VII. Si Bar-bar yang Penurut

1.2K 122 6
                                    

09

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

09.07.2023

____________________

Yumna dengan setia menunggu Rawi yang masih bergelut dengan bukunya. Dia sama sekali tidak mengusik ketentraman Rawi yang sedang mengerjakan sebuah soal matematika.

"Rawi... Lapar." Rengek Yumna sambil menatap Rawi.

Pemuda itu melirik Yumna tanpa mendongakkan kepalanya. Setelah itu dia melanjutkan mengerjakan soal di bukunya.

"Masih lama, ya?" Tanya Yumna lagi.

Rawi tidak bergeming sama sekali. Dia masih larut dalam soal matematika nya.

Setelah lima menit, Rawi melirik lagi ke arah Yumna yang kini setia menunggunya. Gadis itu malah sudah membaringkan kepalanya di kepala kursi. Mata gadis itu memandangi dirinya seperti kucing sedang meminta makan.

"Udah?" Tanya Yumna.

Melihat wajah kelaparan itu membuat Rawi menjadi kasihan. Akhirnya dia bangkit dari tempat duduknya untuk melangkah keluar dari kelas.

"Ayo!" Ajak Rawi yang berjalan lebih dulu. Sementara Yumna mengekor di belakangnya.

Sepanjang perjalanan, Yumna setia berjalan di belakang Rawi. Dia tidak protes ketika Rawi dengan kakinya yang panjang berjalan cepat di depannya. Dia hanya setia mengikuti Rawi dengan langkah kecilnya.

Saat mereka tiba di kantin, Rawi memutar badannya ke belakang. Dia melihat Yumna yang ternyata sedang berdiri dengan senyuman lebar hingga barisan giginya terlihat.

"Sesenang itu kamu setelah sama aku?" Batin Rawi.

Terkadang, dia bingung dengan kelakuan Yumna. Selama ini dia berpikir jika Yumna hanya sedang mempermainkan dirinya saja. Namun, setelah sehari ini dia dibuat bingung kembali dengan gadis bar-bar yang kini menjadi penurut itu.

"Aku mau gabung sama Angga dan Gara." Ujar Rawi.

"Aku juga!" Seru Yumna.

Rawi memutar kepalanya ke arah teman-teman Yumna.

"Teman-teman kamu udah ngeliatin kita. Pergi sana!"

Ucapan Rawi tersebut membuat bibir Yumna mengerucut. Dia ingin menghabiskan jam istirahat ini bersama Rawi.

"Kamu bilang aku boleh sama kamu kalau jam istirahat." Gerutu Yumna.

Rawi menghela napasnya. Dia lupa dengan ucapannya sendiri.

"Ya udah. Suruh teman-teman kamu gabung sama kami."

Yumna memekik riang. Dia dengan segera menghampiri teman-temannya untuk bergabung bersama teman-teman Rawi.

"Nggak!" Yumna menyurutkan senyumnya ketika Zeba menolak.

"Kenapa, Jeb?" Tanya Yumna.

"Risih lah, Yum. Enakan makan di sini aja."

Perkara Cinta YumnaOnde as histórias ganham vida. Descobre agora