"Dah aku pesenin, sana turun." Ucap Maisha.

"Ngusir gitu aja?"

"Yah kan papa kamu nyuruh pulang. Buruan sana pulang."

"Gak ada pelukan pengantar pulang?"

Wajah Maisha langsung blushing. Kenapa Giandra berubah jadi agak lebay seperti ini? Perasaan dulu Darius tidak seperti ini ketika pertama kali jadian.

'Oke, Maisha gak usah inget dia lagi. Sekarang pacarmu sudah berbeda.'

"Gak ada. Sana buruan pulang. Abang ojolnya udah dibawah."

Akhirnya Giandra bangkit berjalan menuju pintu diikuti oleh Maisha. Tetapi laki-laki itu langsung berbalik langsung memeluk Maisha sebentar.

"Bentar aja, biar tidurnya nanti malam nyenyak." Ucapnya. Lalu melepas pelukannya.

"Lebay. Selama ini juga nyenyak-nyenyak aja tuh sebelum sama aku."

"Yah kan beda."

"Yaudah, buruan turun. Kasian abang ojolnya nungguin."

Giandra mengangguk. Lalu mulai melangkah keluar dengan sesekali berjingkrak. Maisha hanya memperhatikan dari pintu.

'Kenapa jadi begitu sih?'

****

216likes

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

216likes

Gi_andra Since you've been around, I smile a lot more than I use to 🤍
Dhanarhadi najis. Alay bener.
Tyogurt jangan asal upload. Pacar lu yang sebelumnya putusin dulu.
Yogaaa kena penyakit ain lo tau rasa lo.
Setraramos wadaw nih tim gue udah maen digaet aja. Pokonya pajak harus ada buat se divisi gue.

Maisha membaca semua komentar di postingan terbaru Giandra. Dia meringis membaca komentar teman-teman Giandra. Saat ini dia tengah makan siang bersama Giandra di salah satu restoran cepat sajisaji dekat kantor mereka.

"Kenapa?" Tanya Giandra.

"Gapapa, lucu baca komentar temen kamu di postingan kamu." Ucapnya.

Giandra masih menunggu Maisha menghabiskan makanannya. Berbeda dengannya yang sudah habis sejak sepuluh menit yang lalu.

Kalau kata Dhanar, Giandra tuh kalo makan kaya mode vakum. Gak sampe lima menit juga kelar.

"Si Gian tuh mulutnya kaya gua hira. Martabak setengah loyang juga bisa masuk kedalem mulutnya."

Setelah selesai, Giandra terpaku melihat Maisha yang membereskan meja bekas makan mereka. Sebenarnya bukan kali ini saja. Beberapa kali mereka makan bareng, gadis itu pasti akan selalu membereskan mejanya hingga rapi.

"Aku pernah kerja di bagian fnb. Kalau ada pembeli yang bantu beresin bekas makanan mereka tuh rasanya seneng banget. Makanya aku lakuin itu juga."

Lalu mereka berjalan keluar. Giandra masih terus menggenggam tangan kecil Maisha dengan erat.

"Ini kenapa harus gandengan gini sih? Kaya mau nyebrang jalan aja." Ucap Maisha.

"Lah, emang mau nyebrang. Emang kamu bisa nyebrang sendiri?"

"Tapi gak usah pegangan kaya gini juga."

"Gak usah protes. Terakhir kamu coba nyebrang sendiri ketabrak sama mantanmu waktu itu. Sekarang kalau mau nyebrang jangan sendirian lagi."

Maisha tersenyum. Giandra kadang kalau lagi mode agak serius seperti ini kelihatan lebih wow dimata Maisha.

Mereka terus bergandengan sepanjang perjalanan menuju kantor. Sesekali Maisha tertawa karena lelucon yang di lontarkan oleh Giandra.

"Nanti pulang aku anter oke?"

"Oke."

Maisha keluar dari lift lebih dulu. Dia memasuki ruangan divisinya. Dan duduk di mejanya. Ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk.

Papa
Sha, bisa pulang kerumah?
Ada yang mau papa bicarakan.

Papanya mengirimkan pesan untuk pulang kerumah. Apa Maisha harus pulang? Sudah hampir lima bulan dia tidak pernah pulang.

'Yaudah lah, pulang sehari aja.'

****

Hola hola

Gimana part sweetnya?

Suka?

Atau mau lebih lagi?

Atau mau yang menguras emosi?

Menguras tangis?

Silakan komen sebanyak-banyaknya

Dan jangan lupa follow ig @xx.dlizxx buat dapet info update.

Oke segitu dulu

Adiosss

Shadow [Complete]Where stories live. Discover now