XV. Manis Tipis-tipis

1.2K 156 7
                                    

13

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

13.07.2023

_____________________

Rawi melirik gadis yang duduk di depannya. Dia merasa risih karena sejak tadi diperhatikan dengan seksama selagi mengerjakan beberapa soal di bukunya. Karena itu juga dia menjadi sedikit tidak bisa fokus menyelesaikan soal-soal menghitungnya saat ini.

"Jawabannya B."

Rawi menatap Yumna dengan bingung. Sementara Yumna hanya menampilkan wajah polosnya.

"Jangan ganggu." Gerutu Rawi lalu mulai mencari hasil dari perkaliannya.

Sejenak dia terdiam. Dilihatnya hasil yang dia dapat dan jawaban dari Yumna tadi. Keduanya sama, jawaban dari soal itu adalah pilihan B.

Rawi melirik Yumna yang begitu santai memandangi dirinya. Dia mulai berspekulasi macam-macam pada Yumna yang begitu mudah menjawab soal matematika tersebut. Bahkan, kini dia mengabaikan bukunya dan malah menatap Yumna dengan lekat.

"524 ditambah 656?"

Yumna gelagapan karena mendapat serangan dadakan dari Rawi. Dengan ragu dia menjawab pertanyaan itu.

"1.180?"

Rawi menghitung jawabannya. Dia terkejut melihat hasilnya yang benar.

"75 dikali 80?"

Yumna mengerutkan keningnya. Dia yang tadinya duduk santai dengan tangan terlipat di atas meja kini duduk tegap dengan wajah bingung.

"6000?" Jawabnya meski masih tidak tau maksud dari pertanyaan Rawi.

Rawi mendengus tidak percaya. Dia baru mendapatkan satu kenyataan yang mungkin tidak banyak diketahui oleh orang lain.

"Kalau kamu semampu ini dalam menghitung, kenapa kamu nggak mau serius saat belajar?" Tanya Rawi penasaran.

Yumna menyenderkan punggungnya di kursi. "Aku memang suka menghitung, tapi aku malas belajar." Akunya.

"Kamu udah punya dasar. Bahkan mungkin lebih dari aku. Kenapa sia-siakan kemampuan seperti ini?" Tanya Rawi lagi dengan gemas.

"Aku nggak suka belajar, Rawi."

Rawi semakin dibuat gemas dengan jawaban Yumna. "Tapi kamu bisa menyelesaikan soal yang aku buat dengan benar, Yum."

Yumna mendengus. "Aku cuma bantu hitung hasil akhir kok. Kalo jalannya memang nggak bisa." Akunya lagi.

Rawi menatap Yumna dengan kesal. Gadis itu ternyata menutupi kepintarannya dengan kemalasan.

"240 dikali 220?"

Yumna berdecak kesal. Dia tidak suka pembahasan seperti ini. Dia memang bisa menghitung cepat. Tetapi dia sangat malas untuk berpikir.

"Ayo jawab!" Perintah Rawi.

"52800!" Jawab Yumna dengan kesal.

Rawi menahan senyumnya. Dia kembali menambah hitungan untuk pacarnya itu. "5670 ditambah 3777?"

Perkara Cinta YumnaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz