Way Of Life 7🏹

38 8 3
                                    

Holla readers.
.
.
.
.
.
.
.
♡Happy Reading♡

¤¤¤¤¤¤¤¤

Prang!

Suara vas bunga yang sengaja dilempar ke lantai, seorang wanita yang telah melemparkan vas bunga itu menatap nyalang kearah sosok dihadapanya. Dengan nafas yang masih memburu ia berjalan mendekat kearah sosok tersebut, ia berdiri didepan sosok laki-laki yang telah sah menjadi suaminya sejak 14 tahun lalu.

"Kenapa kamu selama ini khianatin aku ha?! Apa salah aku sampai kamu tega berbuat sekeji ini?!" Tanya sang wanita, sang suami mendekat dengan gaya angkuhnya seolah dia tak melakukan apa-apa.

"Salahmu? Kau masih bertanya sayang?" Jawabnya dan diakhiri kekehan.

"Baik kan ku beri tahu. Kamu selalu mengejar karir dan sampai kamu lupa bahwa kamu punya suami dan anak!" Ucapnya memburu dengan kilat marah dimatanya.

"Bukankah sudah kubilang dari dulu bahwa aku ingin bekerja bukan menikah?!"

"Faktanya selain menikah dengan ku, kau juga menikah dengan sahabatku. Dan dari pernikahan kalian memiliki seorang anak yang seumuran dengan putri  kita, benar?" Ucapnya sinis menatap sang suami.

"Baguslah jika kau tahu semuanya, jadi aku tak perlu repot-repot untuk membohongimu." Jawab sang suami santai dan duduk disofa sembari menyesap sebatang rokok.

"Kau bangga Arnold?" Tanyanya tak percaya akan jawaban suaminya.

"Menyesal ku telah menikah dengan laki-laki sepertimu."

Seorang gadis remaja meringkuk ditengah tangga, ia menangis dalam diam melihat kedua orang tuanya bertengkar. Serpihan kaca yang tak sengaja mengenai sedikit kakinya, menambah rasa ngilu dihatinya. Kenapa ia tak sebahagia anak lainya? Pikirnya.

"Tanda tangani ini dan silahkan pergi dari rumah ini, karena keluarga ku akan hidup bahagia disini." Arnold menyerahkan selembar kertas yang telah ia tanda tangani, Arnold Sanjaya Abigail an istrinya bernama Nabila Mulawarman.

"Justru lebih baik seperti ini, saya bisa fokus dengan karir saya." Ucapnya seraya menandatangi kertas tersebut.

"Bagus." Puji Arnold.

"Sepertinya sudah tidak ada lagi yang dibahas, silahkan pergi." Usir Arnold.

"Dan untuk anak itu?" Ucap Arnold tertahan sembari menatap mantan istrinya.

"Bawalah bersamamu, karena saya tidak mau dia mengganggu keluarga baru saya."

"Tidak sudi, lebih baik kau beri pada panti asuhan." Setelah mengatakan itu Nabila pergi meninggalkan rumah mewah tersebut.

"Menyusahkan." Desisnya.

Gadis kecil yang berusia 10 tahun tersebut harus mendengar semua pertengkaran orang tuanya, ia memegang dadanya yang terasa sesak. Bagaimana tidak, perbincangan terakhir orang tuanya yang membuat dunianya seakan runtuh. Ternyata selama ini ia benar-benar tak diharapkan,banyak pertanyaan yang memenuhi pikiranya. Kenapa aku dilahirkan? Hal apa yang membuatku lahir dikeluarga ini? Apa kesalahanku? Sebesar apa kerugian mereka dengan adanya aku? Begitulah pertanyaan yang memenuhi otaknya. Ia mengusap air matanya, ia akan pergi dari sini.

Way Of LifeWhere stories live. Discover now