Part 17

518 73 7
                                    

Enjoy!!
~~~

Irene setia menunggu Wendy, bahkan dia seperti ekor Wendy. Wendy kesana dia ikutin, Wendy kesini dia ikutin. Wendy sebenernya sedikit terganggu tapi dia juga suka diikutin oleh Irene. Karena sekarang Wendy sendiri dirumah, Krystal tiba-tiba pamit ada acara di kampus menyusul Seulgi.

"Jadi kakak cantik ini punya aku dong?" Tanya Wendy.

"Eh..." Kaget Irene, "belum resmi" Lanjut Irene tapi dengan suara yang kecil.

"Cara resmiin secepatnya gimana?" Bisik Wendy sengaja mengikuti Irene yang berbicara dengan suara yang kecil.

"Ya menikah" Jawab Irene dengan malu-malu.

"Yaudah besok kita nikah" Kata Wendy santai kemudian melanjutkan menyantap sarapan yang kesiangannya.

"Ehh!!" Irene kaget lagi

Wendy tertawa, dia sengaja usilin Irene. Karena menurutnya Irene sangat lucu jika malu dan salah tingkah. Melihat Wendy tertawa membuat Irene tersenyum. Semua keresahannya hilang seketika, dia sedikit berpikir ada baiknya juga Wendy melupakan kejadian 3 hari lalu. Dia tidak usah teringat lagi dengan ucapan Taeyeon.

"Kenapa tersenyum seperti itu?" Tanya Wendy menyadarkan Irene.

"Tidak ada" Jawab Irene.

"Setuju kan kita nikah besok? Kalau setuju aku bilang mamah papah nih" Kata Wendy sambil meraih ponselnya.

"Eh jangan!" Kata Irene dan berusaha mengambil ponsel dari tangan Wendy.

Wendy yang melihat kepanikan Irene kembali tertawa "hahaha santai-santai, lagian aku gak tahu siapa mamah papahku" Ujar Wendy santai lalu meletakkan kembali ponselnya.

Perkataan dari Wendy membuat Irene memasang wajah sedihnya. Dia menatap Wendy yang kembali melahap sarapannya. Entah apa yang harus Irene katakan pada Wendy, ucapan semangat kah? Apa itu cukup berarti bagi Wendy?

Refleks tangan Irene terangkat dan mengusap punggung Wendy. Gerakan tangan Wendy terhenti, Wendy memang menyedihkan tapi dia tidak suka di kasihani. Tapi entah kenapa usapan Irene membuatnya nyaman dan ada saluran kehangatan dari Irene untuknya.

Ditengah hening keduanya, tiba-tiba ponsel Irene berdering. Irene sedikit tersentak kaget, dia alihkan tangannya dari punggung Wendy untuk mengambil ponselnya. Wendy terdiam, dia menatap Irene memandangi ponsel itu sebentar lalu mengangkatnya dan sedikit menjauh dari dirinya.

Panggilan hanya berlangsung selama 1 menit, Irene kembali ke Wendy. "Oma, dia minta aku datang kerumah sakit" Kata Irene.

"Oma?" Tanya Wendy.

"Emm, nenekku. Dia sakit dan meminta aku dan kalau tidak keberatan kamu juga untuk menemuinya di rumah sakit" Kata Irene.

"Oh aku tidak keberatan sama sekali, ayo kita temui oma" Kata Wendy dengan bersemangat bahkan dia langsung mau pergi saja ke luar.

"Tunggu, habiskan dulu sarapannya. Ambil mantelmu, dan minta izin dulu. Aku takut seperti waktu Jennie membawamu secara diam-diam" Kata Irene sambil mencegah lengen Wendy.

Wendy dengan pasrah kembali duduk dan kembali menyantap sarapannya. "Siapa Jennie?" Tanya Wendy.

"Sahabatku, nanti kita bertemu dengannya jika dia senggang" Jawab Irene kemudian tangannya mengusap puncak kepalanya. Dia sudah seperti sedang mengurus anak kecil saja. Wendy sebagai respon tersenyum saja.

••

Di ruangan Yuri terdapat Yuri, Yoona dan Seulgi. Sebenernya ketiganya berbohong pada Jessica, mereka harus membicarakan sesuatu yang serius tanpa di ketahui oleh Jessica dan lainnya.

Evanscent [END]Where stories live. Discover now