terus merutuki dirinya.

Dia tak habis pikir dengan dirinya, dia lupa jika dia sudah menikah dengan Wendy. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan, jika dia hamil pun tidak masalah.

"Hamil?" Gumam Irene pelan sembari mengusap perutnya yang masih datar sempurna.

"Aih tidak, terlalu cepat. Dia masih anak kuliahan" Ujar Irene lagi sambil menggelengkan kepalanya.

Kemudian dia mendekatkan dirinya ke kaca yang ada di kamar mandi. Terlihat jelas bercak-bercak merah di leher dan sekitarnya. Ingatannya kembali mengingat bagaimana Wendy membuat tanda ini.

"Dasar anak kuliahan liar" Ujar Irene dengan senyumannya. "Seperti Jennie benar, Wendy tidak sepolos yang aku kira. Semalam saja dia sangat liar sekali." Lanjutnya dengan tangan masih memainkan tanda yang Wendy buat.

"Aishh..."

Irene menggelengkan kepalanya lagi, kejadian semalam benar-benar menghantui pikirannya. Ini hari senin dia harus fokus dengan pekerjaannya. Tak mau berlama-lama di kamar mandi, Irene akhirnya memutuskan untuk segera mandi. Dia harus menyiapkan sarapan setelah ini.

1 jam berlalu, kamar Wendy Irene sepi yang terdengar hanyalah suara gemericik air dari arah kamar mandi menandakan Irene belum juga selesai dengan kegiatan mandinya. Matahari mulai naik, cahaya masuk menyinari kamar melalui celah-celah.

Tak lama terlihat pergerakan dari Wendy, sepetinya dia terganggu oleh sinar matahari. Dia mulai membuka matanya sambil mengucek-ngucek matanya. Membenarkan posisi tidur menjadi terlentang lalu menatap langit-langit kamar yang tampak sangat asing.

Merasa nyawanya sudah terkumpul semua, Wendy bangkit dan memposisikan dirinya untuk duduk. Dia masih termenung sambil melihat sekitar mencoba mengenali ada dimana dirinya. Tapi semuanya nihil, dia tidak ingat apapun.

"What?!" Teriaknya saat dia menyadari tubuhnya tidak memakai apapun hanya tertutupi oleh selimut.

"Apa yang terjadi disini?" Tanyanya lagi saat melihat tergeletak baju dan dalaman di lantai.

Wendy menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya secara penuh. Dia memegangi kepalanya mencoba mengingat apa yang terjadi padanya semalam, tapi lagi-lagi itu percuma karena dia tidak memiliki memory ingatan apapun dalam kepalanya.

"Apa aku mabuk?" Tanya lagi Wendy, tapi sesaat kemudian dia merasa mustahil dia mabuk karena sekarang dia tidak merasakan pengar karena mabuk.

Wendy buru-buru berdiri memunguti baju yang dia rasa itu bajunya.

Evanscent [END]Where stories live. Discover now