3. Egois

105 25 2
                                    


HALO.

Ada yang masih baca kann?

Jangan lupa vote dan ramein kolom komentar yaaa✨ JANGAN JADI SILENT READERS 😶

Karna itu bakal buat aku makin semangat!!🤍🤙🏻

Karna itu bakal buat aku makin semangat!!🤍🤙🏻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

3. Egois

Pagi ini Jena bangun tepat waktu. Kesepakatan dengan Byan semalam membuatnya tidak berhenti memikirkan nya.

"Pagi Bundaa, Papa, Bang Dewa." sapa nya kemudian duduk di salah satu kursi.

"Pagi sayang."

"Pagi kesanyangan Papa."

"Mata Lo jelek. Gabisa tidur ya semalem?" Tebakan Dewa, sang abang sangat tepat pada sasaran.

"Syuttttt." ujar Jena malas menanggapi dan mulutnya mulai memasukkan roti yang di buat oleh Bunda nya.

"Kamu kenapa mata nya gtu? Gabisa tidur ya semalem? Pasti lagi kepikiran sesuatu." Goda Bunda nya.

"Tugas Bun, Pak Sarjiman noh ngasih tugas banyak, mana susah." Adu Jena.

"Cowo pasti." Kali ini Papa nya angkat bicara.

Jena menghela nafas "Enggak Papa kuu."

"Iyaa, Enggak salah lagi kan?" Papa nya makin meledek nya.

"Pahhhhh." Jena sangat malas jika sudah begini. Dia tidak ingin Byan akan mengambil hati kedua orang tuanya.

"Siapa cowo itu? Bawa main dong ke rumah. Siapa tau kalian papa restuin." ujar Jaya sambil tersenyum ke arah Jena.

Perkataan Jaya barusan mampu membuat semua orang di meja makan tertawa. Tapi tidak dengan Jena. Dia kesal. Mana masih pagi yakan.

Jena tak pedulikan ucapan Keluarga nya. Dia sudah cukup stress memikirkan perjanjian konyol yang dia buat sendiri bersama Byan semalam.

"Mau bareng ga?" Tawar Dewa yang sudah menyelesaikan sarapan nya.

"Mauuu."

Jena buru-buru menghabiskan susu putih nya "Jena berangkat ya Bunda, Papah."

"Hati-hati ya nak. Yang pinter belajar nya." pesan Bunda. Jena mengangguk sebagai balasan.

Jena langsung memasuki mobil Dewa dan berangkat bersama.

🍵🍵🍵

MatchaWhere stories live. Discover now