Sang Penakluk || Katakan, Kau Mencintaiku

1.4K 56 8
                                    

Bugh!

Sebuah pukulan mendarat di wajah tampan Rajendra Alister, yang baru saja membuka pintu untuk masuk ke ruang kerja di perusahaannya. Setelah gagal membujuk Rossaline, ia tampak sangat gusar, dan memilih kembali ke perusahaan. Namun, siapa sangka ia langsung di hadiahi pukulan di wajah tampannya itu.

"Ck!" Rajendra berdecak.

Pukulan itu bukan dari Mahesa, atau pun Emma, melainkan dari Angga. Sahabat, sekaligus asisten, dan juga orang kepercayaannya itu entah mengapa tiba-tiba saja melayangkan sebuah pukulan ke wajahnya.

"Pria brengsek!" umpat Angga.

Rajendra mengernyit, menatap wajah sang sahabat yang tampak memerah menahan amarah. "Kenapa kau memukulku, sialan!" serunya, sembari meringis karena pukulan Angga yang begitu sangat keras.

Angga kemudian melemparkan tab di tangannya, kepada Rajendra. Beruntung Rajendra menangkapnya dengan tepat, jika tidak maka nasib tab berharga jutaan rupiah itu akan hancur, tak bersisa.

Rajendra langsung menatap tab itu, yang menampilkan sebuah artikel tentang dirinya dan Agatha, di rumah sakit. Saat mengantar Agatha yang terkena alergi karena makanan laut.

Seharian ini, Rajendra memang belum membuka ponselnya. Selain karena hari ini ia sibuk mengurus Agatha, ia juga sibuk membujuk Rossaline yang masih marah kepadanya.

"Apa? Aku hanya membantunya ke rumah sakit, kebetulan kita makan di restoran yang sama. Aku melihatnya pingsan dan--"

"Sialan! Kau sudah lupa dengan apa yang telah wanita itu lakukan kepadamu, hah?" Angga benar-benar terlihat sangat murka.

Rajendra terdiam, meremas tab di tangannya. Tentu saja, ia tidak pernah melupakan apa yang sudah Agatha lakukan kepadanya tiga tahun lalu. Ia masih mengingat semuanya dengan jelas, bagaimana wanita itu menusuknya dengan sangat dalam.

Agatha adalah sepasang kekasih, keduanya menjalin hubungan selama tiga tahun lebih, Rajendra memperlakukan Agatha bak ratu, memberikan kartu unlimited miliknya untuk di gunakan Agatha sesuka hatinya. Hingga ia memutuskan untuk melamar Agatha, wanita itu menolak dengan alasan bahwa ia ingin terus menjadi model.

Rajendra tentu kecewa, padahal ia sudah mengatakan jika ia tidak akan mengekang diri Agatha dengan pernikahan mereka. Agatha masih boleh menjadi model seperti impiannya, namun Agatha tetap bersikeras tidak ingin terikat dengan pernikahan.

Tapi, suatu malam ia memergoki Agatha tengah memacu birahi, dengan seorang pria yang ia kenal satu agensi dengan Agatha. Bukan hanya itu, Agatha terus mengatakan jika ia mencintai pria yang tengah bersamanya, dan tidak pernah mencintai seorang Rajendra Alister.

Rajendra sangat hancur saat itu, sampai Emma, dan Mahesa harus turun tangan untuk mengusir Agatha ke luar negeri. Namun, setelah tiga tahun berlalu Agatha kembali ke Indonesia.

Rajendra tidak bohong soal ia yang kebetulan berada di restoran yang sama, karena ia memang di sana untuk makan bersama koleganya, tapi sampai di sana ia bertemu Agatha yang pingsan, dengan wajah yang sangat memerah.

Ia mencoba tidak peduli, tapi melihat Agatha yang sangat kesakitan, ia akhirnya tidak tega dan menolong wanita itu, membawa Agatha ke rumah sakit, dan meninggalkan koleganya di restoran.

"Kau salah paham Angga--"

Angga mendengkus kasar. "Apa kau tidak sadar, telah membawa wanita itu ke Trisakti Hospital? Tempat Rossaline bekerja?"

Rajendra mematung, sesaat ia lupa jika Rossaline bekerja di sana. Apa jangan-jangan Rossaline marah karena hal ini?

Angga mendengkus lagi, "Jangan bilang, jika kau lupa akan Rossaline?"

Sang Penakluk [PROSES PENERBITAN]Where stories live. Discover now