Tigapuluh delapan

5.3K 279 2
                                    


Caca sudah keluar dari kelasnya, sekarang caca ila Rara dan sus Dita sudah bergabung duduk bersama Nadine dan Mba nia di kantin.

"Aku duluan ya Mba, soalnya aku harus ke butik"

"Oh yaudah hati hati dek, jangan lupa makan siang terus pokonya kamu jangan mikirin soal omongan Mba yang tadi, percaya sama Mba semuanya akan baik baik saja" ucap Mba nia memeluk adiknya, ia paham betul adiknya itu sedang tidak baik baik saja.

"Makasih ya Mba" ucap Nadine setelah melepas pelukannya.

"Iya, pokonya kalau ada apa apa kamu jangan sungkan bilang sama Mba, selama Mba bisa bantu pasti Mba bantu, Mba titip calon ponakan Mba ini ya"  kata Mba nia mengelus perut Nadine.

"Iya Mba pasti"

"Yaudah katanya mau ke butik, Mba masih mau disini nunggu anak anak makan eskrimnya"

"Pamit dulu ca" perintah Nadine pada anaknya.

"Tante, caca sama bunda duluan ya" ucap caca mencium tangan Mba nia.

"Iya anak manis, tante titip adik bayi nya caca di perut bunda ya nak"

"Siap tante " ucapnya dengan tanggan seolah memeberikan hormat ke pada Mba nia.

Mba nia tersenyum gemas mencium pipi ponakannya itu,

"Ila Rara, tante sama caca duluan ya"

"Iya tante"

"Yu Mba " Mba nia mengangguk tersenyum.

"Babay" ucap caca berlalu melambaikan tangannya.

Nadine caca dan sus Dita berlalu, jalan beriringan menyusuri lorong sekolah menuju parkiran, dimana mobil mereka berada.

"Bunda itu oma dan opa" ucapnya semangat menunjuk seseorang.

Nadine yang tak engeuh mencari seseorang yang di tunjuk caca, tapi ia tak menemukan mertunya itu.

"Mana sayang gak ada, bunda gak liat oma dan opa" tanya Nadine.

"Itu bunda" tunjuknya pada pasangan paruh baya yang berdiri di dekat gerbang tersenyum ke arahnya.

Deg,
Perasaan Nadine mulai enak, jangan bilang seseorang yang di tunjuk oleh caca adalah orangtua Sinta, tapi untuk apa mereka datang lagi.

Nadine menarik napasnya ia mencoba berpikir jernih.

"Caca kesana dulu bunda" ucapnya berlalu melepas kan genggamannya dari sang bunda ke arah yang ia tunjuk.

"Caca" teriak sus Dita mengejar caca.

Nadine masih diam di posisinya, menyaksikan caca yang dengan semangat berlari ke arah dua orang yang baru kali ini Nadine liat, apa kah mereka orangtua Sinta? Hati Nadine bertanya tanya.

"Bunda, ini oma dan opa" teriak caca yang membuat Nadine tersadar dari lamunannya.

Nadine menghela nafasnya kasar, berjalan ke arah mereka dengan jalan yang sedikit ia seret, hatinya bertanya tanya. Apa benar mereka berdua yang anaknya itu panggil opa dan oma adalah orangtua sinta?

"Bu, ibu baik baik saja kan? " tanya sus Dita, saat Nadine sampai di hadapan mereka.

Nadine tersenyum mengangguk, dia masih diam belum mengeluarkan sepatah kata pun.

"Saya Dani sapawi dan ini istri saya Ella sapawi" kata seorang laki laki paruh baya memperkenalkan diri.

Nadine mengerutkan keningnya tak paham,

"Oh mungkin kamu gak tau siapa kita, kita berdua orangtuanya Sinta dan kamu pasti tau kita siapa" ucap seorang perempuan yang di perkenalkan bernama Ella.

TAKDIR (Menemukan Kita Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang